Senin, 12 Mei 2014

POISON YAOI

Summarry: Juvia masih sangat menginginkan cintanya pada Gray. Membuatnya kembali melakukan hal gila. Seperti sebelumnya, juvia membeli ramuan pada seorang penyihir demi membuat Gray Fullbuster mencintainya. Tetapi, apa yang dilakukannya justru berakibat malapetaka, dan orang yang paling menderita akibat hal tersebut adalah Natsu Dragneel!!
Cast: Fairy Tail guild, Blue Pegasus guild, Saibertooth guild, Lamia Scale guild
Genre: Shounen Ai, Humor (insyaallah)
Warning: Typo, gaje, amatir, OOC, mengerikan, aneh bin gak jelas
Disclaimer: Fairy Tail dan isinya bukanlah milik saya, mereka adalah kepunyaan Hiro Mashima-sensei. Tetapi alur kisah ini adalah sepenuhnya hasil pikiran nista saya.

















<POISON YAOI>
“drip...drip..drop...” begitulah suara hujan, menetes dan jatuh dari langit, membawa suram dari langit turun ke dunia. Di tanah-tanah yang basah itu, berjalan dalam tenangnya sosok seorang wanita berambut biru laut, gaun biru setinggi 5cm di bawah lutut, dan payung biru yang senada dengan pakaiannya. Kaki-kaki jenjangnya berbalut stoking berwarna hitam. Dari tubuhnya menguar aura suram yang sama sekali tidak mengenakkan untuk di lihat. Kala itu langit juga tak jauh beda dengan suasana auranya sekarang, suram dan tidak mengenakkan untuk dilhat.
“drip...drip..drop.., Juvia takkan menyerah” ucap wanita itu masih sambil melangkah dengan kesuraman di sekujur tubuhnya. Langkahnya berhenti pada sebuah bangunan mencurigakan dengan tulisan Poison Love di papan namanya. Wanita itu menerawang sejenak, menatap papan nama tersebut dan berusaha menguatkan hatinya. Ia merunduk, sejenak pikirannya terlintas untuk peristiwa beberapa waktu yang lalu saai ia membeli sebuah ramuan sihir dari seorang penyihir tua yang ternyata menipunya dan membuat seisi Fairy Tail menjadi gaduh, bahkan Erza dan Mirajane menjadi gila karena ramuan itu.
“gomen ne Gray-sama, tapi cinta Juvia sangat tulus padamu. Akan kulakukan apapun untuk mendapatkanmu” ucap wanita itu, ia mengangkat wajahnya, matanya berkilatan. Wanita itu, Juvia Lockser, anggota Fairy Tail yang pindah setelah Phantom Lord (guildnya sebelum bergabung di Fairy Tail) dihancurkan.
Juvia memasuki toko tersebut, di dalamnya duduk seorang nenek tua dengan keriput yang sudah tak terhitung jumlahnya di wajah dan tubuhnya yang terlihat.
“pelanggan..., silahkan duduk, nona” ucap nenek tersebut. Juvia duduk diatas kursi yang berhadapan dengan sang nenek. “apa yang kau cari nona?” tanya sang nenek.
“Juvia ingin cinta Gray-sama. Adakah ramuan untuk membuat Gray-sama mencintai Juvia?” tanya Juvia.
“khu~khu~khu~..., itu mudah. Kau menginginkan hal yang diinginkan semua anak muda...” ucap nenek tersebut sambil mengambil sebuah botol ramuan dari lacinya.
Juvia memperhatikan botol ramuan itu sejenak.
“sore wa nani?” tanya Juvia lagi.
“ramuan hati. Campurkan ini setetes saja pada minuman atau makanan orang yang kau kehendaki, dan dia akan menyukaimu” ujar sang nenek.
“baiklah. Juvia akan mencobanya”
“tentu nak, harganya hanya 80.000 J.”
Hening sejenak, hanya suara jangkrik yang bermain hujan di luar yang terdengar.
“Juvia akan membayar 60.000 J, untuk ramuannya” jawab Juvia dengan wajah datarnya disertai bulir keringat yang menggantung di sudut pelipisnya.
“BAGAIMANA KAU BISA BERPIKIR BEGITU??!!!!” bentak sang nenek pada Juvia dengan wajah killer.
“tapi Juvia belum menjalankan misi” sungutnya.
“ayolah nona, aku punya 30 orang anak, 30 orang cucu, dan 30 orang cicit yang masih kecil dan besar. Apa kau tidak kasihan dengan nenek tua yang mau mati ini?” ucap nenek tersebut dengan tampang memelas yang dipaksakan.
Juvia menatap sang nenek ngeri ‘anak...cucu..cicit..., 30???!!!’ benak juvia histeris mendengar jumlah tersebut. Dalam pikirannya ia membayangkan dirinya dan Gray yang merencanakan memiliki anak dan keturunan lebih dari 30.
“aah~Juvia bahagia” ucapnya dengan wajah memerah sambil berpose ala teletubies, membuat sang nenek bergidik ngeri.
<POISON YAOI>
Hari itu adalah hari penting bagi beberapa serikat penyihir di Fiore, terutama bagi serikat penyihir Fairy Tail. Mereka mengundang beberapa serikat lain di Fiore untuk melakukan pesta hubungan antarguild.
“master, apa ruangan ini cukup untuk semuanya?” suara merdu Mirajane menggema di ruangan berukuran raksasa a.k.a lobi bangunan serikat Fairy Tail, sang master Makarov Dreyar sedang berada di tempatnya biasa, di atas meja bar.
“um..., tentu cukup. Kita hanya mengundang Blue Pegasus, Lamia Scale, dan Saibertooth. Kurasa utusan mereka juga tidak banyak. Susunlah dengan baik, aku akan menunggu” jawab master Makarov sambil mengangguk.
Di dalam ruangan yang dibicarakan, duduk beberapa orang anggota serikat yang tengah melakukan berbagai hal. Cana Alberona masih berkutat dengan tong sakenya yang ke-7 siang ini, Raijinshu bersama Laxus saling bertatapan entah dengan maksud apa, Levi, Jet, dan Droy berdiri bersama Nab di papan permintaan, mencari pekerjaan yang cocok, Elfman berkutat dengan kata ‘OTOKO’ miliknya sambil menasehati Lisanna, Erza dan Gray baru saja pulang dari misi mereka.
“Tadaima!!!!!!” suara cempreng seorang pria menggema di aula bangunan Fairy Tail, membuat siapapun yang mendengarnya dapat menderita penyakit tuli, tapi semua anggota Fairy Tail telah menjadi korban yang biasa.
“aye!” dan diikuti oleh suara kucing birunya yang aneh.
“oi, Natsu! Kecilkan suaramu!” seru Gray.
“dia benar Natsu, suaramu membuatku tuli” sambung Happy.
“kau berada di pihak siapa Happy??!!!” bentak Natsu pada Happy.
“tentwu shajha phadwha Grhway...” ucap Happy yang kini mulutnya sudah penuh dengan ikan.
“apa masalahnya denganmu?! Mau berkelahi?!” jawab Natsu dengan wajah juteknya sambil menatap Gray.
“akan kuterima itu perut api!” ejek Gray. Keduanya menempelkan wajah mereka dengan pose saling menatap, aura merah pekat terpancar dari tubuh Natsu, sementara Gray menguarkan aura biru yang tak kalah pekat.
“jadi kau berani, model bugil?!” balas Natsu.
“hora, Salamander sudah datang!! Akan kubereskan kau!!” seru Gajelle dari lantai 2.
“sini kau pemakan rongsokan!” cetus Gray dan Natsu bersamaan. Gajelle yang terpancing langsung turun ke bawah menerjang Natsu dan Gray.
“Natsu-san, Gray-san, dan Gajelle-san, mereka semakin akrab” ucap Wendy yang memperhatikan tingkah konyol teman-teman guildnya itu sambil tersenyum.
“yare-yare, mereka punya selera humor yang buruk” sahut Carla.
“sore ga Natsu teba!” Happy menyahut tidak jelas.
“kau ini sebenarnya mendukung siapa sih? Apa Gray menyogokmu dengan ikan yang tidak cukup?” tanya Carla sambil melipat tangannya.
“Gajelle sama sekali tidak bertambah dewasa. Mereka malah menjadi lebih bodoh” kini Lily ikut ambil bagian.
“ara-ara..., ketiga bocah bodoh itu akan menghancurkan tempat ini lagi” sahut Cana yang masih setia dengan tong sampah, eh, tong sakenya.
“mereka sangat bersemangat, sore wa, OTOKO da!” Elfman berbicara dengan ideologi OTOKOnya “tapi, bersikap tenang dan lebih dewasa juga OTOKO, benar kan, Carla?”
“watashi wa ONNANOKO!!” bentak Charla.
“master, bangunan ini bisa lebih berantakan lagi sebelum diperbaiki” sahut Mirajane sambil menatap master Makarov dengan senyum tak berdosanya.
Kemalangan akhirnya menimpa Natsu, Gajelle, dan Gray. Sebelum bel tanda pertandingan mereka dimulai berbunyi, sebuah tangan raksasa menghujam mereka hingga gepeng dengan lantai.
“hentikan tingkah konyol kalian, dasar anak nakal!!!” seru master Makarov, ia terlihat marah dengan sebaris urat yang muncul di dahinya. “jika kalian melanjutkannya, bangunan ini akan kembali berantakan, dan jika kalian membuatnya berantakan, aku akan membuat kalian  jauh lebih berantakan lagi!” desis master Makarov, semua orang bergidik ngeri tidak terkecuali Natsu, Gajelle, dan Gray yang sudah tepar di lantai.
“go-gomen nasai..” ucap mereka kompak.
“tapi..., ada apa dengan itu, ji-chan?” tanya natsu sedetik kemudian, terlihat benjolan besar di kepalanya masih menyala-nyala, disusul oleh kebangkitan Gray dan Gajelle.
“20 menit lagi utusan dari Lamia Scale, Blue Pegasus, dan Saibertooth akan datang ke mari untuk acara ramah tamah demi mempererat hubungan antarguild dengan Fairy Tail. Ruangan ini diperlukan untuk melakukan itu” sahut Erza menjawab pertanyaan mereka. “jadi...” Erza merequip 3 buah pedang kemudian mengarahkannya pada Natsu, Gajelle, dan Gray “jika kalian masih berusaha merusak tempat ini, akan kupastikan Levy menulis kalimat kuno untuk batu nisan kalian” ucap Erza dengan wajah killer yang mampu membuat siapapun beringsut mundur, termasuk ketiga orang pembuat onar itu.
“gomen nasai” ucap ketiganya kompak sambil tertunduk.
“ah, sou. Dari tadi, aku tidak melihat Juvia dan Lucy. Mereka kemana?” tanya Erza.
“ooh, Lucy dan Juvia sedang berada di dapur menyiapkan jamuan untuk tamu sebentar” sahut Lisana.
“aye!” seru Happy.
#Dapur Fairy Tail#
Di dalam dapur Fairy Tail yang cukup besar itu, terdapat sebuah mangkuk raksasa berisi minuman. Dua orang gadis yang dicari oleh Erza benar berada di dalam sana, mereka terlihat seperti sedang memeriksa minuman tersebut.
“Lucy-san kau sunguguh baik hati, Juvia rasa sudah salah paham padamu. Kau bukan saingan cinta Juvia lagi” ucap senang gadis bernama Juvia pada gadis di sebelahnya.
‘aku memang bukan sainganmu’ batin Lucy dengan senyum gajenya “eh, sou. Jadi, ambillah segelas yang ingin kau berikan pada Gray” ujar Lucy.
Juvia meraih gelas di dekatnya lalu mengambil sedikit minuman yang ada di dalam mangkuk raksasa tersebut.
“Gray-sama sangat menyukai warna biru ini, soshite Juvia”
“ea, bagaimana kau bisa begitu yakin?”
“Juvia pernah mendengar Gray-sama mengatakannya ketika mandi” jawab Juvia dengan wajah memerah, terlihat background gelembung dan bunga-bunga di belakangnya.
“kau mengintipnya!???” jerit Lucy kesetanan.
Bagi yang belum paham kondisi di sini, akan kujelaskan. Pada awalnya, Juvia hendak memasukkan ramuan yang baru dibelinya seharga 80.000 J ke dalam satu gelas minuman yang akan diambilnya kemudian diberikan pada Gray. Akan tetapi, Lucy datang secara tiba-tiba, membuatnya sangat terkejut. Tetapi akhirnya ia meminta bantuan pada Lucy, dan Lucypun bersedia membantunya.
“oke, akan kutuang ramuannya, Juvia peganglah gelasnya” tutor Lucy, Juvia hanya mengangguk. Tutup botol ramuan itu dilepas oleh Lucy, perlahan hendak di tuangkannya kedalam gelas kecil yang dipegang Juvia, tapi tiba-tiba.
“hai, Lucy, apa kau perlu bantuan?” Leo a.k.a Loki a.k.a Leon a.k.a roh bintang milik Lucy muncul dengan tiba-tiba di dekat Lucy, membuat Lucy terlonjak dan kehilangan keseimbangan, ramuan yang tadinya ingin dituangkan ke dalam gelas Juvia malah terlempar masuk ke dalam mangkuk raksasa minuman tersebut di sebelahnya. Juvia dan Lucy shokkk......, semua putih, mereka benar-benar kehilangan jiwa mereka saat mereka berpikir apa yang akan terjadi selanjutnya. Lebih parah lagi, Loki meraih sebuah gelas yang ada di dekat mangkuk raksasa itu lalu mengambil minuman tersebut segelas.
“yamete!!!” Juvia berusaha menyergah Loki, namun terlambat, minuman itu sudah masuk ke dalam tenggorokan Loki beberapa tetes sebelum Juvia menumpahkannya ke bajunya.
“oi, apa yang kau lakukan?!” seru Loki sambil melirik baju mahal yang barusan diborongnya dari pasar RB dunia roh.
“kembalilah, dasar keparat!” setelah mengucapkan itu, Lucy menutup paksa gerbang Leo dan membuat Loki kembali ke dunia roh.
“bagaimana ini?? Juvia merasa bersalah, apa yang harus Juvia lakukan?” tanya Juvia mulai histeris, Lucy hanya menatapnya ngeri. Juvia berlanjut dengan acara pundungnya di pojokan, dengan aura hitam mencekam dan gumpalan awan-awan hitam di atas kepalanya, tidak ketingalan juga rintik-rintik hujan menyertainya.
Lucy masih merasa stress dengan kemungkinan yang muncul di kepalanya, seperti jika master Makarov dan semua tamunya tiba-tiba mengejar-ngejar Juvia dan mengetahui penyebab semua ini adalah kecerobohannya. Membayangkan Erza dan Mira yang marah karna dia mengacaukan pertemuan itu akan sangat mengerikan, Erza akan memakai Purgatorynya, lalu Mira dengan satan Sitri, kemudian mereka bertransformasi menjadi satan berbaju zirah lalu menyerang Lucy dengan kekuatan penuh hingga melemparkannya ke bulan.
“YADAAAAA!!!!!” jerit Lucy dengan angan-angannya yang berlebihan.
“nah, kalian sudah selesai? Kalau begitu, aku akan membawanya!”
“hieeee!!!?????” Lucy menjerit kesetanan saat mengetahui Mirajane sudah berada di belakangnya bersama saudaranya, Elfman.
“e-e-e-eto..., su-su-su-sudah, go-gome, ka-kami permisi” ujar Lucy kemudian pergi berlalu sambil menyeret Juvia yang sedang berpundung ria dengannya.
“ja, Elfman, bisa membantuku membawanya?” tanya Mira pada saudara laki-lakinya sambil melirik mangkuk raksasa yang berisi minuman di atas meja.
“oosh! Mengangkat benda yang berat, Otoko da!” seru Elfman. Ia lalu melakukan perubahan pada dirinya, kedua tangannya menjadi wujud monster. Lalu dia mengangkat minuman tersebut menuju ruangan utama, tidak tau perihal apa yang sudah mereka bawa.
Mira dan Elfman mengawal minuman mengerikan itu ke aula utama dan menyajikannya tepat di hadapan semua orang. Di meja utama telah tersedia banyak makanan sebelumnya, lalu mangkuk minuman itu di letakkan ditengah-tengah makanan itu. Meja itu telah dikelilingi oleh utusan dari Lamia Scale, Blue Pegasus, dan Saibertooth. Dan orang-orang yang telah duduk manis di atas kursi-kursi yang berjejer rapi mengelilingi meja raksasa itu diantaranya Lion, Yuuka, Sherry, Jura harusnya hadir, tapi dia punya urusan yang lebih penting sebagai penyihir suci, lalu Hibiki, Ren, Eve, Ichiya, Jeny, Sting dan Rogue. Selain itu, duduk pula Natsu, Gray, juga Laxus, Gajelle, Erza, Mirajane bergabung dengan mereka setelah memastikan minuman itu aman. Sementara anggota yang lain duduk di meje-meja lain yang telah terjejer rapi sebelumnya.
“selamat datang di Fairy Tail!” sambut master Makarov. Semua orang memperhatikan sang master yang tengah berbicara “ini merupakan pertemuan yang istimewa. Pertemuan ini dimaksudkan untuk mempererat hubungan antarguild di Fiore. Karena meskipun kita berasal dari Guild yang berbeda, kita pernah memiliki ikatan untuk menjaga dunia ini sebelumnya. Karena itu, mari pererat hubungan itu, karena teman tidak pernah membedakan aliansi. Tetapi teman adalah mereka yang memiliki ikatan dan menjaganya untuk saling peduli. Lamia Scale, Saibertooth, juga Blue Pegasus. Dimulai dari kita, mari bersama menuju dunia sihir yang sebenarnya!!” seruan master Makarov diikuti oleh semua anggota Fairy Tail yang lain, juga anggota guild lain yang hadir di sana.
“sasuga Makarov-kyo, sangat idealis” puji Lion.
“sa, Natsu-san, aku ingin mengajakmu bertarung setelah ini” ujar Sting sambil menyenggol Natsu, Natsu hanya mengangguk mengiyakan. Sebenarnya ia ingin melakukannya sekarang jikasaja mulutnya tidak disumbat oleh makanan yang sudah tersaji di atas meja.
“Natsu-san, aku juga ingin menantang Gajelle-san” Roguee ikutan.
“ghehe.., aku terima tantanganmu bocah!” jawab Gajelle.
“minna-san, silahkan dinikmati” ucap Mira sambil mempersilahkan yang lain meminum minuman yang telah dituangkannya kepada setiap gelas yang ada.
“itulah yang diharapkan dari seorang Mirajane.” Sahut Hibiki dengan tampang menggodanya, beberapa gadis menjerit.
“bukan berarti aku akan meminumnya dengan cepat” Ren berujar dengan sifat Tsunderenya sambil memegang tangan Mira.
“sudah kuputuskan, Mira-san akan menjadi kakakku” mereka sudah seperti saudara, kini Eve juga ikut-ikutan merayu Mirajane.
“ehehe..., douzo” ucap Mira.
“tuan-tuan, kita datang ke sini bukan untuk melakukan hal itu” Ichiya menengahi “sungguh parfum yang mengenaskan” sambungnya.
“haik, gomen nasai, sensei!” ketiganya langsung kembali ke kursi mereka masing-masing.
“mereka tidak pernah berubah ya, Ichiya-san” sahut Sherry sambil menyikut Ichiya, di kepalanya muncul perempatan.
“yare-yare, acara ini menjadi semakin ramai saja” sahut Lion.
“yaah, akan bertambah ramai dengan kehadiranmu Lion!” sahut Gray.
“ooh, aku tidak tahu kau begitu ingin melihatku, Gray!” jawab Lion.
“oi, teme! Pakai dulu pakaian kalian” sahut Natsu sambil menatap 2 penyihir es yang telanjang itu aneh, ditangannya masih menggantung beberapa potong daging yang belum habis.
“aye sir!” seru Happy dengan ikan di mulutnya.
“gyaaaa!!” jerit gray dan Lion bersamaan menyadari pakaian mereka yang raup.
“yare-yare, tidak bisakah kita menikmati ini dengan tenang?” Gajelle menengahi, tidak biasanya ia bersikap begitu. Tetapi semua orang kemudian mengikutinya, dan jadilah, mereka meminum minuman tersebut bersamaan kecuali Natsu yang masih berkutat dengan makanan di mejanya.
“ma.., Natsu” sahut Hibiki setelah meneguk minumannya.
“Natsu-san, apa yang...” Eve ikutan.
“Natsu-san omae...” Ren mengikuti kedua saudara tampannya.
“saa, Natsu, apa yang akan kau...” kini Lion terlihat menunjukkan reaksi yang sama dengan trio Pegasus itu.
“sore wa Natsu...” Yuuka ikutan.
“aah, Natsu, kurasa..” Sting dan Rogue berujar bersamaan sambil menatap Natsu.
“sasuga parufamu, Natsu-san” Ichiya juga?!
“e-ea..., Natsu..” sahut Gray.
“Salamander, teme wa nani...” Gajelle tidak bisa melanjutkan kalimatnya seperti yang lain.
“saa Natsu, bagaimana...” Laxus hendak melanjutkan kalimatnya, tetapi lidahnya terasa kelu ketika melihat Natsu yang makan dengan lahapnya bagai babi yang kelaparan.
Sepertinya semua pria yang duduk di meja itu terpesona ketika melihat Natsu, lalu kenapa gadis-gadis cantik itu hanya bereaksi biasa saja? Maksudnya Sherry, Jenny, Erza, dan Mira tidak melakukan hal yang dilakukan oleh Hibiki dan yang lain pada Natsu.
Sementara itu, jauh dipojok ruangan itu, 2 orang gadis tengah terpuruk, terutama gadis berambut biru yang sedari tadi sama sekali tak merubah ekspresinya, ia duduk dengan gaya yang benar-benar mengenaskan, jarinya ia mainkan di lantai.
“apa yang harus Juvia lakukan? Gray-sama takkan mencintai Juvia” ucapnya bagai merapal mantra.
“Ju-Juvia, te-tenanglah sedikit. Mungkin ini takkan...” kalimat Lucy segera terhenti saat tatapan Juvia lurus dan tajam diarahkan padanya.
“ini semua..., salah Lucy-san” tukasnya dengan wajah killer, tentu saja membuat Lucy menjadi ketakutan. Juvia tidak pernah lebih serius kecuali menyangkut Gray.
“eto..., Juvia..”
“eto..., Lucy. Apa kau melihat Natsu?” Loki secara tiba-tiba muncul kembali.
“hueee??!!!! Jangan muncul sembarangan!! Kau mau membunuhku?!!” bentak Lucy dengan wajah killer tak jauh beda dengan Juvia, Loki mundur beberapa centi dengan keringat yang menggantung di sudut kepalanya. Tetapi kemudian Loki merubah karakternya ketika melihat sosok Natsu yang tengah makan dengan rakusnya dikelilingi oleh orang-orang yang juga tak beda dengannya saat ini.
“Natsu~!!!” seru Loki sambil berlari centil ke arah Natsu yang tengah makan dengan rakusnya.
“eeh? Loki?” terlihat Lucy cukup aneh mendapati pemandangan tersebut. Loki yang berlari ke arah Natsu dengan gaya centil, dan anggota guild lain yang memandangi Natsu seperti anjing kelaparan.
Juvia juga memperhatikan hal itu, tetapi matanya lebih tertuju pada pria berambut hitam kebiruan yang duduk tepat dihadapan Natsu, yang memandangi Natsu dengan pandangan yang diinginkannya.
“Gray-sama...” ujar Juvia sambil menggigit bajunya.
Sementara itu, di tengah-tengah meja utama, semua pria yang berada di tempat itu memandangi Natsu dengan intens, wajah mereka bersemu merah, seperti melihat model bugil di hadapannya.
“kawai parufamu, Natsu-san. Kau benar-benar menawan hari ini” Mirajane tersedak, Erza tidak jadi memakan kuenya, Cana membuang tong sakenya, Lisana terpeleset dengan tidak elitenya, dan kata ‘OTOKO’ yang biasa menjadi treadmark Elfman berubah menjadi ‘ONNANOKO’ ketika menyaksikan Ichiya mengucapkan mantra-mantra kotornya. Pada Natsu???!!!
“o-oh, aku tidak memakai parfum apapun” jawab Natsu polos, lebih tepatnya dungu.
“aku ingin mencium parfum itu lagi” Ichiya mendeakt pada Natsu sambil mengendusnya, menyebabkan hidungnya mengembang kempis, dan Erza menjadi mual ketika melihat hal tersebut.
“apa yang?”
BUAKKKK....
“tidak ada yang boleh mendapatkannya. Kau tidak pantas!!” gome, yang tadi itu suara Ichiya yang ditendang oleh Lion dan jatuh secara tidak elitenya menabrak tumpukan drum sake kosong milik Cana.
“doushita omae?! Aku sedang makan di sini, jangan mengganggu!!” Natsu meraung marah karena waktu makannya diganggu.
“Natsu, aku berjanji akan membahagiakanmu, aku akan selalu berada di sisimu, jadi maukah kau menikah denganku?” semua putih, semua orang di dalam ruangan tersebut termasuk master Makarov merasa Shokk dengan pernyataan dadakan Lion pada Natsu, minus pria-pria yang ada di sekliling meja tersebut.
“apa yang kau bicarakan?” Natsu masih memproses apa yang dikatakan Lion barusan, kepalanya masih sibuk mengunyah dan mencerna nutrisi makanannya, dan membiarkan perutnya berpikir lebih lama #plakkk.
“pulanglah ke guildmu mata murung!” kembali lagi bunyi bedebam terdengar, berakhir dengan Lion yang tepar secara tidak elitenya di dekat Ichiya dengan asap kecil di atas kepalanya.
“sa..., Salamander, pria seperti apa yang kau idamkan? Pasti orang yang kuat kan?” Gajelle memandang Natsu dengan centil sambil tersenyum gaje yang maksudnya menggoda. Sementara Levi yang melihat hal itu sama sekali tak percaya, Lilypun sampai sweetdrop menyaksikan tingkah partnernya itu.
“um, sore wa OTOKO da!!” ujar Elfman sambil mengangguk.
“OTOKO wa nani??!!!” bentak Charla dengan kedutan di dahinya, Wendy tertawa gaje.
“aye, sore ga Natsu tteba!” Happy muncul masih dengan ikan dimulutnya.
“selain itu, apa yang dipikirkan Natsu? Kenapa tidak sekalian menghajar mereka saja seperti biasa?” Lily berkomentar saat melihat keadaan yang semakin diluar kendali, apalagi menyaksikan tingkah dan kata-kata Gajelle saat ini.
“sore wa Natsu! Natsu orang yang sangat berkonsentrasi sekarang. Dia akan makan jika makan, dan tidak melakukan hal lain, aye!” jawab (baca: bela) Happy.
“itu jika dia hanya berurusan dengan makanan kan?” tukas Charla.
“apa yang kalian makan?” Natsu hanya balik bertanya. Tiba-tiba, tubuh Gajelle tidak bisa bergerak, ia bingung.
“nah, Natsu-san, aku yakin kau pasti bisa memilih diantara orang-orang ini kan? Akulah yang paling perfect di antara mereka. Ikutlah bersamaku dan kita akan menikah” Hibiki menggunakan sihir Arcievenya dan menahan Gajelle. Tetapi kemudian Hibiki menjadi beku, ia tak bisa berbuat apa-apa.
“ne, Natsu-san. Aku takkan menjadi adikmu, karna jika aku menjadi adikmu maka cinta kita akan terlarang!” Eve maju menggantikan Hibiki dengan berdiri sambil mengulurkan tangannya di hadapan Natsu. Natsu kembali memandang cengo, di pikirannya sama sekali tidak terlintas apapun. Yang ia pikirkan adalah mereka semua sedang melakukan hal biasa, karena ini merupakan usaha untuk menjadi lebih dekat dengan sesama penyihir.
“terserah kau saja. Aku hanya ingin makan” jawab Natsu sambil melanjutkan makannya.
“Natsu-san, apakah ini benar-benar? Kau...”
BUGGG
Kalimat Eve kembali terputus oleh bunyi bedebam, dirinya jatuh secara tidak enaknya dilihat.
“warui Eve, tapi bukan berarti aku takkan mengalah darimu” Ren mendorong Eve sehingga terjungkir dan jatuh “nah, Natsu-san, mari merajut cinta bersamaku. Aku jatuh hati padamu, bukan berarti aku takkan melamarmu” ujar Ren sambil menyerahkan sebuah mawar pada Natsu.
“chottto Ren!!!!!” jerit Sherry histeris melihat pacarnya secara terang-terangan menyatakan cinta pada Natsu.
“ue? Apa itu enak?” Natsu lagi-lagi menjadi orang terbodoh se-Fairy Tail, ia mengambil bunga tersebut kemudian memakannya dengan rakus. “sama sekali tidak enak” ucapnya kemudian setelah memuntahkan bunga tersebut”
“kau benar-benar memakannya, apakah ini artinya kau sudah menerimaku?”
“tentu saja tidak bodoh!” Yuuka menerobos barisan Ren, mendorongnya seperti cara Ren mendorong Eve sebelumnya, melumpuhkannya dalam sekali dorongan. “ma, Natsu-san, mari bersanding denganku..” ucap Yuuka menggantikan Ren.
Sejauh pemandangan yang ada, semua orang masih terkesima. Bagaimana mungkin semua pria dari guild-guild itu mengatakan hal yang aneh pada natsu? Dan Natsu, sebenarnya apa yang dipikirkannya?
“master, perlukah aku menangani ini?” Sahut Erza dengan aura membunuh di seluruh tubuhnya, begitu juga dengan beberapa anggota lain, termasuk Lisana dan Mirajane yang sudah mulai kehilangan kesabaran. “aku tidak tahu apa yang terjadi pada mereka, tapi ini sungguh sangat keterlaluan. Mereka seperti sedang..”
“jatuh cinta” sambung Mira.
“pada Natsu??!!!” jerit Lisana.
“sudah, aku akan menghentikan ini” Erza merequip Heaven Wheels dengan puluhan pedang di sisinya, orang yang melihatnya langsung beringsut mundur, takut terkena cipratan amarah wanita terkuat Fairy Tail itu.
“chotto, matte. Kita lihat saja dulu. Sebenarnya ada apa di sini? Apa ini ada hubungannya dengan minuman itu?” ujar Makarov sambil melirik segelas minuman yang disuguhkan Mirajane padanya.
“serahkan padaku, Master!” seru levi.
“ooh, levi.”
“aku akan mempelajari komposisinya!” Levi kemudian menggunakan sihirnya untuk mencari komposisi dari ramuan tersebut dengan meneteskannya pada kertas sihir.
Sementara Levi mencari komposisi minuman tersebut, keadaan semakin genting terjadi di meja utama, dan orang-orang yang melihat hal tersebut masih tercengang dengan semua itu. Sherry dan Jenny juga ikut-ikutan masuk dalam perseturuan itu.
“ma.., Natsu-san. Kau tahu julukan kami kan? Kami ini sangat handal soal melindungi apapun, terutama melindungi sesuatu yang penting sepertimu, benarkan, Rogue?” Kali ini Sting dan Rogue dari saibertoothlah yang mengambil peran, setelah berhasil menghilangkan kesadaran Yuuka dengan serangan mereka, naga kembar ini merangkul pundak natsu dan berniat menggodanya.
“sore wa ii desho. Jadi..., Natsu-san akan bahagia bersama kami” sambung Roguee.
“oi, omaetachi nani shiteru no??!!!!!!” seru Natsu mulai merasa terganggu. Dari tadi, waktu makannya digangu terus oleh pria-pria mengerikan di hadapannya.
“Regulus Impact!!” sudah pasti diketahui dari siapa sihir itu. Loki, datang dengan sihirnya dan menyerang pasangan naga kembar, melumpuhkan mereka. Orang yang fall in love emang lemah banget. Keduanya tepar dengan tidak elitenya bersama kepulan asap membentuk hati yang keluar dari puncak kepala mereka.
“kalian semua sangat tidak pantas! Natsu-san, aku akan menjadi bintang yang bersinar untukmu selamanya” ucap Loki dengan senyum menggodanya pada Natsu, beberapa wanita menjerit kesetanan menyaksikan Loki mengatakan itu, bahkan Lucy menjatuhkan rahangnya sendiri melihat tingkah spiritnya. Terlebih lagi, ia sudah berusaha menutup paksa gerbang Leo, namun sama sekali tidak bisa.
“Loki teme...” asap hitam keluar dari telinga Lucy, wajahnya memerah karena marah.
“Juvia akan menghentikan ini!” Lucy menatap juvia, sepertinya Juvia sudah bangkit dari keterpurukannya
“Juvia?”
“Juvia tidak perduli pada ramuan cinta itu, tapi Juvia takkan membiarkan teman Juvia saling melukai!” Juvia terlihat sangat bersemangat, sehingga menimbulkan background api yang membara yang mampu dilahap oleh Natsu #plakkkk
“aku menemukannya!!!” seru Levy mengalihkan perhatian semua orang, minus para pria di meja utama.
“kau menemukannya, Levy? Yokatta” ujar Makarov lega.
“minuman ini, bukan minuman biasa. Ada ramuan yang terkandung di dalamnya. Di ramuan itu ada benda yang namanya akar Coppelia, benda ini menimbulkan efek samping membuat orang yang meminumnya akan mencintai orang yang namanya disebut pertama kali. Tapi...., hanya berlaku pada pria saja” jelas Levy.
“itu menjelaskan semuanya sekarang. Nah, apakah efek ramuannya akan segera habis?” tanya Erza.
“itu aku juga tidak tau, soalnya bahan-bahan yang terkandung di sini baru kutemukan dan belum kuketahui penawar dan efeknya” ujar Levi memelas, pandagannya tertuju pada Gajelle yang masih tersungkur dengan kepala natsu kecil yang mengitari kepalanya.
“Gejelle!!” batin Levy menjerit.
“ini benar-benar aneh. Lagipula siapa yang memasukkan ramuan itu ke dalam minuman??? Akan kuhukum siapapun itu!” ucap Erza geram, ia sudah bersiap dengan pedangnya.
Sementara itu, Juvia yang melihat kemarahan Erza sedikit beringsut, nyalinya ciut oleh kemarahan Erza. Tapi melihat Natsu yang dikerumuni oleh orang yang mengerikan dari guild lain, membuat rasa kasihan Juvia tumbuh lebih besar (padahal biar digituin, Natsu juga bakal tetep gak sadar, khu, khu, khu).
“E-Erza-san...” sahut juvia malu-malu, dibelakangnya terlihat Lucy yang ketakutan.
“naani...?” tanya Erza sambil melempar tatapan mengintimidasi pada kedua gadis itu dan sukses membuat mereka bergidik ngeri.
“a-ano..., Erza-san..., sebenarnya. Ini...., kesalahan Juvia. Juvia membeli ramuan itu seharga 80.000 J dari seorang penyihir tua. Juvia ingin cintanya terbalaskan oleh Gray-sama..., tapi malah jadi seperti ini. Juvia benar-benar menyesal, sumimasen onegai ishimasu!” aku Juvia sambil merunduk dalam-dalam.
“Juvia?” batin Lucy merasa kasihan.
“aku tidak perduli kau membelinya berapa, tapi kau tetap harus dihukum karena melakukan hal yang mengerikan. Juvia...” ujar Erza dengan tampang yang sekali lagi, super killer bersama aura merah yang menguar pekat dari tubuh Erza, di tangannya sudah terequip 2 buah pedang tajam.
“Juvia menerimanya” jawab Juvia sambil merunduk lagi.
“c-chotto!!!” Lucy tiba-tiba muncul di pertengahan, membuat Erza dan Juvia terkejut.
“nani ga Lucy? Apa kau mau menggangguku?” geram Erza sambil menodongkan pedang pada keduanya.
‘hieeee!!!! Erza, kowai’ batin Lucy ketakutan “eto..., sebenarnya, akulah yang memasukkan ramuan itu dengan tidak sengaja ke dalam minuman itu. Aku benar-benar minta maaf. Juvia tidak salah, akulah yang menyebabkan semua ini” ucap Lucy membela Juvia, Juvia menatapnya haru.
“Lucy-san?”
“ne, Juvia”
“tch, aku tidak perduli siapa yang menyebabkannya, akan kuhukum kalian berdua. Lucy, Juvia. Bersiaplah menerima hukuman kalian!!” Erza terdengar seperti seorang iblis, kali ini dia terlihat seperti seorang wanita iblis dengan tiga tanduk di kepalanya.
“Erza-san..., kowai..” gumam Lucy dan Juvia bersamaan.
Kembali ke pokok permasalahan sebenarnya di Fairy Tail. Natsu seperti yang dilihat masih dikelilingi oleh para pria-pria tampan dari 4 guild yang mencintainya, tapi dia sama sekali tidak tahu. Makan membuat otaknya lamban, hampir tidak bekerja sama sekali. Bahkan sekarang Laxus juga merayu Natsu, kenyataan itu membuat Freed, Bickslow, dan Evergreen menderita.
“nee Natsu, bukankah kau selalu ingin mengalahkanku? Jadilah kekasihku dan kau akan bisa mengalahkanku setiap hari” ucap Laxus dengan nada seductive.
“uum, maksudmu menjadi pasangan duelmu? Baiklah, aku mau” jawab Natsu masih dengan makanan yang memenuhi mulut naga-babinya.
“itulah yang kuinginkan dari seorang Natsu Dragneel”
“oi, Laxus, kau jangan merebut calon pengantinku!” seru Gajelle yang sudah sadar dari pingsan-tidak-elitenya.
“jangan bercanda naga rongsokan, aku sudah melamarnya lebih dulu!” kali ini Lion juga ikutan.
“orang seperti kalian tidak tahu cara berurusan dengan hal seindah cinta” Hibiki sepertinya sudah siap dengan sihirnya. Melihatnya seperti itu, membuat yang lain juga melakukan yang sama. Mereka semua mulai menggunakan sihir mereka masing-masing, dragon slayer, archieve magic, ice magic, parfum magic (ichiya), sihir gelombang, Regulus. Sementara Jenny dan Sherry yang menyaksikan keributan itu memilih mundur dari medan pertempuran daripada mereka harus menjadi korban pertarungan cinta antara para pemuda tampa itu.
Sementara semua pria-pria itu berkelahi mengenai kepemilikan Natsu, orang yang dipertengkarkan tanpa disadari sudah menghilang dari tempat itu, begitu juga dengan sosok seorang pria yang diperkirakan diam dari tadi, benar-benar tidak ada yang menyadarinya ya?
Sementara di dalam bangunan guild tengah terjadi kekacauan, orang yang tengah dikacaukan sudah raup entah kemana. Natsu dibawa lari oleh Gray, sebenarnya Natsu memberontak tak ingin ikut, makanan enaknya belum habis dilahapnya. Tetapi Gray sepertinya memakai cara yang kasar, ia membekukan Natsu dengan sihir esnya, dan api natsu tidak dapat melelehkannya. Sama seperti sihir Lion yang dipakai untuk membekukan tubuh Natsu seperti bola ketika mereka berusaha menggagalkan rencana Lion untuk melelehkan es yang memenjara Deliora di pulau Galuna.
Gray hanya membekukan tubuh Natsu sampai kepalanya, tidak dengan tangan dan kakinya sehingga dia bisa menarik Natsu bersamanya tanpa perlawanan dari Natsu sendiri, dan juga kebrisikannya. Setelah sampai di tempat yang diperkirakan cukup jauh dari bangunan Guild, Gray membatalkan sihirnya, membuat Natsu meraung-raung marah di hadapannya.
“apa yang kau lakukan mata murung?!!!!!” seru Natsu seketika setelah Gray melepas segelnya, yang diteriaki hanya mundur dengan wajah bersemu merah “apa kau tidak tahu kalau aku sedang makan haah?! Jika ingin bertarung katakan saja, aku akan melawanmu kapanpun kau mau baka!!!!!” Natsu berujar dengan mulut yang mengeluarkan api.
“yare-yare, tenanglah, Natsu. Aku membawamu ke sini karena ada yang ingin ku katakan” ujar Gray sambil menatap ke arah lain, wajahnya benar-benar memerah. Itu membuat Natsu sedikit bingung.
“pfffftt.., Gray..., wajahmu merah sekali...” ujar Natsu sambil menahan mulutnya dengan 4 jarinya agar tawanya tidak pecah.
“jangan menahan tawamu bodoh!!” seru Gray tidak terima.
“ja..., apa yang ingin kau katakan? Aku ingin kembali ke sana, Laxus ingin bertarung denganku. Juga ada banyak makanan di sana yang belum..”
“yamete yo, baka~!” sungutan Gray barusan menghentikan ucapan Natsu.
“nuani...?? jadi kau melakukan ini hanya untuk mengataiku bodoh? Mati saja kau penyihir bugil!!” Natsu sudah menyalakan api di tangan kanannya, wajahnya seperti wajah Happy yang ikannya dimakan oleh orang asing, bersiap memukul Gray. Tetapi ketika Natsu hendak menghantam wajah Gray, sesuatu yang mengejutkannya terjadi. Gray tidak membalasnya, tetapi malah memeluk Natsu, erat sekali.
“G-Gray, apa yang kau lakukan?!” tanya Natsu merasa sangat aneh dengan sikap Gray yang tiba-tiba memeluknya. Gray tidak menjawab, ia kemudian menyerahkan sebuah gelas es yang di dalamnya ada air.
“nani sore?”
“minumlah, kau harusnya haus setelah memakan banyak sekali daging tadi.” Ujar Gray.
“whooa..., kau benar. Aku sangat haus sekarang. Arigatou na, Gray!” Natsu yang sangat kelewat bodoh tanpa menyadari seringai dari Gray langsung meneguk semua minuman itu tanpa sisa setetespun.
‘dengan begini, Natsu akan menjadi milikku selamanya. Levi berbicara terlalu keras, ramuan yang dibeli wanita drip...drip...drop (Juvia) itu membuat kami seperti ini. Tapi meski tidak diberi ramuanpun, aku sudah menyukai hair pinky itu sejak lama, khe, khe, khe, dan tanpa meminumnyapun, aku akan selalu menyukai Natsu’ batin Gray sambil tertawa iblis dan kemudian berekspresi seperti dalam setiap khayalan Juvia.
“arigatou na, gray” ucap Natsu. Lalu tiba-tiba, ia menjadi terlihat berbeda. Wajahnya menjadi merona, menatap Gray dengan tatapan yang sulit diartikan.
“G-Gray, a-apa yang terjadi? Nande...?” ucapan Natsu terputus tepat saat Gray memeluknya. Tidak hanya itu, setelah memeluk tubuh yang hanya ditutupi rompi dan selendang itu, Gray meraup bibirnya. Bibir pink yang manis itu dilumat pelan oleh Gray, natsu yang masih belum keluar dari kebodohannya hanya terdiam membiarkan Gray memperlakukannya seperti itu.
Setelah mencium Natsu selama sekitar 2-3 menit, Gray melepas ciuman itu, menatap natsu Intens. Ia menjerit gemas dalam hatinya melihat wajah natsu kali ini, bagaimana tidak? Wajah itu memerah sempurna, hampir seperti warna rambutnya saar ini. Ekspresi yang tidak pernah dilihat oleh orang lain dari Natsu kini dinikmati oleh Gray. Gray kemudian membelai pipi Natsu yang masih memerah.
“kawai na, Natsu. Dai suki yo, Natsu” ucap Gray masih membeai pipi Natsu dan memberikan tatapan yang belum pernah diberikannya pada orang lain.
“G-Gray...,a-apa yang kau lakukan, baka?!” tanya Natsu mulai sadar akan kejadian ini. Sepertinya efek ramuan itu berlangsung lamban bagi Natsu, terbukti ia tidak langsung membalas ucapan cinta Gray.
“jawab saja, Natsu. Aku mengiginkanmu!” ujar Gray dengan wajah serius.
“eto...., uhm...” Natsu terdiam beberapa saat “ore mo..., su-su-suki...,da yo...” jawab Natsu kemudian. Kalimat yang terputus-putus akibat jaringan otak Natsu yang korslet akibat efek ramuan yang diminumnya berhasil membuat Gray serasa terbang ke langit.
“yokatta, ikou, kita kembali ke tempat orang-orang bodoh itu” Gray menggandeng tangan natsu pergi bersamanya menuju Guild.
Sementara gray dan Natsu menuju Guild, di dalam Fairy Tail sendiri keadaan tengah sangat gaduh di dalam sana, Gajelle, Laxus, Hibiki, Ren, Eve, Ichiya, Lion, Yuuka, Rogue, dan Sting tengah panik setengah mati menyadari pasangannya (mereka) telah hilang entah kemana.
“Natsu-san!!! Doko ee!!!” jerit Sting dan Rogue bersamaan.
“kanashi parufamu, Natsu-san” Ichiya menangis sambil membayangkan Natsu. Begitu pula dengan yang lain, keadaan mereka benar-benar seperti Juvia saat ini.
Ditengah keterpurukan yang melanda pria-pria tampan itu (minus Ichiya), Makarov mulai terlihat emosi, Erza dan Mirajane juga.
“omaetachi, setelah aku menghukum kalian, aku akan memenggal kepala semua pria gila itu. Tunggu saja!” plak...., bunyi hantaman cambuk mengyeruak menambah kegaduhan di bangunan Fairy Tail, 2 orang gadis malang tengah menderita kesakitan di bagian bokong mereka akibat pukulan cambuk Erza yang terlewat keras.
“itttaaaaaiii...!!!!!!!” seru Lucy dan Juvia yang merasakan penderitaan tersebut.
“minta ampunlah!!!” seru Erza.
“ehehe...., Erza-san sepertinya benar-benar marah. Dia mengerikan” ucap Levi sambil bergidik ngeri memperhaatikan siksaan Erza terhadap Lucy dan Juvia.
“kasihan Lucy dan Juvia” ucap Jet.
“aah, mereka pasti sangat menderita” sambung Droy.
“ara-ara..., mereka pantas mendapatkannya.” Sahut Cana masih dengan tong sakenya.
“oi, tenanglah, orang-orang bodoh!!!” suara baritone yang berseru dari pintu depan bangunan Fairy Tail mengalihkan semua perhatian orang-orang di sana, bahkan Erza menghentikan siksaannya terhadap Lucy dan Juvia. Di ambang pintu kayu itu berdiri 2 sosok yang sedari tadi menghilang, Natsu dan Gray dengan tangan mereka yang sudah membeku satu sama lain. Yah, tangan mereka merapat dan dibekukan oleh Gray dengan maksud agar mereka tidak usah berpisah.
“apa maksudnya ini, Gray!!!” seru Lion.
“apa kau tidak bisa melihat hah, dasar mata jepit!” ejek Gray.
“nani??!!!” Lion mulai panas.
“minna, aku dan Natsu sudah menjadi pasangan kekasih sekarang! Ne.., Natsu?” ucap Gray sambil menatap natsu yang masih memerah wajahnya.
KRACKKK.....
“Gray-sama...” suara tadi adalah suara lantai guild yang retak akibat tangan Juvia. Hal itu membuat Erza malah beringsut “Gray-sama..., dan Natsu-san? Tidak mungkin!!!!! Juvia shokkk!!!!” jerit Juvia kemudian mencair menjadi larutan bening yang disebut air.
“apa itu benar, natsu-san? Apa kau akan menjadi kekasih pria model majalah porno ini? Kau menyakiti hatiku!” sahut Hibiki.
“apa katamu?!!!!” bentak Gray.
“aku masih berharap kau memilihku, bukan berarti aku akan melupakanmu” Ren masih bertahan dengan sikap Tsunderenya.
“sa..., Ren..., aku masih ada di sini loh~” Sherry mendekat dengan gaya centil ke arah Ren.
“yah..., bukan berarti aku takkan menolakmu. Kau adalah cintaku” jawab Ren sambil memegang pipi Sherry “oh, aku kembali!” ucap Ren menyadari dirinya telah kembali dari pengaruh ramuan.
“waah, kau sudah sadar, Ren!” jerit Sherry sambil berhambur memeluk Ren.
Keadaan yang tak berbeda jauh juga terjadi pada Gajelle dan yang lain, mereka tampak sudah sadar dari pengaruh mantra ramuan.
“ada apa ini?” Gajelle bertanya-tanya.
“apa yang terjadi di sini?” Laxus pun ikutan bertanya-tanya. Menyadari keadaan guild yang berantakan membuatnya benar-benar terkejut.
“ini adalah pengaruh mantra dari ramuan yang terkandung dalam minuman kalian” Jelas Mirajane “kalian sepertinya sudah sadar”
“nani? Ramuan?” Sting dan Rogue bertanya bersamaan.
“eeh, itu adalah ramuan cinta yang dibeli Juvia seharga 80.000 J dari seorang penyihir tua yang kemudian tidak sengaja ditumpahkan oleh Lucy ke dalam wadah minuman kalian. Itu membuat kalian mencintai siapapun yang kalian sebut namanya pertama kali sesaat setelah meminum ramuan itu. Dan nama yang kalian sebut adalah...” semua pria tampan yang terkena ramuan tersebut menanti nama yang digantung oleh Mirajane. “Natsu” sambung Mira sambil tersenyum tanpa dosa khasnya. Mendengar nama Natsu, Gajelle dan yang lain langsung bersweetdrop ria, membayangkan mereka menyatakan cinta pada Natsu dengan tatapan menggelikan.
“Sa-Salamander?” Gajelle merasa jijik pada dirinya sendiri, begitu pula Lion dan yang lain.
“lalu, kenapa kami sama sekali tidak terpengaruh?” sahut Sherry yang masih merangkul lengan Ren.
“ramuan itu tidak berpengaruh pada perempuan, Sherry. Jadi kau dan Jenny tidak merasakan hal seperti Hibiki-san dan yang lain” lanjut Mirajane masih dengan senyum watadosnya.
“sou. Tapi aku dan Natsu sekarang benar-benar menjadi sepasang kekasih” sahut Gray memecah kondisi yang mulai kondusif itu.
“naniii??!!!!” jerit semua orang kesetanan, terutama pria-pria yang juga tadi sudah terpengaruh ramuan itu.
“sou, jadi apakah kami diberi penawar?” tanya Ichiya.
“iie, itu terjadi begitu saja” sahut makarov.
“master?”
“perasaan kecewa yang lebih kuat dari rasa cinta menjadi penawar yang sempurna bagi ramuan itu. Kalian merasakan hal yang lumrah tapi salah. Juvia..., jika menginginkan cinta yang tulus, tidak harus memakai sihir atau ramuan. Cinta yang sebenarnya berasal dari hati, sama seperti sihir yang kita gunakan.” Jelas Makarov.
“souka”
“pengaruh ramuan itu juga bisa hilang seiring waktu. Karena sihir seperti itu takkan bertahan selamanya” ujar Makarov lagi.
“warui master, tapi cintaku pada Natsu benar-benar tulus dari hati. Aku tidak meminum ramuan tersebut” sahut Gray menjelaskan perihal dirinya dan Natsu. Semua diam, hanya suara jangkrik yang terdengar brisik. Cana tersedak gentong sakenya, Charla memeluk Happy, Juvia mulai menguap, Erza membatu. Semua orang cengok.
