Kaze no Uta (14)
Cast: Inoo Kei, Syaka Yamamoto, Miyuki Watanabe, dll
Genre: friendly, romance
Rating: T
*****
Miyuki mengatakan rencananya terhadap Sayaka karibnya, air matanya tak
tertahankan saat mengatakan semua hal tersebut, tapi sayaka
menenangkannya dan meyakinkannya akan pilihannya.
keesokan harinya,
di kelas Inoo, seperti biasa, saat jam istirahat tiba dan bel sekolah
berdering kencang, ia akan keluar dari kelasnya menuju kelas kekasihnya,
Miyuki dan mengajaknya makan siang bersama. Dengan wajah datarnya yang
khas, Inoo melangkah menuju kelas Miyuki dengan penuh khidmat tanpa
memperdulikan tatapan liar dan aneh dari kebanyakan siswi dijalan
tempatnya berlalu. Ketika sampai di ambang pintu ruangan tujuannya, ia
berhenti sejenak, lalu kembali melangkah dan membuka pintu tersebut.
Mata onyxnya yg indah bak malam sunyi iyu menggerliya menyapu seluruh
sudut ruangan, mencoba menemukan sosok siluet yang telah menemani
hatinya selama beberapa bulan ini. Namun selama 5 menit terakhir ia
berdiri di sana, tak terlihat segetirpun potongan tubuhnya, atau uraian
blondienya yg cantik, apalagi suara emasnya yg mempesona itu. yang ia
dapati hanya sosok gadis yang selama ini telah menjadi sahabat karib
kekasihnya, duduk dibangkunya bersama pandangannya mengambang ke arah
jendela.
Posisi dan ekspresi itu memancing rasa penasaran Inoo, iapun beranjak lebih jauh menghampiri gadis yg sedang termenung itu.1
"apa yang kau pikirkan?" sapa Inoo dgn nada datar beserta wajah datarnya juga yg satu paket.
Sayaka sedikit terheyak, tapi segera menyadari sosok itu sesaat setelah
mendengar suaranya. ia menoleh, menatap sendu kearah Inoo. onyx bertemu
onyx.
"ada apa?" tanya Inoo keheranan dengan tatapan sayaka.
sayaka menggeleng.
"apa kau melihat Yuki? dari tadi aku tidak bisa menangkap sosoknya di manapun, apa dia sakit dan tidak masuk sekolah?"
DEG...
Sayaka merasa tertohok oleh pertanyaan tersebut, ia seperti ditusuk
ribuan jarum. apa yg harus dikatakannya pada Inoo utk menjelaskan
situasi ini? tidak, ia harus berani.
Sayaka berdiri dari duduknya "ikut aku" ucapnya lirih sambil berjalan meninggalkan Inoo.
"oi, kau belum mengatakan padaku alasannya"
"ikut saja, akan kukatakan semuanya" jawab Sayaka ketus.
Inoo hanya memandangnya datar.
*****
"apa yg kau katakan? kenapa kau baru memberitahuku?" ucap Inoo sedikit marah.
angin bertiup lembut, menampar halus pipi porcelain kedua org tersebut,
sembari membisikkan nada kesedihan diambang daun telinga.
"dia yang menginginkannya, dia tidak ingin cintamu padanya dibatasi oleh rasa kasihanmu." jawab Sayaka semakin lirih.
"tapi tetap saja kan... lalu dia menganggapku apa?"
"taukah kau, siapa yg paling dipikirkannya sat ia hendak tidur? kaulah
orangnya..." Sayaka mulai terisak kecil, ia berdiri menghadap Inoo yg
menatapnya datar "hikss..., taukah kau siapa yg namanya selalu terukir
di buku hariannya setiap hari di tiap lembarnya? kaulah orangnya...,
hiks..., dan apa kau tau siapa orang yang selalu diceritakannya padaku
ketika dia bangun tidur dan memimpikan seseorang dalam tidurnya? kaulah
orangnya. jadi jangan berpikir bahwa kau itu tidak berharga baginya...,
hiks..., dia mencintaimu lebih dari dirinya sendiri, karna itu dia tak
mau melihatmu mengasihaninya dan berusaha terus kuat, ia ingin berada
disampingmu dengan ketegarannya..., hiks... dan lagi..." Sayaka tak bisa
menahan buliran air matanya, semua tumpah dari kedua buah manik Onyxnya
yg indah itu, berusaha menutupinya dgn kedua telapak tangannya. saat ia
merasa bahwa ia telah selesai, Sayaka kembali terkejut. sepasang lengan
kekar merebah memeluknya, memberikan dirinya kehangatan atas
kesedihannya. ia tau tangan siapa itu, ia tahu pemiliknya, ingin rasanya
ia mengelak dan menepis lengan itu, tapi ia tidak kuasa melakukannya.
kehangatannya terlalu masuk ke dalam, dan tidak dapat dipungkiri bahwa
Sayakapun menginginkan kehangatan itu.
"jangan menangis, ini akan
terlihat lebih baik. tetaplah bersamaku, aku akan menjagamu sampai si
pirang itu datang kembali. aku berjanji"
dan kalimat itu sukses membuat Sayaka terkejut.
TBC......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar