minna-sama, gomen telat, ini adl part pertama dari kisah ini, lupa keupload kemaren2
 
 Kaze no Uta
 Cast: (we'll know on the next part)
 Genre: Romance, Friendly
 Rating: T
 By: you know who
 
 ****
 Hari itu, langit nampak kelam, dunia seakan berduka. Mentari tak 
memunculkan sinarnya secuilpun dilangit pagi untuk mengusir awan2 hitam 
yang setia menggantung dan membuat sang langit terlihat sedih, mungkin 
ia berpikir untuk membiarkan langit cukup berduka, entahlah. Semuanya 
nampak kelam, lalu kemudian langit bergemuruh, nampaknya hujanpun akan 
turun melengkapi kedukaan ini. Didepan danau besar nan dalam itu, 
terlihat sosok seorang pria sedang menatap lekat danau itu dalam keadaan
 membatu, entahlah apa yang sedang dipikirkannya. Kuku2 jarinya yang 
menggenggam gagang payung tersebut mulai memutih, ia masih berdiri di 
sana, tepat di bibir danau dengan jarak 1 meter.
 Tak lama kemudian, 
hujanpun turun membasahi dunia, melengkapi kedukaan ini. Pria itu 
berbalik, ia memperbaiki kancing jacket kelabunya tanda dirinyapun mulai
 merasakan dingin yang menyusup dan membelai kulit2 putihnya yang mulus.
 Pria itu mengangkat wajahnya dan memperlihatkan sepasang Iris Onyx yang
 kelam sekelam langit, wajah taman rupawan bersama surai hitam yang 
mengkilat.
 Pria tampan itu mulai melangkah menjauh dari bibir pantai
 tersebut dengan arah sebaliknya, kaki2 jenjangnya nampak yakin menapaki
 setiap inci langkahnya, namun didalam hatinya, rasa sedih yang mendalam
 membuatnya gemetar.
 Dia yang tak diketahui namanya dengan 
ketampanan luarbiasa itu terus melangkah hingga sampai dihadapan sebuah 
limosin hitam yg sepertinya sudah menunggunya sedari tadi.
 "setelah ini kita akan ke mana tuan muda?" tanya sang sopir.
 "kita pulang Paul, aku mulai tidak betah di sini." jawab pria tampan itu ketus.
 "sesuai perintah tuan muda" ucap Paul.
 Dan limosin tersebutpun kembali melaju lagi dengan sang pria tampan didalamnya.
 Di sepanjang perjalanan, pria tampan didalam mobil tsb memperhatikan 
setiap inci tempat yang dilewatinya, meskipun butiran hujan membuat 
pandangan menuju luar jendela menjadi kabur, tetapi bagi seorang pria yg
 berduka, itu bukanlah masalah, karna ia mampu melihat dengan ingatannya
 seluruh tempat yang dilewatinya dengan jelas.
 Beberapa menit 
kemudian, limosin tersebut yang berisikan 2 orang berhenti di depan 
sebuah mension besar nan megah, seorang Miku keluar dari pintu depan 
mansion tersebut sambil menenteng payung hitam, ia lalu membuka pintu 
belakang limosin tersebut dan mengawal sang pria tampan yg tadinya 
berada didalam mobil keluar dan masuk ke mansion besar nan megah 
tersebut.
 Saat sang pria memasuki lobi Mansionnya, puluhan pelayan 
langsung berjejeran menyambutnya, mereka semua membungkuk dan memberi 
salam yg sama sekali tak ditanggapi oleh sang majikan. Setelah pria itu 
melewati barisan Miku dan Maidnya, para pelayan itupun kembali pada 
kesibukan mereka masing2 di dalam mansion megah tersebut.
 Miku yg tadi menjemput pria tampan itu berhenti didepan sebuah pintu ruangan yang besar.
 "akan kusiapkan semua pakaian ganti anda tuan muda, mohon tunggulah 
sebentar sambil berendam pada air panas yang telah kami sediakan." ucap 
Miku berparas cantik jelita itu.
 "arigato Minami-san" jawab si 
tampan lalu kemudian memasuki kamarnya, sementara Miku bernama Minami 
itupun pergi untuk mengambilkan pakaian bagi tuan mudanya.
 ***
 
Pagipun berakhir, siang menjemput. Langit yg tadinya bagaikan lautan 
kedukaan kini telah menjelma menjadi lambang keceriaan. Mentari bersinar
 terang, awan putih nan bersih mengarak dilangit biru yang indah. Hari 
ini adalah hari minggu, hari di mana orang2 bisa bermain sesukanya.
 
Pria tampan pemilik mansion megah tadi terlihat sedang terduduk diatas 
sebuah bangku taman yg berhiaskan kopiari dikedua sisinya, pandangannya 
lurus ke depan menelusuri taman kering yang cukup besar itu. Ia 
mendongak tiba2, pandangannya menjadi semakin kelam. Pohon yg 
menaunginya nampak bergoyang mengikuti irama angin yg memainkannya.
 
"aku hanya ingin mrngrnangmu saja, tapi kenapa hal itu malah membuatku 
lebih sakit dibanding saat kau pergi meninggalkan aku?" ucapnya pada 
dirinya sendiri. Ia kembali menurunkan pandangannya dan menatap kedepan 
lagi, masih dengan pandangan kelam tersebut.
 Beberapa saat kemudian ia berbenah diri dan memutuskan beranjak dari taman itu, meletakkan semua kenangannya disana.
 "aku mulai melangkah sekarang, apa kau bisa melihatku? Kuharap kau 
tidak bersedih, aku tak ingin meninggalkanmu, jadi sebaiknya kuletakkan 
dirimu dan kenanganmu sedalam mungin di hatiku. Aku mencintaimu, dan 
akan selalu seperti itu, jadi jangan membenciku jika kita melangkah 
saling berjauhan sekarang, karena tuhan telah memutuskan untuk 
meletakkan kita pada alam yang berbeda. Hari2ku masih terasa sama, hal 
yg sama, kegiatan yg sama, sekolah yg sama, tapi ada satu hal yg membuat
 segalanya nampak berbeda. Dirimu tak ada bersamaku, itulah yg 
membuatnya nampak sangat berbeda. Suki da, itsumademo..."
 
 Tbc....
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar