Kaze no Uta (10)
 Cast: Inoo Kei, Arioka Daiki, Miyuki Watanabe, Sayaka Yamamoto
 Genre: Friendly, Romance
 Rating: T
 
 ****
 seseorang memasuki kelas idol setelah memastikan seluruh isi sekolah 
telah sepi dari siswa maupun guru. Dia terkikik mendapati sepucuk surat 
diatas sebuah meja di kelas tersebut.
 ''Inoo-san, waktunya melihat 
keseriusanmu '' ucapnya sambil menyeringai. Beberapa saat kemudian 
setelah mengambil surat tersebut, diapun menghilang.
 Langit Sore 
nampak begitu indah, panorama kecantikan cakrawala berwarna oranye 
kecoklatan menyeruak dengan biasnya di sepanjang garis cakrawala langit 
hari itu. Inoo dan Daiki sedang dalam limosin yang sama, mereka hari ini
 pulang bersama dikarenakan ada kegiatan utk grup band mereka. 
 Inoo
 sedari tadi hanya menatap kosong keluar jendela, pandangannya terruju 
pada semburat indah dipucuk cakrawala sore yang indah itu.
 ''oi, 
Inoo-chan, apa uang sedang kau pikiran?'' tanya Daiki sembari menepuk 
bahu Inoo, menyadarkannya dari lamunannya. Inoo berbalik menatap sahabat
 karibnya itu.
 ''aah, tidak sedang memikirkan apa-apa.'' jawab Inoo bohong.
 ''ayolah, bersemangatlah sedikir, sebentar Yuya dan yang lain akan 
datang ke rumahmu utk latihan, apakah studiomu masih bersih seperti 
dulu?'' ucap Daiki sambil berpose berpikir.
 Sepanjang kalimat yang 
diucapkan Daiki, terlihat Inoo sama sekali tak menanggapinya segetirpun,
 ia masih menatap kosong keluar jendela, bahkan sampai mereka tiba di 
Mansion kebesarannya, Inoo masih tak menyadarinya karna terlalu sibuk 
berpikie tentang identitas si pengirim surat.
 ''emm...., Inoo-chan, kita sudah sampai'' tegur Daiki.
 ''ah, iya, baiklah'' jawab Inoo sedikit tergesa, membuat Daiki menatapnya aneh.
 Mereka segera keluar menuju mansion megah yang sudah terpampang kokoh 
di hadapan mereka. Ketika Inoo dan Daiki memasuki mansion tsb, para Miku
 dan Butler langsung berjejer memberi sambutan.
 Daiki dan Inoo segera menuju ruangan studionya.
 
 **Inoo POV**
 sebenarnya apa yg terjadi padaku? Bahkan untuk sesaat semenjak pagi 
ini, aku sama sekali tidak bisa mengalihkan pikiranku dari surat itu, 
dan fatalnya lagi, sepertinya kepalaku menderita komplikasi dengan terus
 menerus menanyakan siapa pengirim surat itu. 
 Aku dan Daiki 
memasuko ruangan Studioku, yah meskipum terasa sangat anwh jika kau 
ingin melakukan sesuatu yg lain tetapi memikirkan hal yg lain pula.
 
Aku masih berkutat dgn gerutuku saat kusadari sosok uang selama ini 
luput dari pandanganku telah berdiri tegap dihadapanku, 3 sosok pemuda 
yang sangat ku kenali sebagai sahabat, saudara, sebagai orang yang 
sangat dekat denganku. Kupastikan mataku tidak sedanh menipuku sekarang,
 akupun mengucek kedua mataku, lalu saat aku selesai, sebuah senyum yang
 langka langsung melengkung dibibirku.
 ''ternyata benar kalian, 
hehe...., selamat datang kembali.'' ucapku tulus menyambut mereka. Tanpa
 berkata apa-apa lagi, aku segera memeluk mereka, mengeluarkan rasa 
rindu yg menumpuk sepertinya. Jangan salahkan aku, aku memang terlihat 
seperti ini jika bersama mereka.
 ''Inoo-chan, kau ini masih sama ya'' ucap seorang pemuda jakung berumur 19 tahun bernama Yabu Kota.
 ''hai, aku juga merindukanmu Inoo-chan'' timpal sosok yg sama tinggi namun berbeda bernama Takaki Yuya.
 ''Inoo-chan, kau tambah cantik tau'' ucap pria bernama Yaotome Hikaru, 
aku tidak tau dia sedang mengejek atau memujiku, tapi aku tidak perduli,
 dengan adanya keberadaan mereka maka aku akan merasa lengkap.
 Aku 
melepas pelukanku atas mereka dan mulai menatap mereka satu per satu. 
Mereka bertiga adalah teman dalam satu grup Idolku bernama Heu! Say! 
Best, meski Johnny's Associate yg telah menerbitkan kami dengan 
labelnya, tapi kami berpikir untuk memiliki kontrak yg tidak terlalu 
mengikat. Kendati band kami adl aset berharga Johnny, diapun menyetujui 
permintaan kami, dan inilah kami, populer dengan gaya kami sendiri.
 
Band kami telah berdiri semenjak 3 tahun lalu dan pernah beberapa kali 
memenangkan beberapa penghargaan hadiah nobel di acara pameran musik 
nasional di Jepang. Lalu setahun yg lalu, Yuya, Yabu, dan Hikaru ke 
amerika untuk melakukan latihan dan sekolah musik, aku dan Daiki tidak 
ikut karna kami masih harus mengurusi sekolah kami. Kami berpisah pada 
Agustus tahun lalu. Saat bunga Sakura mulai berguguran, aku sempat 
bertanya kapan mereka akan kembali tapi jawabannya tidak tahu, dan aku 
menunggu mereka sambil berharap mereka akan cepat pulang.
 Mereka 
bertiga juga adalah seniorku di Horikoshi Gakuen yang lulus 2 tahun 
lebih awal dariku, kendati bahwa umur mereka lebih tua dariku, tetapi 
kami selalu bermain layaknya teman sebaya.
 Oke, kurasa cukup soal perkenalan mereka, aku kini bisa beranjak sejenak dari kesibukanku memikirkan surat sialan itu.
 
 *End Inoo POV*
 
 kelima pemuda yang nampak akur itupun duduk bersama sambil memegangi 
alat musik masing-masing. Mereka memegang bagian penting vokal dalam 
setiap lagi mereka, tapi keahlian mereka dalam menggunakan alat musik 
juga tak kalah berperan penting ikut membuat lagu yang mereka bawakan 
semakin bagus. 
 TBC.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar