Rabu, 30 April 2014

Ao no Exorcist: underworld



Tittle: Ao no Exorcist: Underworld
Summarry:
Bagaimana jika ada dunia lain selain Gehenna dan Assiah yang hendak menguasai Assiah? Para iblis dari dunia lain yang menginginkan sesuatu yang sama dengan Gehenna, menyebabkan dunia diambang kehancuran. Apa yang akan dilakukan oleh para Exorcist untuk melindungi Assiah?

Main Cast: Okumura Kyoudai, Mephisto Pheles, Amaimon, Arthur Auguste Angel, Shura Kirigakure, Suguro Ryuuji, Konekomaru Miwa, Shima Renzo, Kamiki Izumo, Moriyama Shiemi, Belphegor and his Legion

Genre: Yaoi, Romance, Supranatural, Friendly, Shounen ai

Pair: RinYuki, MephisMon, AngelShu

Rating: T

Disclaimer: Okumura Kyoudai dkk bukanlah milik saya, melainkan milik Kazue Kato-sama, tetapi alur cerita ini sepenuhnya adalah milik saya.

Warning: OOC, Typo, amatir, gaje, BL, Alur Lamban, membosankan, aneh bin gak jelas.




Ao no Exorcist: Underworld

Dua tahun berlalu sejak penyerbuan yang dilakukan oleh Satan dan pasukannya ke Asiah. Satan melakukan itu atas nama ibu, dan dia banyak merusak di dunia ini. Tetapi setelah semuanya berakhir, itu berakhir. Mephisto, eh, maksudku Johnn Faust .V masih menjadi kepala sekolah Sei Juu-Ji gakuen dan menyuruh adiknya Amaimon untuk kembali ke Gehenna. Aku tidak tahu apa yang sedang direncanakan oleh mereka di dalam dunia itu. Tapi apapun yang terjadi, aku akan melindungi semuanya, seperti janjiku dan Yukio waktu itu. Aku sekarang sudah menduduki peringkat sebagai Exorcist kelas Menengah bawah, dan Yukio? Dia menjadi seorang Exorcist kelas atas yang dihormati oleh banyak orang. Lalu Shiemi, Suguro, Shima dan yang lain telah berada sejajar denganku, dan mereka sangat hebat. Suguro menjadi Dragoon dan Aria yang berhasil, kemampuan menghafalnya luar biasa. Konekomaru Shima selalu bersamanya, dan mereka bertiga partner yang hebat. Shiemi dan alis tebal menjadi Tamer yang keren. Si alis tebal a.k.a Kamiki Izumo itu sudah membuat kontrak baru dengan beberapa iblis kelas menengah ke atas. Aku tentu saja, menjadi seorang Knight, dengan Kurikara ini aku tidak akan terkalahkan #plakk. Tapi tetap saja, seperti apapun pangkat kami, kami masih harus banyak belajar untuk menjadi Exorcis yang sesungguhnya. Yukio selalu mengajakku untuk pergi menjalankan misi bersama-sama (aslinya Yukiolah yang dipaksa) dan kami menjadi lebih akrab dari biasanya. Yah, semuanya terasa lebih baik sekarang, keberadaan kami sebagai iblispun tidak dipermasalahkan oleh orang-orang.
*Ao no Exorcist: Underworld*
#Normal POV#
“Dalam keyakinan daemonia, iblis digolongkan dalam banyak suku yang disebut Legiun. Setiap beberapa legiun dipimpin oleh seorang iblis tingkat atas. 72 iblis yang disegel oleh The King of Sollomon merupakan iblis pemimpin yang mempunyai lebih dari 10 Legiun di bawahnya. Seperti Asmodeus misalnya, ia adalah salah satu iblis bergelar Great President di neraka yang memimpin lebih dari 30 Legiun iblis...” Pagi itu, Inokawa-sensei memulai pelajaran seperti biasa, pengetahuan tentanhg Grimoire sangat diperlukan oleh siswa-siswi Juku meskipun mereka sudah berada pada level Exorcis menengah. Semua siswa memperhatikan pelajaran tersebut, eh, tidak, maksudku hampir semua. Di bangku paling depan, duduk didekat siswi blondie, seorang siswa nganggur yang begitu ngantuk sepertinya sedang keasyikan memimpikan sesuatu, yaampun tidurnyaa benar-benar nyenyak.
“Okumura-kun! Okumura-kun!” panggil Inokawa-sensei yang sama sekali tidak diberikan respon oleh insan yang dipanggil.
“Rin! Rin, bangunlah!” kali ini giliran gadis blondie yang disebelahnya, namun sepertinya masih gagal.
lalu... “BRAKKK...!”
“ee..., aku tidak melakukannya!” Okumura Rin, siswa yang tidur itu terlonjak dengan sekaget-kagetnya ketika sebuah buku tebal menghantam kepalanya. Di hadapannya, sang guru yang sudah tidak tahan lagi mulai mengeluarkan death glare yang mampu menyaingi aura Amaimon. Semua bergidik ngeri.
“e..., ehehe.., warui sensei...” ucap Rin sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
“Okumura-kun, kalau kau tidak mau belajar utnuk kelulusan sebagai seorang Exorcis, sebaiknya keluar saja” ucap Inokawa-sensei dengan death glarenya. Rin hanya bisa bergidig melihatnya. Sementara gadis blondie di dekatnya tertawa kecil melihat tingkah temannya itu.
“apa yang lucu, Shiemi?” tanya Rin dengan wajah masam.
“iie” jawab gadis bernama Shiemi Moriyama itu. Rin hanya mendesah, dan pelajaranpun dilanjutkan.
“yaampun, si Okumura itu sama sekali tidak berubah ya!” ujar Suguro dengan nada mengejeknya.
“ahaha..., sudahlah, Bon” celetuk Shima. Konekomaru hanya tertawa garing. Sementara Rin yang mendengar hal itu membuat telinganya bergerak, lalu berbalik dengan wajah stres bin ngeri dan gerakan patah-patah leher ke arah Suguro.
“apa yang kau katakan dasar preman...?” aura biru mulai menyeruak dari tubuh Rin.
“ehem..., Okumura-kun” sahut Inokawa-sensei sambil menepuk-nepuk mejanya dengan buku tebal yang dihantamkannya pada kepala rin sebelumnya. Aura biru di tubuh Rin seketika menghilang.
“ha-haik, sensei” jawabnya menjadi mode pusy cat.
*Ao no Exorcist: Underworld*

“Tadaima...!!” apartemen pria Sei Juu-Ji yang ditempati oleh Okumura Kyoudai itu terasa sepi, Yukio baru saja pulang dari pekerjaannya sebagai guru di Sei Juu-Ji gakuen, atau lebih tepatnya di kelas Juku, kelas yang mengajari siswanya pelajaran tambahan untuk mencapai tujuan tertentu yang dalam hal ini adalah menjadi seorang Exorcist. “nii-san!!” panggilnya kepada kakak kembarnya yang sepengetahuannya harus ada di rumah saat ini.
Yukio merasa ada yang aneh, diapun buru-buru masuk ke dalam rumah untuk memastikan keadaan kakaknya, ketika ia membuka satu persatu ruang namun tidak menemukan keberadaan kakak kembarnya itu, rasa khawatir dan firasat buruk menjalar di hatinya.
“nii-saan!!!” panggilnya lagi, namun tidak ada jawaban sama sekali. Iapun berlari ke lantai teratas gedung aparteman tersebut, ketika ia hendak menaiki anak tangga terakhir, sebuah guncangan terjadi di tempat itu, membuat rasa khawatir Yukio bertambah. Segera ia menaiki anak tangga tersebut, namun sepertinya apa yang dilihatnya tidak seperti yang dikawatirkan.
“ayo, mulai lagi Kuro! Gunting, batu, kertas!!” seru seorang pria berambut acak-acakan sambil bermain gunting batu kertas bersama peliharaannya, Kuro, kucing iblis yang berhasil dijinakkannya. Ketika pria itu kalah, Kuro akan menghantamkan ekornya ke tubuhnya sekeras mungkin sehingga menyebabkan ruangan di bawah berguncang. Yukio yang melihat permainan konyol itu hanya bersweetdrop ria.
“Nii-san, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Yukio sambil berkacak pinggang di hadapan kakak kembarnya, Rin.
“oh, Yukio, okaeri!! Hehe.., mau ikut main?” tanya Rin sambil menunjukkan cengiran khasnya.
“huh..., kerjakanlah hal yang penting” ucap ketus Yukio kemudian pergi. ‘haah..., seharusnya aku tak perlu sekhawatir itu pada Nii-san’ batin Yukio.
“kau ini. Ah, aku sudah memasak makanan. Kau makanlah” seru Rin sebelum Yukio menghilang di balik pintu loteng.
*Ao no Exorcist: Underworld*
Malam menjelang, Yukio dan Rin seperti biasa sudah berada di kamar mereka. Rin sibuk dengan koleksi manga Yukio, sementara Yukio sendiri sedang mengerjakan tugas-tugasnya.
“oi, nii-san, harusnya kau belajar. Sebentar lagi ujian kelulusan” sahut Yukio menegur kakaknya tanpa berpaling kepadanya.
Rin yang mendengar hal itu mendengus “aku sedang belajar cara memahami isi manga, kisahnya menarik, kerjakan saja tugasmu, kuso megane!” jawab Rin ketus. Sebuah perempatan muncul di jidat mulus Yukio.
“nii-san..., kau ini...” sebelum Yukio sempat mengatakan tujuannya, bel apartemen mengusiknya. Rin memandang jam, pukul 8 malam.
“siapa yang bertamu malam-malam begini?” tanya Yukio.
“sudah, buka saja”
setelah menghela napas dengan sulitnya, Yukio akhirnya membuka pintu itu. Beberapa sosok pria berjas hitam yang tidak dikenalinya berdiri diambang pintu.
“ah..., maaf. Ada perlu apa?” tanya Yukio.
“Okumura Yukio?” tanya pria tersebut.
“benar”
“namaku Romeo Mephis, utusan dari Sei Juu-ji cabang Timur. Bisakah aku membicarakan satu hal yang penting dengan anda?” tanya pria paruh baya tersebut. Yukio hanya mempersilahkannya. Ketika mereka duduk di sofa ruang tamu, Rin turun dengan semangatnya ke bawah sehingga hampir terjungkir sewaktu menuruni tangga, membuat Yukio menepuk jidatnya sendiri.
“ah.., maaf, dia saudara kembarku. Jadi..., ada apa sehingga utusan Sei Juu-ji Timur mendatangiku seperti ini?” tanya Yukio to the point.
“ini sebuah masalah yang rumit tuan Okumura. 2 minggu yang lalu, ketua tim penelitian ilmu gaib markas besar Vatican menemukan suatu keganjalan dimensi”
“keganjalan dimensi?” sahut Rin tak mengerti.
“ini sepertinya berhubungan dengan penyerangan Gehenna ke Asiah. Ketika gerbang Gehenna membuat keretakan dimensi demi menelan Asiah ke dalamnya, sebuah robekan yang lebih dalam terjadi sehingga menyebabkan suatu ruang antardimensi rusak dan membuat dimensi yang seharusnya tidak berhubungan langsung dengan Asiah menjadi terkontak.” Jelas pria bernama Romeo Mephis tersebut.
“lalu..., apa hubungannya dengan kami?”
“Satan adalah penyebab keretakkan tersebut. Kami masih menduga bahwa dimensi atau dunia tersebut adalah bagian dari Gehenna. Untuk memastikannya, kami memerlukan kekuatan dari kalian berdua. Darah satan akan bereaksi pada garis dimensinya dan memicu sesuatu di dalamnya. Ini karena kita tidak tahu apa yang bersarang didalam sana. Kami meminta persetujuan kalian untuk melakukan pekerjaan ini” ujar priaa tersebut. Yukio hanya terdiam.
“kami bersedia!” sahut Rin tiba2, membuat Yukio menatapnya dengan wajah ngeri+kaget.
“ni-nii-san?!! Apa yang kau lakukan? Kita harus memikirkannya dulu!!” celetuk Yukio sambil mengguncang-guncangkan tubuh kakak kembarnya itu dengan kasar sampai Rin berasa pusing. Tapi sedetik kemudian Rin tersadar, memandang Yukio penuh arti.
“Yukio, kalau kita tidak melindungi dunia ini, maka semua yang berharga bagi kita akan musnah. Aku tidak ingin kehilangan hal yang penting dan dunia ini” ucap Rin serius. Yukio hanya menatapnya terkejut. Yukio menghela napas.
“hh..., baiklah, kami terima. Kapan kami harus ke sana? Dan di mana tempatnya?” ucap Yukio menyerah.
“perwakilan Vatican akan menjemput kalian besok setelah sekolah, tempat retakan tersebut ada di Saitama.”
“uuaa.., saitama? Keren, na, Yukio, kita sekalian jalan-jalan ya!”ucap Rin seenak dengkulnya sambil bermain-main dengan Kuro. Sebuah perempatan berkedut kembali muncul di jidat Yukio.
“baiklah, tuan Okumura, kami akan kembali ke markas. Maaf sudah mengganggu anda”
Setelah pria bernama Romeo itu pergi bersama para antek-anteknya, Rin dan Yukiopun segera kembali kekamar mereka.
“nii-san, kenapa tidak kau pikirkan dulu? Kita belum tahu akibat yang akan kita dapat dari semua itu” ucap Yukio pada Rin, sementara Rin hanya terdiam membelakangi adik kembarnya itu.
“Yukio, bukankah kita sudah bersumpah di hadapan Satan waktu itu, bahwa kita akan melindungi dunia ini dan teman-teman kita?” sahut Rin kemudian.
“tapi..., aku sangat mengkhawatirkanmu nii-san, aku tidak ingin kau dimanfaatkan seperti dulu” tapis Yukio sambil mengingat apa yang pernah dilakukan oleh Ernest Feredrick Egine, kakeknya kepada Rin.
“itu adalah masalah lama bukan? Dan sekarangpun kita sudah mendapat kepercayaan dari dunia ini, apalagi kita ini adalah Exorcis” Rin berbalik menatap adiknya, pandangan mereka bertemu, Iris yang sama.
“tapi tetap saja, aku menghawatirkanmu”
“baka! Kau selalu bertingkah keibuan dan menganggapku anak kecil!” bentak Rin dengan wajah ngambeknya yang sukses membuat bulu kuduk Yukio meremang. “hh..., tujuan kita untuk menjadi Exorcis bukankah sudah jelas?” Rin memandang adik kembarnya itu sambil tersenyum hangat. “kita akan menjaga apa yang terpenting bagi kita. Aku tidak ingin lagi kehilangan orang yang kusayangi seperti kakek tua atau ibu. Kita membuktikan bahwa kita mampu melindungi apa yang kita cintai, apa itu salah? Setidaknya kita bisa mencegah apa yang buruk terjadi” ujar Rin. Yukio hanya terbengong mendengarnya.
‘benar juga. Aku berlatih menjadi seorang Exorcis untuk melindungi nii-san, aku sudah berjanji untuk berusaha menjaganya’ batin Yukio sambil tersenyum “nii-san”
Rin menguap sangat lebar sehingga gigi-ggi taringnya terlihat, telinga iblisnya agak bergoyang.
“haah, berbicara terlalu banyak membuatku mengantuk. Aku tidur duluan...” setelah mengatakan itu Rin langsung menyembunyikan diri ke dalam selimut dan tertidur. Yukio masih memandangnya sebelum akhirnya mengikuti kakaknya.
*Ao no Exorcist: Underworld*

Keesokan harinya, Yukio sarapan seperti biasa, ia pasti sedang makan dengan khidmat sekarang jika saja ia tidak mendengar suara gaduh menuju ke arahnya. Dengan malas pemuda bersurai cokelat kehitaman itu menengok ke pintu dapur dan mendapati sosok sang kakak yang mengerem larinya dengan wajah yang terbakar api biru. Chotto, api biru??!!!
“dasar mata empat jerawatan, kenapa tidak membangunkanku!!” seru Rin sambil melayangkan tendangan ke arah Yukio hingga menyebabkan Yukio terjungkir ke samping dengan tidak elitenya.
“ghaa..., aku membangunkan nii-san sebanyak 5 kali dan nii-san hanya mendengkur!!!” protes Yukio sambil membetulkan letak kacamatanya dengan wajah penuh emosi.
“ue?” api biru di kepala Rin padam, ekspresinya berubah menjadi terbengong, butuh beberapa detik untuk mencerna kalimat Yukio barusan. Lalu ia tertawa gaje.
“dan berhenti memanggilku dengan sebutan kacamata jewatan! Nii-san yang memang sulit dibangunkan! Kau tidur dengan bantal di atas kepalamu!” seru Yukio ngambek.
“ehehe..., lain kali coba sampai 6 kali ya, Yukio” celetuk  Rin seenak jidatnya sendiri, membuat Yukio kesal. “itadakimasu!!” seru Rin kemudian memakan makanannya yang telah disediakan oleh Ukobach (setan perapian yang membuat masakan semakin enak di malam hari) sebelumnya. Setelah itu merekapun berangkat ke sekolah.
Di dalam Sei Juu-Ji gakuen, Rin segera memasuki Ruangan Juku untuk melanjutkan pelajarannya sebagai Exorcis.
“Rin!” seseorang menyapa Rin yang baru masuk di dalam kelas tersebut. Gadis blondie yang selama ini duduk di dekatnya, Moriyama Shiemi.
“oh, Shiemi. Nande?”
“eto..., aku mendengar dari kepala sekolah bahwa kau dan Yuki-chan akan ke Saitama sebentar, apa itu benar?” tanya Shiemi.
“ea..., itu benar. Tenang saja, nanti kubawakan oleh-oleh”
“memangnya, kau ada urusan apa ke Saitama?” sahut Suguro.
“haah, aku juga tidak tahu. Tanyakan saja pada Yukio nanti” jawab Rin.
“aku bertanya padamu baka!”
“sudah kubilang tanyakan pada Yukio! Arrgg” keduanya saling menempelkan jidat dengan wajah yang penuh amarah, sebuah kegiatan rutin oleh kedua orang itu, sama sekali tidak berubah.
“sudahlah Bon...” sahut Konekomaru.
“mereka sama sekali tidak berubah” desah Shima.
beberapa detik kemudian.
“BRAKK...PRANG...BUG...BOM...BAKK...BUGGGKKK...”
sebuah bunyi-bunyian rohani #plakk bergema di dalam ruangan Juku, dentuman demi dentuman keras terdengar dan berakhir dengan 2 orang korban tidak selamat dari bebunyian tersebut. Rin dan Suguro berakhir dengan pose tergeletak di lantai secara tidak elite bersama 3 benjolan di kepala akibat terkena hantaman salib raksasa yang dibawa oleh Neuhaus-sensei, yah, guru yang satu ini kembali dipekerjakan di Sei Juu-Ji cabang jepang setelah melakukan penyucian dan pengampunan di Vatican, selain itu, Mephisto Pheles berhasil meyakinkan Grigori untuk mengembalikan Neuhaus ke dalam Sei Juu-Ji.
“ittaaaaaiiii....!!!!” seru  Rin dan Suguro bersamaan.
“jika kalian masih bertengkar, maka akan kusuruh kalian lari keliling lapangan 100x dengan memikul sebuah salib raksasa” ujar Neuhaus-sensei dengan wajah killer miliknya yang sukses membuat bulu kuduk Rin dan Suguro meremang, membuat mereka beringsut dan duduk di tempatnya masing-masing.
Pelajaran dimulai seperti biasa, kali ini Neuhaus-sensei kembali mengajarkan tentang teknik summon, untuk memanggil iblis dan mengendalikannya.
“dalam kepercayaan satanis, iblis-iblis memiliki komunikasi yang kuat dengan sesamanya. Dalam kitab iblis yang ditulis oleh Solomon King, beberapa legiun iblis dipimpin oleh seorang raja iblis yang memerintahkan mereka di bawah kuasanya. Dengan mengendalikan beberapa iblis yang berada di bawah pimpinan ‘raja’ legiun tersebut, kita dapat mengutus komunikasi dengan pemilik legiun kemudian memanggilnya dan membuat kontrak. Tetapi, untuk melakukan itu, haruslah dibekali rasa keberanian tinggi, karena pimpinan beberapa legiun iblis sangatlah kuat dan begitu sulit dikendalikan. Ini adalah teknik paling beresiko yang ditempuh oleh seorang tamer ketika sangat terdesak” jelas Neuhaus-sensei.
“ano..., sensei, apakah segel yang tercipta juga harus berbeda?” sahut Konekomaru.
“segel sang pimpinan akan diciptakan oleh beberapa anggota legiun yang dipimpinnya. Lihatlah” Neuhaus-sensei lalu menulis 5 buah segel di lantai, kemudian ia melukai tangannya dan mencipratkan darahnya ke setiap segel yang ada. Setelah itu iapun membaca puji-pujian. Lalu perlahan dari segel-segel tersebut keluar sekumpulan asap, dan dari kumpulan asap-asap tersebut keluar masing-masing sosok Ghoul yang masih berbentuk binatang.
“so-sonna! Dia memanggil 5 Ghoul sekaligus?!” sahut Kamiki Izumo tak percaya.
“subarashi na, Neuhaus-sensei” ujar Shiemi terkagum-kagum.
“perhatikan baik-baik, untuk mengendalikan lebih dari 1 iblis diperlukan konsentrasi dan keberanian tinggi. Sekarang, melalui komunikasi diantara mereka aku akan memanggil pemimpinnya. Aku memanggil dia yang terkutuk diantara mereka, memimpin derap kakinya diantara lautan api dan danau kemuslihatan. Penuhi permintaanku, jauhkan dari mereka yang menolak atas rasa takut darimu!” setelah Neuhaus-sensei mengucapkan puji-pujian untuk memanggil pemimpin legiun iblis yang dipanggilnya, ke-5 Ghoul yang berada pada masing-masing segel yang digambar oleh Neuhaus-sensei melebur, kemudian segel yang digambar itu bersinar dan membentuk segel baru yang lebih besar.
“i-ini..., kekuatan yang besar...” ucap Suguro sambil menutupi wajahnya dari silaunya cahaya tersebut, yang lainpun melakukan hal yang sama.
setelah beberapa saat, cahaya itu menghilang, lalu sosok yang dipanggil oleh Neuhaus-sensei berhasil mengejutkan Rin dan yang lain, sesosok Pocong, eh, maksudnya anjing berkepala 3 yang terbakar api muncul di atas segel tersebut. Nampak menyeramkan dan mengerikan.
“Ne-Neuhaus-sensei..., kore wa...” Konekomaru tak dapat berkata-kata, atau lebih tepatnya bingung.
“Cerberus..., iblis yang menjaga pintu neraka” sahut Kamiki.
“Cerberus?!! Kereen!!” seru Rin. tetapi sesaat kemudian, Neuhaus-sensei menghapus segel tersebut dan menghilanglah sosok Cerberus yang dipanggilnya tadi. Bel tanda mata pelajaran selesai berdering sesaat setelah Neuhaus-sensei menghapus segel yang tercipta tadi.
“baiklah, pertemuan ini dicukupkan. Silahkan tunggu pelajaran berikutnya. Dan jangan meracau!” kalimat terakhir dalam ucapan Neuhaus tadi ditujukan khusus untuk Rin dan Suguro, yang dipandangi dengan ekspresi killer itu hanya mampu beringsut mundur.
*Ao no Exorcist: Underworld*

Beberapa waktu kemudian, masuklah guru berikutnya, Okumura Yukio. Seperti biasa, Yukio akan menjelaskan materinya terlebih dulu, yang lain akan memperhatikan sementara Rin tertidur dengan mimpi indahnya yang entah apa itu. Lalu tiba-tiba saja.
“BRAKK...” suara buku terbanting diatas meja menyeruak mengusik kondisi kelas Juku, Rin yang tertidur pulas terbangun dengan tidak elitnya bersama iler yang masih menggantung di sudut bibirnya. Karena buku yang dibanting itu adalah di atas meja Rin, tentulah dia yang paling kaget, kemudian dengan malu-malu dia menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal sambil tersenyum gaje.
“ehehe..., gomen nasai...” ucapnya. Yukio hanya berdecak menyaksikan kelakuan kakaknya di dalam kelas yang begitu kekanak kanakak.
“hh..., Okumura-san, harus berapa kali kukatakan untuk tidak tertidur di jam pelajaranku” ucap Yukio dengan perempatan di jidatnya.
“go-gome...”
Yukio hanya menghela napas kemudian pelajaran kembali dilanjutkan. Tapi, kebiasaan tetaplah kebiasaan. Bukan Rin Okumura namanya jika tidak mengulangi hal yang sama.
*Ao no Exorcist: Underworld*

Waktu berlalu, kini jam pelajaran di Sei Juu-Ji gakuen telah selesai. Semua siswa telah menuju ke rumah mereka masing-masing. Saat Okumura Kyoudai melewati gerbang besar Sei Juu-Ji gakuen, sebuah mobil besar menghampiri mereka, Okumura Kyoudai cukup terkejut. Kaca depan mobil tersebut diturunkan, menampilkan beberapa orang pria berpakaian serba hitam dengan kacamata raybean.
“Okumura Yukio dan Okumura Rin?” tanya salah satu pria yang duduk di dekat kaca jendela yang terbuka.
“haik, dan kalian?” tanya Yukio, Rin hanya menatap heran.
“kami utusan dari markas besar Vatican. Mohon ikut kami menuju ke Saitama” jawab orang itu.
“ah..., baiklah”
Okumura Kyoudai menaiki mobil tersebut kemudian melaju ke Saitama. Sebelum mereka benar-benar pergi, sepasang mata memperhatikan mereka, Shiemi.
“Yuki-chan, Rin? Ini pasti urusan yang penting” ujarnya kemudian melangkah pulang.
setelah beberapa jam melakukan perjalanan mobil, akhirnya rombongan Okumura Kyoudai sampai di tempat tujuan. Di sana ada banyak orang yang merupakan utusan dari Vatican, para Exorcist yang dibekali keahlian khusus, juga ada anggota tim penelitian ilmu gaib.
“bagaimana perjalanan kalian, Okumura Kyoudai?!” sahut seseorang, suaranya terdengar familiar di telinga Yukio maupun Rin, maka keduanya berbalik dan menatap sosok yang benar-benar membuat mereka cukup terkejut kurasa.
“Mephisto??!!!” seru Rin sampai bola matanya mencuat keluar.
“ke-kepala sekolah Faust, apa yang anda lakukan di sini?” tanya Yukio.
“yare yare, aku ke sini karena ada keperluan, sama seperti kalian” jawab Mephisto.
“hai, apa kabar kalian?” seorang perempuan dan laki-laki muncul dari belakang Mephisto.
“Shura? Dan pria wanita itu juga?” celetuk Rin seenak jidatnya sambil menunjuk Shura dan seorang paladin, Arthur Auguste Angel.
“pakai ‘-san’ dasar bodoh!” protes Shura.. Kalimat “Pria-Wanita” yang terlontar dari mulut Rin barusan membuat darah Angel naik, aura membunuh keluar dari tubuh jakungnya.
“berani sekali..., kau putra Satan...,...” ucap Angel ,masih dengan aura membunuh di sekujur tubuhnya.
“wah, wah, kau terlihat lebih berkilau, botak” sahut Shura. Kali ini Angel benar-benar tidak tahan. Wanita pria, botak? Kemudian pandangannya mengarah ke Shura. Yang dipandang hanya balik menatap bosan.
“hoi, hoi, sudahlah. Apa kalian tidak malu wahai orang dewasa?” sahut Mephisto menengahi, dan sepertinya berhasil.
“uum.., jadi, apa tugas kami?” tanya Yukio.
“kalian akan membantu kami untuk mendeteksi kehidupan di dalam Dunia itu. Kekuatan Satan dalam diri kalian dapat menjadi detektor yang jelas” jawab Shura.
“bagaimana Caranya?” tanya Rin.
“ikutlah” Angel sepertinya sudah kembali. Diapun membawa Okumura Kyoudai beserta yang lain menuju tempat ‘retakan’ itu. Dapat dilihat, sebuah lubang retakan besar membentang sepanjang 500 m dengan dalam yang tidak dapat diperkirakan.
“Vatican telah membuat alat detector yang disesuaikan dengan kekuatan kalian.” Ujar Angel menjelaskan.
“jadi..., ini adalah...”
“lubang dimensi” sambung Yukio.
“dan..., kami juga mendapat kabar yang tidak menyenangkan tentang lubang itu” sahut Mephisto. Semua memandangnya.
“sebelum disadari bahwa ada keretakan dimensi di dalam lubang tersebut, kami mendapat banyak sekali laporan penampakan iblis yang tidak biasa di tempat ini. Mereka berkelompok dan melakukan kegiatan yang tidak dilakukan iblis-iblis lain. Seperti membuat Corp Circle, menggambar segel, atau yang lainnya. Selama 2 tahun ini ada lebih dari 400 laporan mengenai penampakan iblis. Aku jadi penasaran, hal apa yang akan dilakukan oleh iblis-iblis itu” sambung Mephisto memperjelas.
“itu..., jumlah yang banyak” ucap Yukio.
“tenang saja, Vatican telah mengirim beberapa Exorcis untuk mengendalikan jumlah iblis yang ada. Lagipula, kebanyakan laporan mengatakan bahwa iblis-iblis itu berasal dari lubang ini” sahut Shura.
“baiklah, akan kita mulai.” Angel menyediakan mereka sebuah alat khusus yang mirip salib dengan bagian bawah menyerupai tongkat sedang atasnya berhiaskan rubi.
“ini adalah Daemon Detector, alat yang dipakai oleh pendahulu manusia untuk mendeteksi keberadaan iblis di suatu daerah secara luas. Kita juga akan memakai Karakuri sebagai pemicu kekuatan kalian” jelas Angel.
“uh.., baiklah” Rin mengeluarkan Koumaken dari kain pembungkusnya. Yukio memegang Daemon Detector, sedang Rin melepas Kurikara. Api biru menyeruak dan menyelimuti tubuh Yukio dan Rin. Mereka berkonsentrasi. Tak lama kemudian, rubi yang menghiasi kepala Daemon Detector itu bercahaya sangat terang, kemudian di dalam pikiran mereka Yukio dan Rin seperti tersambung dengan seseorang sehingga mereka mampu berkomunikasi dengannya.
“kalian sangat naif, Budak Tuhan” ucap suara itu. Rin dan Yukio berada dalam alam bawah sadar mereka.
“siapa?” tanya Rin.
“kalian begitu naif sampai berani membuka celah yang besar ini. Tidak ada cara untuk menutupnya. Kami akan segera datang ke dunia kalian, Neraka yang sesungguhnya.”
“aku bertanya siapa kau!!” bentak Rin.
“nii-san” Yukio mencoba menenangkannya.
“hahaha..., siapa aku apa itu penting untukmu? Riwayat kaummu akan segera selesai. Tapi..., baiklah. Aku, Bellphegor, dewa dunia bawah. Silahkan nikmati sisa waktu kalian” ucap suara itu kemudian menghilang. Lalu semua kembali ke kehidupan nyata. Api biru masih menyelimuti Okumura Kyoudai. Tetapi mereka tahu, apa yng mereka dengar itu tadi bukanlah mimpi. Rin memasukan kembali Kurikara kedalam sarungnya, dan api biru di sekujur tubuhnya menghilang.
“tanda reaksi iblis terdeteksi sangat jelas! Lubang dimensi itu adalah jalan yang menghubungkan Asiah dengan dunia lain!” seru seorang tim peneliti.
Yukio dan Rin menghadap kepada para Utusan di belakang mereka, sesuatu terbersit di benak mereka, sebuah pertanyaan.
“harus ada yang menjelaskan kepada kami apa ini sebenarnya” ucap Yukio keliatan serius.
“memangnya, apa yang kalian lihat, Okumura Kyoudai?” sahut Mephisto. Namun tiba-tiba, tangan kiri Mephisto langsung digaet oleh Rin, begitu pula tangan kanannya yang digaet oleh Yukio.
“o-oi, a-ada apa ini? Apa-apaan?” tanya Mephisto panik.
“kami akan menginterogasi anda, tuan Angel, anda tidak keberatan?” ucap Yukio pada Angel yang dijawab dengan anggukan singkat. Akhirnya Mephisto diseret oleh Okumura Kyoudai menuju tempat yang tidak diketahui semua orang.
*Ao no Exorcist: Underworld*

Di dalam kamar Okumura Kyoudai di dalam asrama pria Sei Juu-Ji, Rin dan Yukio dengan pakaian seorang detekif hendak menginterogasi seorang tersangka bernama Mephisto Pheles.
“baiklah, kalian sudah berlebihan. Tanyakan saja apa yang ingin kalian tanyakan” ucap Mephisto kembali original.
“Pheles-kyo, tadi..., kami sempat melakukan sebuah kontak dengan seseorang di dalam dimensi itu. Ada sesuatu yang dia katakan tentang dunia bawah. Apa maksudnya itu?” tanya Yukio.
“ooh..., kalian berkomunikasi dengan mereka? Apa yang dikatakannya?”
“sesuatu tentang kehancuran Assiah” jawab Rin.
“wah, wah, itu sangat berbahaya. Apa lagi?”
“anda belum menjawab pertanyaan saya, Pheles-kyo” sahut Yukio yang sedari tadi dicueki.
“yah..., baiklah Yukio. Pada dasarnya, Orang-orang hanya mengetahui hanya ada 2 dunia yang berlawanan, yaitu Assiah dan Gehenna. Tetapi selama ini, mereka tidak tahu bahwa diantara 2 dunia itu masih terdapat dunia lain”
“dunia lain?” terlihat Rin dan Yukio cukup terkejut mendengarnya. Mephisto menyeringai.
“dunia itu disebut Dunia Bawah. Adalah tempat yang dalam alkitab disebut Neraka”
“nani!?? Neraka?” Okumura Kyoudai kembali terkejut.
“sou” Mephisto berdiri dari duduknya, membuka topi kebanggaannya dan menaruhnya di meja belajar Yukio kemudian menghadap jendela. “Dunia bawah adalah tempat dimana iblis dengan kekuatan supranatural tinggi berada, tempat iblis yang disebut pemimpin Legiun iblis berada di sana. Neraka yang sesungguhnya dan tempat bagi iblis. Selama ini, Assiah tidak pernah bersentuhan ataupun berkomunikasi dengan Dunia Bawah dikarenakan perbatasan dimensinya yang begitu rapat. Dikatakan pula bahwa tuhan menjaga keseimbangannya agar rahasia itu tidak terbongkar. Vatican menutupi hal ini dari semua orang karena mereka sendiri masih belum memahami kinerja dimensi tersebut. Tetapi semenjak 2 tahun lalu, retakan dimensi yang tercipta oleh serangan Gehenna ke Assiah berhasil merobek lapisan dimensi tersebut dan membuka ruang yang seharusnya tidak boleh tebuka” jelas Mephisto panjang lebar. Sementara Rin dan Yukio? Mereka berkeringat mendengar cerita itu.
“jadi..., ada hal yang lebih buruk dari Gehenna? Tapi kenapa hal itu baru diketahui sekarang?” ucap Yukio gemetar.
“hal itu karena vatican baru menemukan aktivitas dari dimensi tersebut beberapa minggu yang lalu.” Jawab Mephisto lagi.
“sou ka”
“nah, sekarang karena kalian membawa lari diriku tanpa izin, maka kalian harus dihukum. Bulan ini tidak ada uuang jajan, Okumura Kyoudai...”
semua terasa putih, Yukio maupun Rin yang mendengar kalimat nista itu hanya bisa menatap nanar kearah Mephisto.
“ti-tidak ada uang jajan? Ghaaaa!!!!!” seru Rin yang langsung berpelukan dengan Yukio seperti teletubies. Mephisto hanya bersweetdrop ria menyaksikannya.

*Ao no Exorcist: Underworld*

#Yukio POV#
setelah melakukan percobaan dengan tim penelitian ilmu gaib dari utusan Sei Juu-Ji dan Vatican pusat, kami mengetahui satu hal, bahwa ada hal yang lebih buruk dari Gehenna yang mengincar Asiah. Pheles-kyo menjelaskannya secara rinci, aku heran bagaimana dia bisa mengetahui hal yang begitu ditutupi oleh Vatican? Apa ini karena dia berasal dari Gehenna? Ah, itu tidak penting sekarang. Yang harus kulakukan adalah mengawasi nii-san.
“oi, Yukio!!” seruan nii-san mengalihkanku, lihat dia dengan celemek itu, dia hendak memasak makan malam, terlihat pula Ukobach sedang bersiap di dekatnya dengan spatula yang kebesaran baginya.
“eh, doushita nii-san?”
“nah, kau ingin makan apa untuk makan malam?” tanya nii-san. Kenapa tiba-tiba? Bukankah dia biasa memasak seenaknya? Karena apapun yang dimasaknya akan terasa enak, entah karena lidahku yang memang seperti itu atau karena skill nii-san di dapur yang sangat luar biasa.
“oh, umm..., terserah nii-san saja”
“haha..., kalau begitu kau jadilah adik yang manis dan duduklah yang baik di sana!” ucapnya lalu masuk ke dapur.
Setelah menyantap makan malam buatan nii-san, kami segera beranjak ke kamar, hh..., aku masih punya banyak tugas yang belum selesai, dan urusan Dunia Bawah itu malah lebih menggangguku.
Sesampainya di kamar, terlihat nii-san hanya langsung merebahkan diri di atas kasur lalu meraih sebuah manga milikku yang tersusun di atas rak buku dekat ranjangnya. Dia selalu melakukannya, dan buku pelajaran yang lebih penting itu ditelantarkannya. Apa yang akan dikatakan Pheles-kyo selaku kepala sekolah jika mengetahui siswanya seperti ini? Tapi..., kupandangi lagi wajah nii-san yang sedang serius itu, dia lebih serius dari biasanya, rambutnya ia jepit ke atas agar tidak menutupi matanya dengan jepitan rambut pemberian Suguro-kun waktu itu. Ini perasaanku saja atau nii-san memang benar-benar terlihat berbeda?
“um, Yukio? Doushita? Kenapa memandangiku?” tanya nii-san tiba-tiba. Aku yang tidak siap dengan itu langsung mengalihkan pandanganku darinya, wajahku memanas?
“e-eh, ti-tidak ada apa-apa. Hanya, nii-san terlihat lebih serius” jawabku tanpa menatapnya.
“hee? Kau mengejekku karena ini sebuah manga? Dasar mata empat sok pintar!”
*Ao no Exorcist: Underworld*

#Normal POV#
“dasar mata empat sok pintar!” celetuk Rin merasa di remehkan, wajahnya menunjukkan kekesalan, seperti seorang penjahit yang tidak dibayar atau seorang anak yang tidak diberi uang jajan.
“eeh? Bu-bukan begitu nii-san!” seru Yukio membela diri.
“lalu apa?!”
“ni-nii-san hanya nampak berbeda saat serius” ‘oh noo..., baka Yukio!!!’ jerit Yukio dalam hati, lalu dengan memaksakan senyum ia berkata “nii-san nampak berbeda”
Rin yang melihat senyum gaje adik kembarnya itu hanya memperlihatkan ekspresi bingung. “berbeda seperti apa?”
“ea..., aku tidak berpikir sampai situ, nii-san nampak berbeda. Itu saja. Nah, sebaiknya nii-san jangan lupa juga untuk serius menekuni pelajaran.” Jawab Yukio lalu kembali berkonsentrasi pada buku-buku di mejanya.
Tetapi beberapa saat kemudian, tiba2 kacamata berharga Yukio lenyap dari hadapannya, dengan penuh kaget ia berbalik ke belakang dan melihat Rin sedang memainkan kacamata itu.
“nii-san, apa yang kau lakukan?!” seru Yukio.
“hehe..., kau terlihat lebih manis tanpa kacamata Yukio!” ucapan Rin barusan langsung membuat Yukio agaknya terkejut ‘manis’ katanya? Wajah Yukio memerah. “aku yakin banyak gadis akan mengincarmu. Jikasaja kau tidak jerawatan”
TWISCH...
‘jerawat’ katanya? Siapa yang jerawatan?’ batin Yukio kesal. “nii-san, kembalikan itu!!” teriakan itu menggema di seluruh ruangan apartemen pria yang mereka tempati, Rin melongo kemudian kesempatan itu dimanfaatkan oleh Yukio untuk merebut kembali kacamatanya. “berhentilah menjadi anak-anak nii-san!”
setelah mengambil kacamatanya, keadaan kembali seperti semula.
‘nii-san..., manis..., aku?’ batin Yukio terus-terusan memikirkan kata-kata kakak kembarnya itu.
“oi, Yukio. Aku sepertinya sudah lebih tinggi darimu sekarang” Yukio berbalik menatap kakaknya lagi “hehe” cengiran satan itu ditunjukkan Rin.
“eeh?”
“nah, sini!” Rin menarik tangan Yukio kemudian menyejajarkan tubuh mereka, ternyata benar, Rin telah menjadi sedikit sekali, lebih tinggi dari Yukio, meski perbedannya sangatlah sedikit, tapi jika diperhatikan, Rin menjadi lebih tinggi dari Yukio.
“ka-kau benar, nii-san”
“hehe” cengiran itu, entah kenapa membuat perasaan Yukio menghangat, dibalasnya dengan senyuman.
“nah, dari pada aku mengganggumu, sebaiknya kau belajar, aku akan menyiapkan bento untuk kita besok” ujar Rin lalu hendak menuju dapur.
“ehm..., nii-san” Rin berhenti, menatap adiknya itu.
“um? Doushita Yukio?”
“gomen nii-san, aku tidak bermaksud membentakmu tadi” ujar Yukio sambil melihat ke arah lain. Wajahnya memerah, takut kakaknya itu marah. Tapi tiba-tiba, sebuah tepukan di bahu mengejutkannya. Rin menaruh kedua tangannya di bahu Yukio sambil memasang cengiran khasnya hingga memperlihatkan sepasang gigi taring.
“ni-nii-san?”
“warui. Aku yang salah, seharusnya aku bersikap lebih dewasa. Gomen sudah merepotkanmu, ore no kawai otouto da” setelah mengatakan itu Rin melepas tangannya lalu mencubit hidung mancung Yukio, masih dengan senyum itu “yahari, punya adik jenius itu memang sedikit merepotkan, tapi setidaknya kau terlihat lebih baik. Yasudah, lanjutkan pekerjaanmu, aku akan memasak. Ukobach sudah menungguku, jaa ne” setelah mengucapkan itu Rin segera berlari ke dapur untuk membuat obento. Sementara Yukio? Jangan tanya, dia masih berusaha mencerna apa yang barusan terjadi. Sesuatu dalam hatinya seperti menyeruak. Yukio akhir-akhir ini menjadi sering salah tingkah di hadapan anikinya itu, ia sadar akan hal tersebut, tapi kenapa? Apa dia mulai menaruh sesuatu pada anikinya itu?
‘ah, ti-tidak mungkin. Nii-san tetaplah nii-san. Aku akan terus menjaganya’ ucap teguh Yukio dalam hati, lalu kembali melanjutkan belajarnya.
*Ao no Exorcist: Underworld*

Ketika dunia ini tercipta, tuhan telah lebih dahulu menciptakan tempat bagi umatnya. Tetapi semua itu terhubung, dan sekarang, semuanya menjadi jelas. Di suatu tempat di dalam Dunia Bawah, tempat di mana neraka yang sesungguhya berada, iblis-iblis tengah merencanakan sesuatu yang mengerikan untuk Assiah. Terdapat raja-raja di antara mereka, dan juga pangeran dan mentri pula bangsawan-bangsawannya.
“Bellphegor-dono, retakan itu kian hari kian mengecil, sepertinya orang-orang dari dalam dunia itu berusaha menutupnya” seorang iblis tiba2 muncul di sebuah ruangan besar bak kamar istana, di sebuah singgasana yang besar itu, duduk sosok iblis yang mengerikan. Iblis dari pada iblis, yang paling jahat, Bellphegor.
“aku bisa merasakan kekuatan dan ketakutan mereka. Ketika berbicara kepada 2 bocah tersebut, aku yakin. Dunia kini menjadi lebih baik semenjak penciptaannya. Dan kita takkan menyianyiakan kesempatan ini untuk menguasainya lagi” ucap Bellphegor sambil tertawa jahat.
“yaampun, rupanya sudah mendekati waktu makan ya, aku bisa menyantap banyak pria di sana. Iya kan tuan?” seorang wanita cantik muncul pula secara tiba-tiba.
“tentu Secubus. Beritakan ini kepada pimpinan yang lain, aku akan memimpin 78 Legiun iblis di bawah komandoku, Asmodeus, akan berjalan bersamaku bersama Baal.” Titah Bellphegor itu langsung di tanggapi oleh yang lain dan semuanya bubar. “dunia itu, bisa menjadi ladang yang sangat subur bagi bangsaku. Sekarang, manusia tidak ada bedanya dengan iblis” gumam sang raja iblis.
*Ao no Exorcist: Underworld*

Lain Dunia Bawah, lain pula Assiah. Mengetahui adanya bahaya dari retakan dimensi tersebut, Tymothy Tymowan selaku anggota dewan Grigori bersama dewan yang lain telah menyepakati untuk segera menutupi retakan tersebut, akan tetapi akan memakan waktu lama untuk melakukan hal itu mengingat sebuah retakan dimensi hanya dapat ditutup dengan menggunakan kekuatan yang sebanding dengan kekuatan yang meretakkannya sebelumnya. Dewan Grigori telah memutuskan untuk kembali meminjam kekuatan dari Okumura Kyoudai dan beberapa orang Exorcist yang kuat seperti paladin atau yg dibawahnya.
“lalu, menggunakan apa kita akan menutup retakan itu?” tanya Angel yang telah berada di hadapan dewan Grigori untuk pertemuan Vatican.
“semua kekuatan itu akan ditampung dalam alat yang baru-baru ini deselesaikan oleh Tim Peneliti Ilmu Gaib. Dengan mengumpulkan kekuatan besar itu, kita dapat menstimulasi regenerasi dinding dimensi dan menyatukan kembali retakannya” jawab salah seorang anggota dewan.
“tapi itu juga akan memakan waktu yang lama bukan?” kini Shura yang angkat bicara.
“itu takkan terlalu memakan waktu. Kita bisa mengatur konsentrasinya. Nah, mulailah pengumpulan kekuatan itu, kau Paladin, Arthur Auguste Angel sebagai pendamping untuk misi ini yang melibatkan Tim Peneliti Ilmu Gaib. Wewenang tinggi ada padamu”
“saya siap melakukannya” jawab Angel mengakhiri pertemuan tersebut.
Angel dan Shura berjalan beriringan di sepanjang lorong bangunan Vatican yang luas itu, keduanya diam.
“oi, apa kau tidak apa-apa dengan ini?” sahut Shura akhirnya.
“aku masih merasa keberatan bekerjasama dengan putra satan itu. Tapi tidak ada pilihan lain. Hanya ini cara menyelamatkan Assiah. Dunia Bawah terlalu berbahaya, aku tidak mungkin bisa menang melawan salah satu pangeran dari sana. Aku yakin, keputusan dewan Grigori melibatkan peran Mephisto Pheles. Ck, iblis laknat” ucap Angel.
“yaampun, kau ini menjadi lebih kekanak-kanakan dari bocah Okumura itu. Lalu?”
“Orbition akan menutup lubang dimensi itu. Semoga saja para mentri di sana belum menyadari hal ini”
Mereka tetap merasa tenang, tidak menyadari sesuatu yang lain. Ada kegelapan yang mengintai mereka di sana, bahkan di dalam Vatican sekalipun, kita tidak bisa melihat hal yang tidak boleh dilihat.
*Ao no Exorcist: Underworld*

“menutup lubang itu dengan kekuatan yang setara?!” Yukio dan Rin menyeru bersama-sama.
“haik. Karena kekuatan yang diperlukan itu sangatlah banyak, Vatican telah memutuskan untuk meminta bantuan kalian sekali lagi” jawab Shura.
“hehe..., akhirnya para orang tua pemalas itu mulai menyadari potensi kami” ucap Rin dengan gaya Narsisnya. Di tempat duduknya, Angel sudah siap dengan Caliburn di tangannya yang siap di hunus.
“tapi..., bagaimana caranya? Apa kalian lupa apa yang coba dilakukan oleh tuan Ernst Feredric Egine waktu itu? Dia mencoba meledakkan Gehenna dengan kumpulan kekuatan yang dia lakukan melalui proyeknya, tetapi itu sama sekali tidak bisa menggoresnya.” sahut Kamiki. Semua tengah berkumpul di dalam kediaman Okumura Kyoudai, termasuk teman-teman mereka.
“benar, bukankah itu hanya akan membuang waktu dan energi?” kini Konekomaru yang menyahut.
“apa yang dapat kami lakukan?” shima ikut ikutan komentar.
“chigau. Hal ini berbeda dengan waktu itu. Tuan Egine berusaha menghancurkan dunia luas itu hanya dengan korek api, kita tidak bertujuan untuk melakukannya. Kita hanya bermaksud untuk menutupi lubangnya saja dan tidak ada hal lain. kalian akan ikut menyumbangkan kekuatan kalian. Ini juga berlaku sebagai misi besar dari markas besar Vatican.” Jawab Angel.
“adakah yang harus kami bawa? Seperti baju ganti atau semacamnya?” Shima kembali menyeletuk, hanya sepertinya pertanyaan itu kurang tepat di situasi seperti ini. Sebuah persimpangan berkedut muncul di kepala semua orang, minus okumura Kyoudai.
“Shima-kun, sebaiknya kau berhenti menanyakan hal yang tidak perlu” ucap Suguro sambil mengepalkan tangannya.
“ea..., ahaha..., kupikir itu perlu”
“itu sama sekali tidak berguna!!!” seru semua orang. Shima menjadi ciut.
“baiklah, aku minta persetujuan kalian semua. Jika kalian setuju, utusan markas besar Vatican akan menjemput kalian semua menuju Saitama minggu depan.” Angel meyakinkan.
“baiklah, kami bersedia” jawab yang lain.
Setelah Angel dan Shura angkat kaki dari tempat itu, semua menjadi hening. Mereka semua duduk berhadapan dalam ruangan yang terbilang luas itu, di atas tatami yang hangat sementara malam semakin larut.
“jadi.., Dunia Bawah itu...” suara Shiemi mengusik keheningan itu.
“muncul di saat kita berhasil mempertahankan Assiah dari Gehenna. Tapi...” Kamiki melanjutkan.
“ini menjadi lebih buruk. Kudengar di sanalah tempat para iblis kelas atas tinggal, para presiden, mentri dan pangeran yang memimpin banyak legiun kuat.” Konekomaru terlihat gemetar mengatakannya.
“hal itu..., kita akan berusaha untuk melindungi dunia ini sekali lagi” ucap Suguro.
“minna, mari berjuang bersama!” Rin mengucap seenaknya, membuat semua orang memperhatikannya “aku lahir dan besar di dunia ini. Kakek tua merawatku dan mengajarkan betapa pentingnya dunia ini. Aku tidak ingin kehilangan dunia ini. Jadi, mari pinjamkan kekuatan kita untuk dunia ini! Jika hal itu bisa menyelamatkannya, akan kuberikan apapun agar semuanya tenang!” ujar Rin.
“Rin...”
“Oku-mura...”
“sassuga Okumura-kun, otoko yo. Akupun akan berjuang!” ujar Shima sambil memberikan jempolnya.
“um, benar!” kali ini Kamiki memperlihatkan wajah senangnya.
semua mendukung Rin, Yukio menatap kakaknya lembut, ia tersenyum hangat sekali ‘nii-san, kadang menjadi lebih dewasa di saat-saat tertentu, itu sulit dipercaya. Dan dia terlihat lebih..., lebih dari segalanya’ batin Yukio.
“nah, karena kalian sudah berada di sini, adakah yang mau cemilan?” tanya Yukio.
“eeh? Okumura-sensei, kau bisa memasak?” sahut Suguro.
“tentu tidak, nii-san akan memasaknya, iya kan, nii-san?” ucap Yukio sambil menepuk bahu Rin. Lalu dengan gerakan patah-patah Rin menoleh pada adiknya yang dianggap kurang kerjaan itu.
“apa-apaan kau memintaku seperti itu, Yukio? Kau mau memperbudakku ya?” tanya Rin sambil mengeluarkan death glarenya.
“ehehe..., tidak, hanya meminta tolong, aku sedang lapar nii-san. Yang lain juga” tekad Yukio.
Rin menghela napas “hh...,adik yang manis apanya, sekarang kau lebih mirip kakek tua itu, kuso megane” kemudian dengan ogah-ogahan Rin angkat kaki dan segera menuju ke dapur untuk membuat beberapa makanan ringan.
“eeh, apa-apaan tadi itu? Adik yang Manis? Apa yang terjadi antara kalian Okumura-sensei?” celetuk Kamiki dengan wajah antara terkejut dan menggoda.
“ie, apa maksudmu Kamiki-san?” Yukio terlihat kelabakan.
“ooh, bukankah Okumura-sensei itu lebih kelihatan manis daripada Okumura-kun ya? Jadi mungkin mereka sadar akan hal itu”
“apa maksudnya semua itu Shima-kun???” Yukio mendeath glare Shima, yg diberi death glare hanya meringsut.
diantara gelak tawa itu, sepertinya ada yang merasa lain dari biasanya, pandangan Shiemi seperti menyendu melihat Yukio. ‘Yuki-chan...’ batinnya.
beberapa saat kemudian, Rin kembali dari dapur sambil membawa beberapa kotak makanan ringan yang berhasil dibuatnya dengan Ukobach, semuapun larut dalam kesenangan sambil berharap hal yang buruk tidak terjadi di masa mendatang.
*Ao no Exorcist: Underworld*

Akhirnya, hari yang direncanakanpun tiba, okumura Kyoudai dan teman-temannya telah dikumpulkan di suatu ruangan khusus, di dalam sana juga terdapat Shura, Angel, dan beberapa Exorcis lain yang kekuatannya tidak diragukan lagi, termasuk juga guru-guru yang mengajar di Sei Juu-Ji gakuen.
“baiklah, tolong dengarkan, yang akan memulai prosedur ini adalah aku, Morpheus Phegor dari Tim Penelitian Ilmu Gaib. Ini adalah suatu upaya kita untuk menutupi lubang dimensi yang menyebabkan keresahan di Vatican. Kita hendak mencegah perang yang akan terjadi. Kekuatan daripada kalian sangatlah dibutuhkan, dengan memusatkan kekuatan kalian semua pada Orbition ini” ketua Penelitian Ilmu Gaib berbicara dari luar ruangan tersebut sambil menunjuk alat yang akan mereka gunakan, bentuknya seperti sebuah lentera raksasa yang sangat indah dengan hiasan salib disekelilingnya. “kita akan mengumpulkan kekuatan yang cukup dan setara dengan gerbang Gehenna yang pernah meretakkan Assiah dan membuat keretakan dimensi tersebut. Di hadapan kalian masing-masing ada Orbition Celluler, itu akan membantu kalian untuk menyalurkan kekuatan kepada Orbition. Kurasa cukup untuk intruksi kali ini. Kami memohon kerjasama kalian” setelah mengatakan itu, semua yang ada dalam ruangan tersebut mulai bersiap.
“Rin, ini...”
“daijobu ne, Shiemi. Kita hanya perlu menyerahkan kekuatan kita kan? Kalau begitu, berikan semuanya” celetuk Rin mencoba menenangkan Shiemi.
“nii-san, apa kau yakin?” kini Yukio menyahut.
“yosh, tentu saja, Yukio. Ini demi melindungi dunia kita. Takkan kubiarkan siapapun menghancurkan dunia ini” ucap Rin penuh keyakinan.
“nii-san. Baiklah” Yukio mengangguk mengikuti perasaan kakaknya.
“kalau Okumura sih tidak perlu khawatir soal kekuatan, dia bahkan lebih kuat dari 3 ekor banteng” sahut Suguro tiba-tiba.
“oi, maksudmu aku ini apa dasar preman!?” jerit Rin dengan wajah kesalnya.
“yaampun, kalian ini tidak bisa berhenti jadi orang bodoh ya? Atau setidaknya berhentilah menjadi anak-anak!” kini Kamiki yang menyanyi dengan ejekannya.
“urusai!!” bentak Rin dan Suguro bersamaan.
“yare-yare” Shiemi hanya mampu menepuk jidat melihat tingkah mereka. Sementara Yukio hanya tersenyum melihat tingkah kakaknya itu.
‘kali ini, aku harus benar-benar melindungi nii-san’ batin Yukio teguh.
dan dimulailah proses tersebut. Semua orang meletakkan tangan mereka pada masing-masing alat yang berada di hadapan mereka, lalu semua berkonsentrasi. Terlihat alat-alat di hadapan mereka bercahaya, tanda bahwa mereka tengah memusatkan kekuatan. Lalu cahaya tersebut mengalir pada pipa yang menghubungkan alat-alat tersebut kepada Orbition, kemudian perlahan-lahan tabung yang disebut Orbition itu terisi sedikit demi sedikit.
“pengisian energi tengah berjalan, kapasitas energi yang tertampung, 20%. Morpheus-kyo, ini berjalan lebih cepat dari perkiraan” sahut salah seorang staff penelitian ilmu gaib yang mengamati perkembangan Orbition.
“baguslah, semakin cepat Orbition itu terisi, semakin cepat pula kita menghindari kehancuran” jawab Morpheus.
Waktu berlalu, sekitar 1 setengah jam kemudian, Orbition itu penuh.
“berhasil, kita sekarang bisa menutup lubangnya!!” seru staff yang mengamati Orbition tersebut. Yang lain pula ikut bersorak senang, Okumura Kyoudai dan yang lainpun merasa lega. Tetapi sepertinya mereka merasa senang terlalu awal. Kini tiba-tiba langit menggelap, arak-arakan awan hitam pekat nan suram menyelimuti langit, kemudian petir dan guntur bergemuruh di atas sana, membuat perhatian semua orang teralihkan. Sebuah energi yang kuat terasa, seperti sebuah tekanan yang sangat besar.
“ko-korewa itai?” tanya Yukio. Tetapi bukan hanya Yukio saja yang terheran, Rin, Shiemi, Suguro, dan yang lain bahkan Shura dan Angelpun merasakan hal yang sama.
“wah-wah-wah, apa ini? Sungguh usaha yang sia-sia. Kalian telah membantu kami melakukan penguasaan lebih cepat dengan membuka dimensi itu. Sepertinya, hari Tuhan datang lebih awal ya?” suara itu bergema di mana-mana, menakuti siapapun yang berada di sana, suara itu, suara yang sama yang didengar oleh Okumura Kyoudai ketika mendeteksi lubang dimensinya.
“masaka, ini adalah kontak langsung dari Dunia Bawah?!” sahut kaget Angel.
“semunya, tutup lubang itu segera! Jangan biarkan apapun keluar dari sana!” titah Morpheus, kemudian mereka mengaktivkan sistem tersebut. Orbition diarahkan untuk menembak langsung retakan tersebut, namun tiba-tiba sistem tersebut mati.
“nani? Ada apa ini?” Morpheus kaget.
“dasar manusia bodoh, kalian kira aku akan membiarkan kesempatan ini sia-sia? Jangan bercanda!!!” seketika robekan dimensi itu bertambah panjang kemudian melebar, lalu dari sana keluarlah iblis-iblis yang berwujud sangat mengerikan. Dari semuanya itu terasa tekanan kekuatan yang sangat kuat nan besar, semua merasakannya, dan membuat siapapun itu merasa takut.
“nii-san...” Yukio menatap khawatir kakaknya. Rin balas menatapnya, lalu ia tersenyum.
“ikou, Yukio. Tetaplah di sisiku” ucap Rin sukses membuat Yukio memasang wajah merahnya, pipinya benar-benar merona.
“um, aku akan selalu menjaga nii-san!”
“hehe..., sonna mono wa nai yo, kita saling menjaga sekarang. Aku akan ada untukmu, begitu pula kau” Rin menggenggam tangan Yukio, erat sekali.
‘nii-san, apa aku sekarang benar-benar’ batin Yukio.
“Arthur-san, bagaimana ini?!” sahut Suguro.
“kuh, tidak ada cara lain. Minna, tetap saling melindungi! Tidak ada waktu memperhatikan situasi. Berpikirlah lebih cepat dan mulailah bertahan. Aku akan mencoba mengulur waktu, gunakan kunci untuk pergi ke markas besar Vatican dan melaporkan situasi ini. Morpheus-san, aku mengandalkanmu! Okumura-san, pergilah ke Sei Juu-Ji gakuen dan peringatkan Mephisto Pheles!” seru Angel. Morpheus mengangguk mengiyakan, begitu pula Okumura Kyoudai.
Satu per satu iblis-iblis itu keluar, berkumpul semakin banyak, untung saja tempat penelitiannya berada cukup jauh dari tempat retakan itu sehingga tidak terkena dampak langsung. Mereka yang berada dalam ruangan itu langsung bersiaga.
“saa..., akhirnya mereka keluar. Mereka sengaja rupanya, berniat untuk menggagalkan rencana Vatican untuk menutup robekkan itu. dasar iblis” ujar Shura sambil bersiap.
“aah, tapi ini sudah terlanjur terjadi. Semua sistem mati, dan segala sesuatunya tidak bisa dijalankan. Kita hanya mampu bertarung. Kalian, sebaiknya mundur, biar kami yang menangani ini! Okumura, segeralah ke sana!” seru Angel pada Okumura Kyoudai dan kawanannya.
 Jangan remehkan kami, kami ini adalah Exorcis tingkat menengah. Kekuatan kami sudah cukup untuk bisa membantu. Ikuo, Konekomaru, Shima!” Suguro melangkah maju.
“haik!!” Shima dan Konekomaru menjawab bersamaan.
“kami bisa melindungi para Aria selama mereka mengucap kutukan, ayo lakukan, Moriyama-san!” Kamiki penuh semangat, ia pula menyiapkan lebih dari 7 kertas segel.
“haik! Aku akan menyembuhkan stamina kalian. Ni-chan, ayo!” Shiemi mengambil perannya, Ni-chan (roh Green Man) membantu Suguro dan yang lain memulihkan staminanya.
“nah, Okumura-kun dan Okumura-sensei serahkan yang disini kepada kami, pergilah dan cegah mereka! Berhati-hatilah!” ucap Suguro penuh keyakinan kepada Okumura Kyoudai.
“um, kita akan melindungi dunia ini bersama-sama!” Konekomaru bersemangat.
“Rin, Yuki-chan, jangan gegabah, tetaplah bersama” pesan Shiemi.
“minna...” Rin tersenyum.
“sudah cepatlah, mereka akan mencapai Sei Juu-Ji sebentar lagi” seru Kamiki.
“baiklah, ikuo, Yukio!”
“haik, Nii-san!”
kemudian berangkatlah Okumura Kyoudai bersama beberapa orang exorcis termasuk guru-guru mereka.
“anak-anak itu sekarang menjadi pejuang untuk Assiah. Mereka keras kepala ya” ujar Shura.
“aah, sulit dipercaya. Mereka yang dulu dibenci sekarang berjuang mati-matian melindungi tempat ini. Aku juga tidak akan kalah” Angel menjadi bersemangat.
“wah, wah, wah, lihatlah budak-budak tuhan ini..., begitu rapuh dan kecil. Yang mana dulu yang harus kumakan ya? Itu...itu...atau...itu?” sesosok iblis dengan wujud ksatria bersayap malaikat hitam dengan rantai yang membelenggu tubuhnya muncul, di tangan kanannya memegang tombak yang ujungnya dilahap api, kemudian tangan kirinya dilindungi tameng, di sekelilingnya terdapat banyak iblis-iblis liar yang merupakan pengawalnya.
“iblis. Caliburn, pinjamkan aku kekuatanmu” Angel menghunus pedangnya.
“nyaaww~, akan kuberikan apapun untuk Arth-san” Caliburn menjawabnya.
“aah, aku juga. Kirigakure Ryuu no Maken-ki: Jabarage!” Shura mengubah pedangnya.
“ooh, menarik. Beberapa orang makanan, aku rasa bisa memakan kalian sekaligus!” iblis itu bersiap melempar tombaknya.
“Asmodeus, jangan terlalu rakus. Anak-anak malang itu, biar aku yang menentukan nasib mereka” seorang iblis lagi muncul, kali ini berbentuk manusia setengah kuda dengan tanduk domba seperti tanduk milik Astaroth.
“kita lihat sipa yang paling cepat, Baal.” Keduanya maju bersamaan.
“jangan remehkan kami. Zodiac Slash!” Angel melesat bagai meteor ke arah Asmodeus, namun  serangannya dapat ditangkis oleh Asmodeus dengn tamengnya.
“apa?!”
“aku, Asmodeus, President neraka dengan 46 Legiun iblis di bawah komandoku. Kau manusia rendah bukalah apa-apa di hadapanku, hahaha!” tombak Asmodeus diarahkan kepada Angel, hampir mengenainya.
“Davos!!!” sebuah serangan dari Shura berhasil menggagalkan kematian Angel dari tangan Asmodeus.
“sial!” decak Asmodeus.
Di sisi lain
“yaampun, Asmodeus malah terlihat kewalahan. Tapi kalian takkan selamat dari ini. Mari lihat, aku juga memerlukan tribute untuk ritualku. Bersiaplah!!” dari telapak Baal keluar sebuah bola api raksasa yang hendak menghantam Shiemi dan yang lain.
“Ni-chan!!” seru Shiemi, dan Green Man itu memasang sebuah tameng akar yang meredam kobaran api Baal.
“Shima, Konekomaru, ayo lakukan!” seru Suguro pada dua karibnya. Mereka mulai melafalkan ayat dari injil untuk mengusir Baal dan bahkan membunuhnya.
“keh, Green Man ya? Mari lihat apakah serangan selain api itu mempan atau tidak” Baal kembali melakukan serangan. Ia mengguncang bumi dan melemparkan batu-batu raksasa yang panas kepada Shiemi dan yang lain.
“roh-roh yang menjaga bumi dan alam semesta, dengarkan panggilanku. Patuhi keinginanku dan tinggalkan yang tidak patuh!” Kamiki mengoleskan darahnya pada 7 lembar kertas segelnya lalu memanggil 7 iblis menengah ke atas tepat di hadapannya kemudian menahan bebatuan yang berkobar itu.
“masaka, ini?” terlihat Baal sedikit terperanggah melihat hal tersebut.
“nah, lihatlah baik-baik, kami ini bukan orang lemah. Bersiaplah untuk kembali ke neraka!” seru Kamiki.
*Ao no Exorcist: Underworld*

sementara Shiemi dan yang lain sedang berusaha menghadapi 2 presiden yang sangatlah kuat, Yukio dan Rin memakai kunci untuk segera kembali ke Sei Juu-Ji gakuen, di sana, Mephisto Pheles sudah berdiri menunggu mereka.
“Pheles-kyo? Apa yang anda lakukan? Kita sedang dalam keadaan gawat sekarang!” seru Yukio.
“aku tau Okumura-sensei. Memangnya apa yang dapat kulakukan? Kalian harus mengalahkan pemimpinnya, yang membawa rombongan itu ke sini. Yang terkuat, Lucyfer.” Ucap Mephisto.
“ja.., dimana kami bisa menemukan Lucyfer itu?” tanya Rin.
“Vatican. Dia telah menahan para Grigori dan mendesak Vatican. Kalian bisa mengalahkannya di sana. Api satan yang ada pada diri kalian dapat menjadi senjata yang ampuh. Oh, jangan lupakan Kurikara. Di mana kau menyimpannya Okumura-san?” tanya Mephisto.
“aku menyimpannya di dalam kamar apartemen. Yukio, ayo ke sana!”
“kami pamit, Pheles-kyo”
Okumura Kyoudai segera menuju apartemen mereka, tempat di mana Koumaken: Kurikara di sembunyikan. Semenjak beberapa bulan setelah penyerangan Gehenna ke Assiah, serangan iblis menjadi berkurang, jadi Rin hanya memakai Koumaken jika sedang ada misi karena dia tidak bisa memakai air suci atau membaca alkitab, dia juga seorang iblis, dan Koumaken disimpan di daalam kamarnya.
Ketika Okumura kyoudai menuju kediaman mereka, pasukan iblis yang berada dibawah panji Dunia Bawah telah merebak ke hapir seluruh dunia, bagaikan wabah yang menjangkiti seluruh pelosok dunia. Dengan kemampuan para pemimpin legiun itu, membuka portal dan robekan dimensi bukanlah hal sulit dan merekapun menyebarkan kekacauan di mana-mana.
Okumura kyoudai telah berada di kamar mereka, sesegera mungkin mereka mencari apa yang mereka butuhkan, Maken: Kurikara.
“yosh, dapat!” seru Rin setelah menggenggam Koumaken. “ikuo, Yukio!” tetapi ketika Rin hendak keluar dari apartemen itu, Yukio menggenggam tangannya, mereka bertatapan. Sorot mata Yukio seakan mengatakan ‘jangan pergi’.
“doushita Yukio?” tanya Rin heran.
“apa nii-san tahu apa yang nii-san lakukan?”
“tentu saja. Aku ingin melindungi apa yang berharga bagiku. Bukankah kau juga?”
“tidak ada yang lebih berharga dari nii-san bagiku. Aku akan melindungi nii-san apapun yang terjadi. Jadi kali ini..”
“yaampun, kau ini masih tetap saja bandel ya” Rin memotong ucapan Yukio.
“nii-san!”
Rin memeluk adiknya itu, hangat dan erat. “apa kau ingin mengulangi hal yang sama dengan waktu itu?” ucap Rin seraya mengingat peristiwa 2 tahun lalu ketika Satan merasuki tubuh Yukio dan ketika Yukio hanya mendapat separuh kesadarannya kemudian ingin bunuh diri dan menghalangi Satan membunuh Rin. “jangan pernah mengatakan itu lagi. Aku sudah kehilangan kakek tua, aku tidak ingin kehilanganmu. Kau terlalu berharga bagiku”
“nii-san”
Rin melepas pelukannya itu, menatap Yukio hangat, terlihat semburat merah dipipinya, ia tersenyum lalu mencium bibir Yukio. Bibir itu, bibir merah itu, dicium perlahan dan hangat. Sementara Yukio yang menerima hal itu sementara tidak percaya, namun ia juga membalasnya. Ciuman itu..., hangat.
“kau adalah satu-satunya yang paling berharga bagiku saat ini. Jadi jangan bertingkah bodoh lagi. Aku akan melindungimu, apapun yang terjadi. Bergantunglah padaku seperti saat kita kecil dulu” ucap Rin sambil tersenyum lagi pada adiknya, ah, mungkin orang yang disukainya.
“nii-san” Yukio yang tidak tahan langsung memeluk kakaknya itu. “dai suki...”
“aah, ore mo. Ore no kawai otouto ga dai suki. Nah, sekarang ayo tunjukkan kekuatan dari Okumura Kyoudai. Api Satan, api terkuat yang pernah ada di dunia ada di dalam tubuh kita.”
Jadi, keduanyapun segera keluar dari apartemen tersebut tanpa memperdulikan sepasang mata yang memerhatikan mereka, ia menyeringai dalam kegelapan.
*Ao no Exorcist*
Rin dan Yukio segera menuju ke markas besar Vatican. Ketika mereka memasuki area gerbang utama, mereka sudah dikejutkan dengan kemunculan banyak iblis menengah ke atas, untung saja skill Yukio sebagai Dragoon dan keahlian Rin sebagai Knight dapat mengatasi keadaan tersebut.
“Yukio, kita mencari si brengsek itu dari mana? Tempat in sangat besar!” tanya Rin merasa kewalahan melihat ruangan yang begitu besarnya.
“Pheles-kyo mengatakan bahwa Bellphegor menahan para Dewan Grigori, ada kemungkinania berada di aula utama Vatican.” Jawab Yukio.
“dan di mana itu?”
“ikuti aku!” seseorang menyahut di ruangan tersebut, suara yang familiar. Sedetik kemudian keluarlah sosok yang membuat mereka cukup terkejut.
“Mephisto?!” seru Rin dengan ekspresi wajah terkejut yang sangat dilebih-lebihkan bersama bola mata yang mencuat keluar.
“Pheles-kyo?!!” Yukio pula tak kalah terkejut.
“jangan melihatku seperti hantu. Kalian punya tugas lebih penting untuk melindungi tempat ini. Aku telah memasang segel yang sangat kuat di sekitar Sei Juu-Ji gakuen, setidaknya itu dapat menahan mereka sebentar. Nah, sekarang bertahanlah. Ein..., zwei..., drei!!” sekumpulan asap menggempul diatas mereka, kemudian menghisap dan membawa mereka. Okumura Kyoudai beserta Mephisto Pheles berakhir di aula utama Vatican, di sana pula semua dewan utama Grigori di tahan, tidak lupa pula sosok sang iblis.
“kore wa..., nani?” tanya Yukio merasa heran dengan wujud Lucyfer yang dilihatnya sekarang. Bukan seperti yang pernah di pikirkannya, ia mengira wujud asli sang raja iblis ialah sosok yang gagah dengan puluhan sayap hitam yang mengerikan. Tapi itu..., api?
“Kuro Ho. Maa..., Bellphegor-dono” ucap Mephisto sambil menyeringai memandang sosok api itu.
“ku-kuro...ho? masaka...?” kini giliran Rin yang terperanggah.
“konbanwa, Satan no kozo. Aku menyambut kalian di singgasana baruku ini. Ada yang kalian inginkan” ucap sosok iblis tersebut.
“sudah jelas bukan? Kami ke sini untuk mengalahkanmu!!” seru Rin.
“mengalahkanku?” Bellphegor tertawa terbahak-bahak. “masih terlalu cepat bagi kalian mengatakannya.” Tiba-tiba, aula utama Vatican berguncang, kemudian atap-atapnya mulai runtuh, dari belakang Bellphegor bermunculan iblis-iblis dengan tampang mengerikan. Tetapi diantaranya, ada sesosok ular raksasa dengan sayap, dan satunya lagi adalah sosok wanita dengan kerudung yang menutupi tubuhnya dan memegang 2 buah pedang tajam.
“aku di sini bersama 72 legiun milikku, dan kalian masih berpikir bisa mengalahkanku? Kalian telah terkepung. Apalagi, ini barulah gelombang pertama. Masih banyak presiden, Pangeran, dan juga Mentri yang akan datang nanti. Dan lubang itu, akan semakin besar. Leviathan, Sitri, juga pasukanku. Berikan anak-anak satan ini neraka diantara neraka” setelah mengatakan itu, seluruh pasukan itu beserta 2 iblis yang diyakini jendral itu menyerang.
“Ein...Zwei...Drei...Kuchens Kuckuckshlur!” sebuah kumpulan asap lagi-lagi keluar, namun kali ini dari dalam topi Mephisto Pheles, lalu dari kumpulan asap itu muncul sebuah jam raksasa. “Amaimon, bawalah saudara-saudara kita, katakan pada mereka ini adalah kesempatan” ucap Mephisto. Lalu kemudian keluarlah Amaimon beserta iblis-iblis lain dari sana.
“maa, aniuwe, aku melakukannya seperti yang kau inginkan” ucap Amaimon.
“koitsura...” Rin merasa tidak suka dengan kehadiran Amaimon.
“ue, tenanglah adik kecil..., aku akan membantumu...” ucap Amaimon dengan nada khasnya.
“JANGAN PANGGIL AKU DENGAN SEBUTAN ITU BAKA!!!” seru Rin tidak terima disebut anak kecil.
“terserah” jawab Amaimon. “nee, aniuwe, apa yang harus kulakukan sekarang?”
“hambat mereka sebisamu sayang” wajah Amaimon segera memerah  ketika dipanggil sayang oleh Mephisto, Okumura kyoudai yang mendengar dan melihat hal itu bergidik.
“apa kalian???” sahut Yukio.
“ooh, jangan seperti itu Okumura-sensei, bukankah kalian juga seperti itu? aku melihat ciuman itu loh~” ucap Mephisto dengan nada genit.
“naniiii?????” kali ini Rin terlihat panik.
“nah, sekarang kalian urus si...” kata-kata Mephisto terputus saat menyadari Bellphegor tidak lagi berada di tempatnya seharusnya berada.
“ada kemungkinan Bellphegor pergi ke Saitama untuk memperlebar retakannya. Jika begini keadaannya, maka akan gawat. Nii-san, ayo kembali!!” sahut Yukio sambil mengingat kalimat dari ucapan Bellphegor tentang gelombang ke-2 dan berusaha untuk memperlebar retakannya.
“aah, ikuo. Kami percayakan ini padamu, Mephisto” setelah itu, Okumura Kyoudaipun berangkat kembali ke Saitama untuk menghalangi Bellphegor memperlebar retakan itu.
“aah..., cinta anak muda. Mengesankan bukan, Amaimon?” ucap Mephisto, sementara yang dipanggil tidak menjawab.
“Mephisto Pheles. Kau adalah salah satu diantara kami, lalu kenapa kau malah memihak manusia?” tanya Leviathan kepada Mephisto.
“keserakahan dari Bellphegor adalah salahnya. Satan menjadi dewa Gehenna karena dia telah ditakdirkan. Jangan berharap aku melupakan perang antara Dunia Bawah dan Gehena dulu. Dan jujur, aku tidak suka ular” jawab Mephisto, dan pertarungan antara merekapun dimulai.
Sementara itu, di Saitama, keadaan pertarungan antara Asmodeus dan legiunnya melawan Angel dan Shura juga Baal melawan Shiemi dkk masih sangat sengit. Belum ada titik terang yang ditemukan.
*Ao no Exorcist: Underworld*

Bunyi denting senjata atara ujung pedang dari Angel dan Shura dengan tombak Asmodeus menggema di kegelapan, langit benar-benar ditutupi oleh kesuraman.
“dia punya tameng yang sangat kuat. Bagaimana cara menghancurkannya?” tanya Shura mulai kelelahan.
“aku punya rencana.” Sahut Angel. Mereka berdua sudah sangat kelelahan karena terlalu banyak mengeluarkan kekuatan untuk serangan yang tidak mempan.
“siaa-sia saja, manusia. Tamengku adalah pertahanan yang kuat, dan tombakku adalah serangan terkuat. Kombinasi keduanya adalah sistem yang sempurna, bahkan Michael tidak mudah mengalahkanku” ucap Asmodeus penuh kesombongan.
“dengar, Shura. Dia punya sistem yang sempurna untuk mempertahankan bagian depannya, tetapi tidak dengan bagian belakangnya. Dia rapuh di bagian itu. ketika aku membuka celah dengan Zodiac Slash, potong tombaknya” ucap Angel.
“tapi, apakah itu tidak terlalu beresiko?”
“lakukan apa yang terbaik” Angel kemudian maju, ia berusaha berkonsentrasi dengan pedangnya. “Caliburn, satukan dirimu denganku. Ini serangan yang mematikan” ucap Angel.
“nyuu~, Arth-san selalu melakukan yang terbaik.”
“harus berapa kali kukatakan, serangan kalian takkan berarti apa-apa selama aku kemiliki tameng ini. Jadi, seranglah sekuat kalian bisa manusia”
Tubuh Angel mulai bersinar, lalu perlahan-lahan ia menyatu dengan pedangnya, hanya cahaya keemasan yang terlihat, menyilaukan.
“a-apa ini?” Asmodeus mulai kewalahan melihat cahaya tersebut.
“dari ujung ke ujung, menyebarkan kebaikan dari matahari, dengan kuasa-Mu aku meminta kekuatan untuk menjatuhkan kejahatan. Hancurkan mereka dan berilah mereka keabadian di tempat-Mu sehingga mereka tidak dapat bangkit lagi. Zodiac Ultimate Slash!” Angel dan Cahaya itu melesat ke arah Asmodeus, Asmodeus yang siaga memasang pertahanan tamengnya utk melindungi tubuhnya, tapi ketika Angel berjarak sangat dekat, ia menukik, belok ke kiri kemudian menghantam bagian belakang Amodeus, membuat pertahanannya roboh dari belakang.
“kha..., shimata...” Asmodeus terlempar dari belakang.
“ima da! Kirigakure Ryuu no Ougi: Jamarane Hyaku Kachou!!” seru Shura. Pedangnya yang semula kecil langsung berubah menjadi bermata 5 dengan masing-masing pedang tersusun rapih dari pangkalnya mulai dari yang besar hingga kecil. Kemudian teknik yang dilontarkan itu mengenai tombak Asmodeus dan mematahkannya, sementara bagian belakanggya hancur oleh serangan Angel. Kini Asmodeus tak dapat berbuat apa-apa lagi.
Di sisi lain, Kamiki masih mempertahankan 7 iblis panggilannya untuk menghadapi Baal, sementara Shiemi menghalau pasukan Legiun baal menyerang mereka, Suguro, Konekomaru dan juga Shima masih membaca ayat suci.
“apakah masih lama?!” tanya Kamiki pada 3 temannya.
“sedikit lagi, Kamiki-san!” jawab Shiemi sambil masih menghalangi iblis-iblis lain.
namun beberapa saat kemudian, Baal merasa sangat lemah, api-apinya meredup. Ia merasakan dirinya menghilang sedikit demi sedikit.
“a-apa ini? Ba-bagaimana bisa aku yang presiden ini dikalahkan oleh anak-anak yang harusnya menjadi mangsaku?! Sial!!!” seru Baal sebelum dirinya perlahan-lahan melebur dan menghilang. Rupanya, Suguro, Konekomaru, dan juga Shima telah berhasil menyelesaikan alkitab mereka.
“hufftt..., Yokatta. Kukira akan terlambat” ucap kamiki menghela napas.
Tetapi di saat mereka tengah menenangkan diri untuk urusan itu, kegelapan yang lebih kelam muncul, sesuatu yang mengerikan. Pimpinan dari para iblis yang muncul dari portal tersebut. Bellphegor telah berada di sana, api hitamnya sangat mengerikan, berkobar di langit seakan menelan sisa cahaya yang ada ke dalamnya.
“are wa, nanda?” Shura yang melihat kobaran api itu terkaget.
“Kuro ho, masaka...” kali ini giliran Angel yang terkaget.
“khu..., sore wa Bellphegor-dono. Dunia ini..., akan tamat” ucap Asmodeus dalam sekaratnya.
lalu setelah api hitam itu muncul, seberkas cahaya biru mengarah kepadanya, tetapi sepertinya tidak melukainya.
“Rin! Yuki-chan!” seru Shiemi setelah melihat siapa yang menyebabkannya. Jauh di hadapan mereka, Okumura kyoudai dengan Rin yang menggenggam Kurikar di tangannya juga Yukio dengan senjata apinya, mereka memasuki mode iblisnya dengan api biru di sekujur tubuh mereka.
“Oi, Okumura!!!” seru Suguro. Rin melihat mereka, lalu berlari ke arah teman-temannya itu.
“minna, daijobu ka?!” tanya Rin.
“Okumura-san, kau sendiri?” tnya Konekomaru.
“bukan waktunya untuk itu. sekarang lihat, api itu membakar lubang dimensinya dan mencoba melebarkan retakkannya!” sahut Yukio.
“oi, kalian tidak apa-apa?” kini Shura dan Angel yang menuju ke sana.
Mereka memperhatikan api hitam itu mulai membakar robekan dimensinya dan menambah lebar itu.
“bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan?” tanya Kamiki mulai panik.
“dia adalah seorang President tertinggi di Dunia Bawah, bagaimana kita bisa menghadapinya? Untuk Exorcis setingkat menengah seperti kita, kurasa itu sangat mustahil” sahut Konekomaru.
“kau benar, Koneko-chan” Shima pundung.
“iie, kita belum akan tahu sebelum mencoba!” seru Rin.
“aku benci mengakuinya, tapi yang dikatakan Okumura itu benar. Dengar, aku punya rencana. Kuharap kalian mau bekerja sama. Dan Okumura, kami mengandalkan kalian” sahut Angel. Semua akhirnya setuju dengan rencana Angel.
“ikuo, minna! Zodiac Slash!!” seru Angel mengawali serangan pertama yang langsung mengarah ke api hitam tersebut.
“Kirigakure Ryuu Maken-ki: Jabarage! Davos!!!” kali ini Shuraa ikut melancarkan serangan. Keduanya telak mengenai api hitam tersebut.
“kalian manusia kecil, tidak tahu siapa yang di hadapi. Keteledoran kalian akan membawa kalian pada bencana!” seru Bellphegor, kobaran apinya mengeluarkan bola-bola api raksasa yang menuju pada Angel dan yang lain.
“Ni-chan dan yang lain, bentuk formasi tameng!” seru Shiemi memerintahkan pada beberapa roh Green Mannya. Formasi mereka berhasil meredam api-api tersebut.
“naah, kurasa ini adalah saatnya. Aku memang harus melakukannya” sahut Kamiki dari belakang “dengan hormat kupanggil dewa dan dewi kematian dan kehidupan, kenyataan dan ilusi, kebenaran dan kebohongan. Menarilah bersamaku di dalam kobaran api perang. Izanagi, Izanami, aku memanggil atas kuasa-Nya, patuhi keinginanku” tiba-tiba, 7 iblis yang dipanggil oleh Kamiki tadi langsung melebur membentuk segel baru yang lebih besar, lalu dari segel tersebut keluarlah sepasang iblis tingkat atas.
“subarashi Kamiki-san, itu adalah iblis yang sangat kuat” sahut Shura.
“aku juga akan mencoba!” sahut Shiemi. Ia mulai memusatkan konsetrasi, lalu roh-roh Green Man yang dipanggilnya membentuk formasi tertentu dan menciptakan segel baru dari kumpulan akar-akar, kemudian melalui segel itu keluarlah sesosok iblis berbentuk seperti bunga raksasa dengan seorang wanita di tengahnya. “kurasa, aku berhasil, Nirvana, putri Moorokin, dewi kesuburan” ucap Shiemi. Di hadapannya kini berdiri sesosok iblis tingkat atas berwujud wanita dengan tubuhnya dipenuhi bebungaan dan akar tumbuhan.
Dengan kekuatan yang mereka miliki, mereka berusaha mengalihkan perhatian Bellphegor sehingga aktivitasnya terhenti, Bellphegor terlalu sibuk untuk menghadapi Shiemi dan yang lain sehingga ia mengabaikan lubang dimensi yang hendak diperlebarnya.
Di tempat lain, Okumura Kyoudai, Suguro, Shima dan Konekomaru sedang menuju ke dalam ruangan tempat Orbition di letakkan. Tetapi jumlah iblis yang berada di sana tidaklah sedikit, dan mereka harus benar-benar menghadapinya.
“biar kuurus ini, gaaah!!!” seru Rin smabil menebaskan Kurikara dan menghanguskan iblis-iblis yang mendekati mereka. Tak lupa pula Yukio yang menembaki yang lain, lalu sesaat kemudian Suguro dan yang lain selesai membaca ayat suci dan menghabisi sisanya.
“ayo!” mereka semua kembali berlari menuju Orbition. Sembari berlari, Rin mengingat kembali apa yang dikatakan oleh Angel tentang rencananya.
#Flash Back#
“kalian para pria, pergilah ke tempat diletakkannya Orbition, hanya itu peluang kita menutup lubangnya. Aku akan berusaha mengalihkan perhtiannya. Selagi dia lengah, gunakan Orbition itu untuk menembakkan energinya pada retakan itu, dan kita bisa menutupnya” jelas Angel.
“tapi, bagaimana mengaktifkannya? Kami bukan orang dalam?!” tanya Yukio.
“karna itulah aku membutuhkan kalian. Yukio dan Rin dapat melepas segel yang menahan Orbition, dengan begitu, penahannya akan terlepas. Tekan tombol utama yang ada di tengahnya, lalu itu akan berubah menjadi senjata. Aku tidak tahu persisnya, tapi cobalah. Aku mengandalkan kalian”
“aku juga akan membantu mengalihkan perhatiannya” sahut Shura.
“kami juga! Rin, Yuki-chan, lakukan yang terbaik!” sahut Shiemi.
#Flash Back End#
dan begitulah, sekarang Rin dan yang lain sedang menuju ke tempat Orbition itu berada. Ketika tengah berlari, Rin menatap Yukio, ia nampak serius.
‘minna, bertahanlah’ batin Rin.
Setelah mencari beberapa menit, akhirnya sampailah Rin dkk ke ruangan yang dituju. Lentera itu cukup besar.
“yaampun, besar sekali” ucap Suguro shok melihat lentera tersebut. Tapi tiba-tiba, Yukio menekan tombol besar di tengahnya dan lentera tersebut berubah menjadi sebuah senjata, meski ukurannya lebih menyusut, tetap saja tidak mengubah kenyataan kalau itu cukup berat. Mereka semua mengangkat senjata itu dan membawanya ke tempat di mana retakan itu berada. Rupanya di sana yang lain tengah kesulitan, mereka terlihat babak belur dengan napas tersengal-sengal.
“mi-minna!?” seru Rin.
“jangan perdulikan kami, lakukan apa yang harus kalian lakukan!” seru Angel. Lalu Okumura kyoudai itu bersama teman-temannya menopang senjata itu kemudian mengarahkannya ke Bellphegor tersebut, Bellphegor yang hendak mengentikannya dengan bola apinya sukses di halau oleh Zodiac Slash milik Angel.
“lakukan, Okumura Kyoudai!!!” seru Angel, lalu mereka menembakkan tabung energi raksasa itu ke arah robekan dimensinya, menutupnya perlahan-lahan.
“ini terlalu lamban, aku akan membantu. Yukio, tahan senjatanya!” sahut Rin.
“nii-san! Aku akan ikut. Suguro-kun, tolong ya!” ujar Yukio.
“aah, ke-kenapa dilimpahkan pada kami? huaaa!!!?!” seru Suguro sambil tersenggal, tetapi kembali berkonsentrasi dan menahan Orbition itu.
kemudian Rin dan Yukio yang memegang Kurikara di tangan mereka menebaskannya kepada robekan itu, menekan sisi berlawanannya dan menutupnya dari arah sebaliknya. Hal itu mempercepat penutupan lubangnya. Tetapi Bellphegor yang marah akan hal itu membakar Okumura bersaudara dengan api hitamnya. Awalnya api itu melahap mereka, namun tekad mereka membuat api biru mereka kembali melahap api hitam itu. api hitam menyeramkan itu yang sarat akan kegelapan dan kesuraman sedikit demi sedikit dibakar dan dilhap oleh api satan milik Okumura kyoudai yang terang.
“ini adalah dunia kami..” ucap Rin masih menebaskan Kurikara.
“dan hal paling berharga bagi kami” sambung Yukio.
“kami akan..., melindungi apa yang berharga bagi kami dengan segenap jiwa!!!” seru keduanya bersamaan, lalu sesaat kemudian cahaya biru memancar dari lubang tersebut dan retakan itupun berhasil ditutup.
“masaka..., kalian, bagaimana bisa!! Apiku, diredamnya?!” seru Bellphegor merasa kalah.
“keh, api seperti itu, tidak ada apa-apanya!! Ikuo, Yukio!”
“nii-san!!” keduanya masih memegang Kurikara bersamaan, kemudian api-api di sekujur tubuh mereka membesar, membentuk bentuk seekor naga raksasa, dan dengan keyakinan yang mereka miliki, mereka melesat cepat bagai komet dengan cahaya biru dari api mereka menuju ke Bellphegor, semakin membesar dan akhirnya bertubrukan, menyebabkan ledakan raksasa di udara. Api biru dan hitam saling melahap, tetapi kemudian Api hitam itu meredup, lalu api biru yang berasal dari Rin dan yukio membesar dan melahap api Bellphegor.
“pada akhirnya, aku harus kembali ke Dunia Bawah. Tapi tunggulah, saat hari Tuhan tiba, tidak akan ada apapun untuk Assiah, ataupun Gehenna” setelah mengujarkan itu, api hitam Lucyfer padam dan terlahap oleh api biru Okumura kyoudai, tanda semua telah berakhir. Gerbang dimensi yang dibuka oleh para bawahan Bellphegor menutup dengan sendirinya, terjadi reaksi balik dan semua yang keluar dari Dunia Bawah menghilang. Langit kembali terang, sudah pagi rupanya, mentari terbit di ufuk timur perlahan, menyinari keadaan yang sangat berantakan sekaligus memberikan awal yang baru.
“Rin, Yuki-chan, kita berhasil. Yokatta...” sahut Shiemi sambil memeluk 2 sahabatnya itu.
“yaah, kurasa kalian sudah mendapat kepercayaan Vatican. Aku mengucapkan terima kasih, Okumura kyoudai.” Sahut Angel.
“yare-yare, tidak perlu seformal itu, botak” ujar Shura sambil menepuk bahu Angel.
“sasuga Okumura kyoudai, kurasa kalian memang pasangan yang serasi” sahut Shima, sukses membuat Yukio maupun Rin memerah.
“uum, ada apa?” tanya Suguro gak ngerti.
“haha..., Suguro-kun sekarang terlihat kelabakan ya?” ucap Konekomaru sambil tertawa garing.
“Konekomaru..., apa maksudnya tadi itu?” kini Suguro lebih terlihat kesal.
“iie, bu-bukan apa-apa”
*Ao no Exorcist: Underworld*

#Rin POV#
dan begitulah, semua berakhir, assiah menjadi tenang kembali, semua kembali seperti semula. Kami kembali menjadi murid Juku di Sei juu-Ji gakuen, Johann Faust V. Sang kepsek kembali menduduki jabatannya, aku hanya melihat Amaimon sesekali terdampar di ruangannya entahlah ada apa. Markas besar Vatican dan dewan tinggi Grigori telah memberikan kami kepercayaan, lalu aku mendengar kabar soal shura dan si pria-wanita itu, mereka memang cocok. Shiemi dan yang lain kembali seperti biasa. Aku dan Yukio? Aku menjadi kakak sekaligus ehm..., itu..., bagaimana mengatakannya ya? Aku tahu ini salah, tapi..., perasaan itu bukan hal yang dapat disembunyikan ataupun ditahan kan? Aku bisa menahan beban seberat apapun di bahuku, tapi perasaan terhadap Yukio di hatiku itu terlalu berat, dan aku tidak ingin menanggunggnya sendiri, aku ingin membagikannya dengan Yukio, yang juga punya perasaan yang sama.
“ano..., nii-san.” Panggil Yukio saat kami sedang berada di dalam kamar.
“uum, doushita?”
“Nii-san, kau baik-baik saja dengan semua ini? Maksudku, jika ada orang lain yang tahu, maka...”
aku menjulurkan tanganku, memeluknya erat.
“kau ini  bodoh ya? Aku tidak perduli mereka tau atau tidak, selama ini, aku mampu melalui semuanya karena bersamamu. Jadi, sekali lagi, tetaplah bersamaku” kurasakan Yukio sedikit bergetar.
“aah, sou desu. Ore wa, nii-san wa sobani iru”
Aku melepas pelukan itu, menatap matanya yang berwarna senada denganku, mengeliminasi jarak diantara kami kemudian kucium bibir itu, melumatnya perlahan. Yukio membalasnya, dan kami menikmati malam itu bersama. Selama ini tidak ada yang tahu tentang ini, dan kalaupun ada yang tau aku sama sekali tidak mempermasalahkannya. Yukio adalah Yukio, adik dan orang yang kucintai, dan aku tetaplah aku, kakak dan orang yang dicintai Yukio.




OWARI