“aku memang sudah menyukai Natsu sangat lama. Sejak pertama dia memasuki Fairy Tail. Dia benar-benar memukau buatku. Rambutnya, matanya, dan gayanya. Entah kenapa aku selalu ingin melihatnya. Aku sudah muak dengan omong kosong sahabat itu. Aku..., aku benar-benar menyukainya” ucap Gray sambil memandang lembut Natsu. Semua orang kembali menatapnya cengok, tubuh cair Juvia benar-benar sudah menguap, sementara yang ditatap hanya memasang wajah yang memerah.
“hm..., lalu bagaimana dengan Natsu?” tanya Makarov sambil menatap Natsu yang sama sekali diam.
“o-ore mo..., Gray wa daisuki” ucapnya tanpa memandang Makarov.
“are wa nanda? Gray dan Natsu????” sahut Carla terlihat panik.
“sore wa OTOKO da!” jerit Elfman.
Erza mendekati kedua pria itu, membuat bulu kuduk mereka merinding. Langkah demi langkah Erza semakin mendekat kearah Gray dan Natsu.
“E-Erza?” Natsu merinding, dia sudah seperti seorang Gadis yang hendak dicabuli oleh monster. Wajahnya memerah, napasnya memburu, jantungnya berdetak kencang, ia tahu Erza adalah orang yang lebih buruk dari monster, begitupula semua orang di dalam guild, jadi mereka hanya bisa menonton Erza akan melakukan apa terhadap 2 sejoli itu.
Erza sampai dihadapan Gray dan Natsu. Ia masih terdiam, lalu perlahan ia menjulurkan kedua tangannya di masing-masing sisi kepala Gray dan Natsu, sementara yang diperlakukan begitu mulai berpikir bahwa Erza akan merequip 2 pedang di masing-masing tangannya dan menusukkannya tepat di sisi kepala Natsu dan Gray sekarang. Tetapi tidak, Erza merangkul mereka, membawa mereka ke pelukan yang menurutnya hangat tapi bagi semua orang itu sebenarnya sangat keras dan dingin karena dada Erza ditutupi oleh baju Zirah Heart Kreuz yang sungguh keras.
“ittaaaiii!!” jerit Gray dan Natsu bersamaan.
“kalian sudah menemukannya. Aku berharap kalian bahagia dengan itu. Master, aku benar-benar senang” ucap Erza sambil menangis terharu.
“ehe.., mereka benar-benar aneh” ucap Lucy yg menyaksikan pemandangan aneh itu.
“jadi..., aku benar-benar di bawah pengaruh sihir? Tapi..., aku seperti merasa menyukai Natsu. Apa tadi aku menyebut namanya?” sahut Loki yang berdiri di dekat Lucy dan Juvia, ia mengingat kembali urutan kejadian yang dialaminya seharian ini.
“ya, kau menyebutnya tadi...” jawab Lucy dengan raut kesalnya. Loki mengingat kembali, dan ia sadar. Loki memang menyebut nama Natsu, tapi untuk tujuan yang berbeda. Sebenarnya, Loki ingin meminta pendapat Natsu mengenai jas baru yang dibelinya dari toko RB dunia roh. Dia tidak mau menanyakan hal itu pada Lucy karena menurutnya Lucy adalah orang yang payah soal style.
“Juvia sangat sakit, hatinya hancur!” sahut Juvia sambil menangis tersedu.
“jika si bugil itu tidak bisa menemanimu, aku akan menjadi pendampingmu, Juvia” Lion mengulurkan tangannya pada Juvia yang masih dalam wujud setengah cair.
“sebaiknya pakai dulu bajumu sebelum mengatakan hal itu pada orang lain” ujar Levi sambil melirik Lion.
“Lion-sama?”
“ayo, Juvia. Hiduplah bersamaku” Juvia akhirnya menerima uluran tangan itu dan mereka sama-sama tersenyum. Luka di hati Juvia telah terobati karena ketulusan hati Lion (cepat amat -_-).
“warui na, Juvia. Tapi..., aku benar-benar...”
“daijobu ne, Gray-sama. Semua orang berhak bahagia menurut pilihan mereka masing-masing. Juvia juga akan berusaha untuk bahagia. Semoga Gray-sama dan Natsu-san selalu bahagia” potong Juvia sambil tersenyum.
“hora, Natsu” Happy memanggil sahabatnya itu, tangannya dan Gray telah terlepas dari es.
“ooh, Happy! Doushita?” tanya Natsu.
“apa kau takkan memancing ikan denganku lagi??” ujar Happy kemudian dengan wajah memelas. Natsu agak terkejut, kemudian ia tersenyum senang seperti senyumnya yg dulu.
“daijobu yo, kita akan selalu memancing bersama. Ne, Gray?” jawab Natsu.
“sou. Sekarang kau anak kami, Happy” jawab Gray.
“hueee...., aku akan mati..” seru Happy sambil terbang menjauh dari pasangan baru itu dengan air mata.
“matte Happy! Dou you koto?!” seru Natsu berusaha menghentikannya.
“kalian akan memanggang dan membekukanku lagi, huee” jerit Happy.
“hahaha!!!! Muri da yo Happy!!” ucap Natsu dan Gray bersamaan.
“tetap saja kalian orang tua yang buruk” ejek Happy dengan wajah horornya.
“itu diluar pembicaraan!!” bentak Gray dan Natsu lagi-lagi kompak.
“ma-ma..., mereka terlihat cocok ya” ucap Cana dari kejauhan, masih dengan tong sakenya.
“yaah, kurasa kau benar Cana. Aku penasaran dengan apa yang terjadi selanjutnya” sahut Erza sambil tersenyum.
“Natsu dan Gray.” Sambung Lucy.
“sore ga ai.” Sahut Makarov yang ditanggapi oleh anggukan yang lain.
“Makarov-kyo, kami rasa kunjungan kami sudah selesai.” Sahut Lion yang sudah bersiap untuk pulang, begitu pula dengan anggota guildnya yg lain.
“aah, sasuga parufamu Makarov-san. Kami juga pamit” sahut Ichiya dengan Eve, Hibiki, dan Ren di belakangnya.
“kami juga. Natsu-san, ingat janji kita! Aku takkan mengalah di pertarungan kita!” sahut Sting.
“oosh! Akan kulayani kapanpun!” jawab Natsu membara.
“sou!! Berhati-hatilah!!” jawab Makarov.
“ini hari yang penting. Kita akan menjadikan ini sebagai rahasia kecil antarguild kita, iya kan, master?” tanya erza pada Makarov.
“uhm, begitulah” jawab makarov sambil memandang kepergian 3 guild lainnya.
<POISON YAOI>
Begitulah, hari itu menjadi rahasia kecil bagi 4 guld yang berbeda itu, dan mereka pastinya akan mengingat hari itu untuk selamanya dalam sejarah perkembangan hubungan Guild mereka. Ramuan itu..., berhasil mengacaukan semuanya. Tetapi bukti bahwa ikatan mereka semakin kuat memang terlihat dan nyata. Sore ga, Ai!!
Tetapi, masih ada yang mengganjal. Apa sebenarnya isi ramuan itu? Tanyakan saja pada sang nenek penjual ramuan itu.
“ramuan itu tidak hanya berisi akar Coppelia, tapi juga berisi daun Orico, biji Makai, dan buah Merique. Semua bahan itu apabila bercampur akan menambah dan memperkuat efek akar Coppelia, dan membuat efek ramuannya bertahan selamanya, hahaha!!!! Akar Copellia sendiri hanya bisa dihilangkan efeknya jika ada sesuatu yang lebih kuat dari efeknya, kha, kha, kha. Sasuga Makarov-dono!!”


OWARI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar