Rabu, 12 Februari 2014

JUMPING (part 2)

Cast: JUMP

Genre: Romance, Friendly

Rating: T

####

Aku dan Inoo terus berjalan menuju tujuan kami, tak berapa lama saat kami sedang berjalan, kami bertemu 2 orang yang sangat kami kenali. Sepertinya mereka juga tengah menikmati suasana malam ini. Aku tau sosok itu di manapun, bahkan di sudut gelap perempatan itu, mereka begitu terang dan segar, entahlah, kurasa hanya itu yg bisa kukatakan untuk mereka saat ini. Aku menatap mereka cukup heran, terlihat Inoo juga sepertinya melakukan hal yang sama. Betapa tidak, stelan Haori dan Hakama yg mereka kenakan begitu cerah, apalagi ditambah dengan lampion mereka yg memancarkan cahaya terang pula. aku yakin, siapapun yang melihat mereka akan berpikir bahwa mereka sedang ingin menghadiri sebuah pesta anak muda yang penuh keceriaan.
Mereka berdua berjalan mendekati kami, senyum ceria nampak tergambar jelas di wajah Yamada, wajah imut nan lucunya sangatlah cocok dengan Haori bermotif bangau yg dikenakannya saat ini, aku mungkin akan menyebutnya Kimono Yukata sekarang. Dan Yuto, seperti biasa, wajah juteknya tidak pernah hilang dari riwayat hidupnya. Bahkan saat ini wajah manis itu seperti kepiting rebus yang siap di santap. Terdengar dia juga menggerutu kecil sambil mengumpat, kurasa Yuto memang tak menyukai haori yg dikenakannya, pasti Yamada yang memilihkan untuknya.
"yo Yama-chan, Yuto..., kalian nampak serasi sekali malam ini" Ucapku berusaha mencairkan suasana yg mulai terasa mencekam akibat aura gelap yg menguar dari tubuh Yuto.
"apa itu hinaan?!" tukas Yuto sambil melempar death glare padaku, rasanya dingin.
"sudahlah, kalian ini. Konbanwa, Inoo-chan!!" sapa Yamada langsung berhambur pada Inoo.
"kau tidak menyapaku Yama-chan?" 
"Kau tidak perlu kusapa, aku melihatmu setiap hari di hadapan rumahku bersama si tukang gerutu itu" ucap yamada sambil melempar death glare tepat pada Yuto.
"apa katamu?!" Yuto mendelik.
"haha..., kalian ini, sudahlah. saat melihat kalian sekarang, aku jadi ingat saat kita kecil dulu. Maksudku, saat kita masih sangat suka bermain dan bersenang2 dengan menomor duakan sekolah, itu menyenangkan" Ucap Inoo sambil tertawa.
"ee, apa benar?" tanyaku sedikit aneh.
"kau tidak perlu pura2 tidak tau, aku masih mengingat seimut apa wajahmu saat kau duduk di sekolah dasar " ejek Inoo.
entah mungkin karna kalimat Inoo yg tepat mengena, wajahku langsung bersemu merah. Yuto tertawa menang, dia benar2 menikmati tawanya.
"yah, kau benar Inoo-chan, dia memang lebih terlihat imut daripada tampan"
"sudah, hentikan itu semua" ucapku sedikit emosi.
Mereka masih tertawa, lalu untuk sesaat, aku melihat Inoo yg menerawang, aku mengikutinya, ikut menerawang. Terlihat salju masih turun dan bertebaran.
" aku masih ingat saat Yuto, Yuyan, dan Hikaru memajaki anak2 lain di sekolah. Jika bukan karena keimutan mereka, tidak akan ada satu siswipun yang memberi mereka uang jajan, hahaha" seru Yamada terbahak2.
Kini giliran Yuto yg bermuka merah, dan semua yg dikatakan Yamada memang benar adanya. Kami masih sangat kecil, dan yang kami tau hanyalah kesenangan saat itu.

‪#‎FLASH‬ BACK#

Hari itu disambut oleh semburat oranye keemasan sang surya di ufuk timur, sangat indah di mataku sehingga tak ingin rasanya aku mengenyahkan pemandangan itu dari mataku, tapi hey, coba lihat, jam yang selalu berdenting itu telah menunjukkan pukul 7.15, dan ibu akan segera menghampiriku dan mengantarkanku ke sekolah. suara langkah terdengar mendekat menuju kamarku, segera kututup jendela kamar itu, tempatku menikmati surga dunia, menanggalkan baju dan segera berlari ke dalam kamar mandi.
"Sayang, kau sudah bangun?" terdengar suara ibu yang membuka pintu sambil menyahut.
"aku sedang mandi!" jawabku.
setelah cukup mempersiapkan diri, akupun segera menuju ke sekolah dengan Ibu yg mengantarku. Aku selalu ke sekolah tepat waktu, karna saat itu aku akan bertemu Inoo dan menuju ke kelas bersama, aku selalu bersemangat ke sekolah karena ada dia, semenjak pertemuan di zebra cross dan cafe itu, aku jadi selalu ingin bertemu dengannya, untung saja rumahnya hanya berjarak beberapa blok dari rumahku, dan lebih untungnya lagi saat ini kami bersama di dalam 1 sekolah, meski beda kelas.
Saat sampai ke sekolah, aku selalu mencari2 sosok yg selalu membuatku terpesona, siapa lagi kalau bukan Inoo. Tapi kenapa aku tak bisa mendapatkan sosoknya dari tadi? maksudku, mataku sedari tadi telah menjelajahi setiap sudut tempat di area sejauh 200 m sekitar pintu gerbang namun tetap tidak bisa menemukan sosoknya.
"Oi!"
seseorang berseru di belakangku, membuatku setengah kaget. Aku berbalik dengan wajah jutek, namun ekspresi itu berubah saat aku tau siapa yg melakukannya. Itu Inoo, orang yg selalu kucari2!! 'aku mencarimu manis!!' histerisku dalam hati. 
"I-Inoo-chan..." ucapku terbata.
"mencari seseorang?" tanyanya dengan wajah lugunya yg terlihat begitu manis.
"aah..., ti-tidak...." ucapku beralasan 'aku mencarimu sayang!!'
"ne, baiklah, ayo ke kelas. Oh ya, kau tau? Hari ini akan ada murid pindahan dari Fukuoka loh, mereka ada 3 orang. kuharap mereka berada di kelasku nanti" ucap Inoo berharap.
Tidak heran Inoo mengetahui hal2 seperti itu, pamannya adl kepala sekolah di sekolah dasar itu, jadi hal2 kecil seperti itu tentu dia tau.
"benarkah? apa mereka peempuan?" tanyaku polos.
"entahlah, kata Nakayama-jii san, mereka laki2"

CRACK.....

rasanya seperti mendengar duara ranting patah, dan patahan itu langsung menghantam kepalaku yg malang. Rasanya sakit. Baiklah, ini bukanlah masalah kecil, ini masalah besar. Siapa tau ke-3 anak itu adalah komplotan genk kasar seperti anak2 JUMP, dan saat mereka melihat Inoo, mereka akan merebutnya dariku dan menguasainya semau mereka, aku tidak mau itu terjadi. aku harus melindungi Inoo. kira2 seperti itulah tekadku.
Tak terasa, kami sudah berada di koridor utama, kelasku masih berada di ujung sana, sementara Inoo harus berhenti di sini karna kelasnya telah terbuka.
"Jaa ne, akan ku kenalkan mereka padamu jika kami telah menjadi teman baik" ucap Inoo dan segera masuk ke dalam kelasnya.
"jaa..." 'aku tidak ingin mengenal mereka jika itu artinya aku harus berhenti mengenalmu' mirisku dalam hati.
aku berjalan gontai ke dalam kelas, tak memperhatikan tatapan mengerikan dari para anak2 gadis di spanjang koridor yg kutapaki lantainya itu.
Beberapa menit setelah aku sampai di kelas, keadaan mulai riuh akan suara teman2 kelas, lalu bel tanda pelajaran pertama berbunyi, aku tidak pernah berpikir bahwa akan terjadi hal yg seperti ini, benar2 diluar perhitungan. saat kupikir Meri-sensei akan masuk membawakan mata pelajaran bahasa jepang seperti biasa, aku menjadi cukup terkejut saat mataku menatap sosok Matsumoto-sensei, sang wakasek kesiswaanlah yg masuk ke dalam kelas lebih dulu bersama Meri-sensei dan 3 org siswa yg kuyakini adl siswa baru yg Inoo bicarakan. mereka terlihat err...., manis.
"baiklah anak2, aku datang ke sini untuk membawakan kalian teman baru, mereka adalah murid pindahan dari Fukuoka, silahkan kenalkan diri kalian" ucap Matsumoto-sensei mempersilahkan mereka.
'sudah kuduga' bucapku dalam hati.
"minna, ohayou gozaimasu...

TBC.....
JUMPING

Cast: JUMP (all member)

Rating: Teen

Genre: Romance,Friendly

#####

aku berlari menembus kelebatan salju, malam itu terasa begitu dingin bersamaan dengan semakin kencangnya angin bertiup, angin dingin yang terasa menusuk tulang itu menembus jaket hangatku, kurasakan sedikit demi sedikit buku buku jariku memutih. Tapi aku masih tak berhenti, kulirik jam tanganku, benda kecil yang melingkari pergelanganku itu menunjukkan pukul 22:30, aku seharusnya telah berada di suatu tempat 2 jam yang lalu.
Meski aura dingin salju tak kunjung mereda, aku tak menghentikan lariku, aku seharusnya berada di sana sekarang, memeluknya dengan hangat. aku kembali melirik jam tanganku, sudah pukul 22:42, aku sudah berlari selama 12 menit. Kuedarkan pandanganku ke sekeliling, berharap menemukan sosok yang kuberi janji malam ini di sekitar jalanan atau trotoar, tapi hasilnya nihil. Aku merutuki diriku sendiri ketika tidak mengangkat telfon darinya, atau menbalas e-mailnya tadi karna terlalu sibuk menyiapkan semuanya.
Setelah lama berlarian, akhirnya aku sampai di tempat itu. aku Kaget, tidak, aku shok. Aku tidak menyangka dia masih berada di sana. Perlahan sosok itu menolehkan wajahnya menghadapku, bibir meronanya kini terlihat membiru pucat akibat dinginnya cuaca. Segera kuhampiri sosok yg mulai membeku itu, kupeluk erat2 agar dia sedikit merasa hangat. Baju hangatnya terasa dingin, kubersihkan sedikit salju yg masih berserakan di kepalanya.
"Kau ini, kenapa kau tidak pulang?" Tukasku. Dia hanya tersenyum, senyum manis yang pucat.
"aku menunggumu. Seharusnya kita berkencan malam ini, kau berjanji kan?" ucapnya setengah merengek.
"Iya, tapi tidak seperti ini. Aku lebih suka melihatmu pulang sekarang dan terbenam di selimutmu dalam hangat. Jangan membuatku khawatir"
"uh, siapa suruh kau lama? Aku tidak mau melewatkan kencanku"
"maafkan aku, maaf karna tak mengangkat telfonmu, maaf karna tak membalas e-mailmu, maaf karna membuatmu menunggu begitu lama, maaf karna membuatmu kedinginan, aku..., takkan membiarkan ini terjadi lagi, aku berjanji akan menjagamu dan menghangatkanmu"
"hmm..., yah, aku percaya. Kau takkan setega itu" ucapnya sambil terkikik "aku tak ingin melewatkan kencanku di..."
"ya ya, aku tau. kau sudah mengatakannya berulang kali." ucapku memotong perkataan makhluk manis itu "baiklah, karna sudah membuatmu seperti ini, akan kutebus dosaku. ayo, kita ke suatu tempat" ucapku, kulepaskan pelukanku lalu kugenggam erat tangan mulusnya, menyalurkan sejumlah kehangatan dari sana agar dia agaknya merasa sedikit nyaman dan membawanya ke suatu tempat. Aku merasa bahagia memilikinya, dan menurutku, aku adalah orang paling beruntung karna mendapatkan kekasih sepertinya. Kami-sama memang adil.
aku mendongak, menatap salju yg sedang turun, rasanya hempasan angin menjadi seikit melembut sekarang.
Salju yang bertebaran di langit, nampak begitu berkilau saat kulihat. Wahjah tersenyum miliknya begitu manis.Kueratkan genggaman tanganku, setiap kali aku mengetahui sesuatu yang baru tentangnya, aku merasa senang,merasa hangat seperti kado-kado yang diberikannyam derbuka satu demi satu. Waktu tidak berlalu begitu saja, tetapi waktu juga berjatuhan,seperti kumpulan salju ini.
Aku memalingkan pandanganku, berhenti menatap salju yg bertebaran, memfokuskan kedua mataku pada sosok bidadari yang berada di sampingku. Dia sangat berharga bagiku, karna itu,aku akan selalu memeluknya. aku akan membawanya menuju mimpi yang sama. Perasaan ini, takkan pernah berubah.
"hey, apa kau masih ingat saat pertama kita bertemu?" tanyaku padanya, Ia menoleh padaku lalu berpikir sejenak.
"umm...,ya. Aku ingat. Saat itu tengah hujan..."
aku kembali mengingat saat itu, saat dimana aku berpikir takdir Kami-sama telah mempersatukan kami.

#‪#‎FLASH‬ BACK##

Saat itu,umurku sekitar 4 tahun, cuaca menjadi lebih dingin di bulan agustus. Ibu dan aku baru saja pulang dari rumah sakit setelah menjenguk nenek di sana. Tapi entah kenapa,langit menggelap, arak-arakan awan hitam nampak menggantung di langit sore itu. Kadang terdengar guntur yang bergemuruh.
"Okaa-san, aku takut..." ucapku saat gemuruh guntur tersebut muncul.
"tidak apa-apa...,ini tidak akan lama. Berlindunglah,untung saja ibu membawa payung tadi,ayo" Okaa-san menarik tanganku dan masuk ke bawah naungan payung hitam itu,lalu kami berjalan pulang. Tak berapa lama kemudian,Hujan mengguyur tempat itu, aku dan Kaa-san telah berada di depan zebra cross saat hujan deras turun.
Aku menunggu, baju hangatku sedikit ku rapikan. Beberapa saat kemudian,datang seorang wanita yg umurnya mungkin seumur dengan ibuku,membawa payung hitam yang sama dan menggandeng seorang bocah yg juga seumuran denganku. Kami bersisihan, aku menatapbocah itu,lalu kemudian dia menoleh padaku. Mata kami bertemu,pandangan kami beradu. Dan sat itu,untuk pertamakalinya aku berpikir tuhan menurunkan seorang bidadari ke bumi. Matanya sangat indah, wajahnya begitu manis, aku benar2 terpana. Dia tersenyum melihatku, senyum itu, senyum yg manis,aku merasa bermimpi.
"Ayu,kita menyebrang..." Kaa-san menarik tanganku saat lampu zebra cross menunjukkan warna hijau setelah berbunyi seperti bel sekolah, hanya saja ini sekali. Aku dan dia melangkah bersamaan, kami agak terburu-buru karna hujan yang semakin deras mengguyur kota.
kami masih bertatapan hingga sama-sama telah berada di seberang jalan. tapi kami agaknya terpisah saat itu,dia dan ibunya pergi menuju sebuah kedai di dekat trotoar,sementara aku dan Kaa-san bermaksud pulang. Entah apa yg mendorongku melakukannya,Tapi tiba2 aku berhenti, membuat Kaa-san agak terkejut.
"ee...,ada apa?" tanya Kaa-san terheran.
aku mendongak menatapnya.
"Kaa-san,bisakah kita ke kedai itu?" tunjukku pada sebuah kedai di mana anak tadi singgah.
"tapi,kenapatiba2?"
"aku kedinginan,aku ingin coklat panas..." ucapku polos.
Karna merasa penting, Kaa-san akhirnya menurutiku, dan kamipun menuju Kedai tersebut. Saat masuk ke sana,mataku langsung menyapu semua deretan meja dan kursi, berharap menemukan sosok bocah itu di salah satu meja. Dan dapat, dia yg di sudut dekat jendela bersama ibunya.
"Kaa-san, aku ingin duduk di sana" ucapku lagi menunjuk kursi yg berhadapan dengan anak itu.
"aah,baiklah. Kau kesanalah dulu, ibu akan mengambilkan coklatmu'
"um" aku mengangguk dan segera menuju kursi tersebut. terlihat mereka agak terkejut, ibu anak itu melihatku dengat tatapan menggemaskan.
"waah, siapa ini? anak yg manis. kau datang bersama siapa?" tanya sang ibu. Wanita paruh baya itu tersenyum manis sekali, mirip saat anaknya tersenyum. Kurasa aku tau dari mana kecantikan itu berasal.
"aku bersama ibuku, senang bertemu dengan anda, nyonya." ucapku sopan.
"waah, anak yang sopan"
tak berapa lama. kaa-san datang sambil membawa secangkir coklat hangat di tangannya. dia duduk di hadapan ibu anak itu, mereka berkenalan dan menjadi akrab setelah Kaa-san memberikan coklat itu padaku.
Sementara itu, aku menatap bocah itu lagi, dia nampak malu2 menatapku.
"hey, namamu...siapa?" tanyaku agak malu.
Kulihat dia agak terperanjat, dia sangat manis.
"ano..., Kei, Inoo Kei. yoroshiku..." ucapnya manis.
aku memandangnya begitu intens, dalam pikiranku selalu terbayang betapa kecantikannya menggugah, tapi entahlahm dia hanya nampak berbeda dari kebanyakan orang cantik lain yg pernah kutemui.
Kami berada di dalam kedai itu hingga hujan mereda, lalu pulang ke rumah masing-masing. Aku tanpa hentinya membayangkan tentangnya selama perjalanan pulang.

##FLASH BACK END##

Kami tertawa. Kenangan itu sungguh ingatan yg lama,dan itu memang membuat kami yakin bahwa pertemuan kami adalah takdir.
"kau nampak sangat manis saat itu" ucapnya sambil tertawa.
"hah,kau hanya tak menyadari dirimu sendiri" tukasku.
"haha...., kau masih suka menggerutu!" ucap Inoo masih dengan tawa khasnya yg manis.
"baiklah,baiklah..." ucapku mengalah.
Aku menatapnya, mengingat kembali saat pandangan kami pertama kali bertemu, aku tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata, aku tidak bisa mengungkapkannya dengan baik. Aku ingin menunjukkannya, karena mungkin untuk suatu hal, seseorang bisa lebih berkata jujur di saat dingin seperti ini. Tapi bukan maksudku untuk berlebihan, sesungguhnya aku berpikir, aku terlahir dan bertemu dengannya adalah karna takdir.
Inoo adalah orang paling berharga bagiku, sampai-sampai takkan kulepaskan, bahkan tak sedetikpun kubiarkan dia dari pandanganku, tak perduli ke mana hidup ini akan menuntun kami. Apa yg kurasakan dari cinta yg menggila ini adalah perasaan Inoo yg sesungguhnya. Aku melihat kelembutan hatinya terpancar begitu terang di matanya.
Kami masih berjalan, tempat yang kami tuju masih berjarak cukup jauh. Jalanan begitu ramai akan kendaraan. yah, malamini memang agak sedikit berbeda dari malam malam lainnya, tapi aku senang bisa melewatinya bersama Inoo.
Saat melewati perempatan di depan kami, kami bertemu 2 orang yg sangat ku kenali, sepertinya mereka juga sedang menikmati malam ini.

Tbc....

Sabtu, 08 Februari 2014

minna-sama, gomen telat, ini adl part pertama dari kisah ini, lupa keupload kemaren2

Kaze no Uta
Cast: (we'll know on the next part)
Genre: Romance, Friendly
Rating: T
By: you know who

****
Hari itu, langit nampak kelam, dunia seakan berduka. Mentari tak memunculkan sinarnya secuilpun dilangit pagi untuk mengusir awan2 hitam yang setia menggantung dan membuat sang langit terlihat sedih, mungkin ia berpikir untuk membiarkan langit cukup berduka, entahlah. Semuanya nampak kelam, lalu kemudian langit bergemuruh, nampaknya hujanpun akan turun melengkapi kedukaan ini. Didepan danau besar nan dalam itu, terlihat sosok seorang pria sedang menatap lekat danau itu dalam keadaan membatu, entahlah apa yang sedang dipikirkannya. Kuku2 jarinya yang menggenggam gagang payung tersebut mulai memutih, ia masih berdiri di sana, tepat di bibir danau dengan jarak 1 meter.
Tak lama kemudian, hujanpun turun membasahi dunia, melengkapi kedukaan ini. Pria itu berbalik, ia memperbaiki kancing jacket kelabunya tanda dirinyapun mulai merasakan dingin yang menyusup dan membelai kulit2 putihnya yang mulus. Pria itu mengangkat wajahnya dan memperlihatkan sepasang Iris Onyx yang kelam sekelam langit, wajah taman rupawan bersama surai hitam yang mengkilat.
Pria tampan itu mulai melangkah menjauh dari bibir pantai tersebut dengan arah sebaliknya, kaki2 jenjangnya nampak yakin menapaki setiap inci langkahnya, namun didalam hatinya, rasa sedih yang mendalam membuatnya gemetar.
Dia yang tak diketahui namanya dengan ketampanan luarbiasa itu terus melangkah hingga sampai dihadapan sebuah limosin hitam yg sepertinya sudah menunggunya sedari tadi.
"setelah ini kita akan ke mana tuan muda?" tanya sang sopir.
"kita pulang Paul, aku mulai tidak betah di sini." jawab pria tampan itu ketus.
"sesuai perintah tuan muda" ucap Paul.
Dan limosin tersebutpun kembali melaju lagi dengan sang pria tampan didalamnya.
Di sepanjang perjalanan, pria tampan didalam mobil tsb memperhatikan setiap inci tempat yang dilewatinya, meskipun butiran hujan membuat pandangan menuju luar jendela menjadi kabur, tetapi bagi seorang pria yg berduka, itu bukanlah masalah, karna ia mampu melihat dengan ingatannya seluruh tempat yang dilewatinya dengan jelas.
Beberapa menit kemudian, limosin tersebut yang berisikan 2 orang berhenti di depan sebuah mension besar nan megah, seorang Miku keluar dari pintu depan mansion tersebut sambil menenteng payung hitam, ia lalu membuka pintu belakang limosin tersebut dan mengawal sang pria tampan yg tadinya berada didalam mobil keluar dan masuk ke mansion besar nan megah tersebut.
Saat sang pria memasuki lobi Mansionnya, puluhan pelayan langsung berjejeran menyambutnya, mereka semua membungkuk dan memberi salam yg sama sekali tak ditanggapi oleh sang majikan. Setelah pria itu melewati barisan Miku dan Maidnya, para pelayan itupun kembali pada kesibukan mereka masing2 di dalam mansion megah tersebut.
Miku yg tadi menjemput pria tampan itu berhenti didepan sebuah pintu ruangan yang besar.
"akan kusiapkan semua pakaian ganti anda tuan muda, mohon tunggulah sebentar sambil berendam pada air panas yang telah kami sediakan." ucap Miku berparas cantik jelita itu.
"arigato Minami-san" jawab si tampan lalu kemudian memasuki kamarnya, sementara Miku bernama Minami itupun pergi untuk mengambilkan pakaian bagi tuan mudanya.
***
Pagipun berakhir, siang menjemput. Langit yg tadinya bagaikan lautan kedukaan kini telah menjelma menjadi lambang keceriaan. Mentari bersinar terang, awan putih nan bersih mengarak dilangit biru yang indah. Hari ini adalah hari minggu, hari di mana orang2 bisa bermain sesukanya.
Pria tampan pemilik mansion megah tadi terlihat sedang terduduk diatas sebuah bangku taman yg berhiaskan kopiari dikedua sisinya, pandangannya lurus ke depan menelusuri taman kering yang cukup besar itu. Ia mendongak tiba2, pandangannya menjadi semakin kelam. Pohon yg menaunginya nampak bergoyang mengikuti irama angin yg memainkannya.
"aku hanya ingin mrngrnangmu saja, tapi kenapa hal itu malah membuatku lebih sakit dibanding saat kau pergi meninggalkan aku?" ucapnya pada dirinya sendiri. Ia kembali menurunkan pandangannya dan menatap kedepan lagi, masih dengan pandangan kelam tersebut.
Beberapa saat kemudian ia berbenah diri dan memutuskan beranjak dari taman itu, meletakkan semua kenangannya disana.
"aku mulai melangkah sekarang, apa kau bisa melihatku? Kuharap kau tidak bersedih, aku tak ingin meninggalkanmu, jadi sebaiknya kuletakkan dirimu dan kenanganmu sedalam mungin di hatiku. Aku mencintaimu, dan akan selalu seperti itu, jadi jangan membenciku jika kita melangkah saling berjauhan sekarang, karena tuhan telah memutuskan untuk meletakkan kita pada alam yang berbeda. Hari2ku masih terasa sama, hal yg sama, kegiatan yg sama, sekolah yg sama, tapi ada satu hal yg membuat segalanya nampak berbeda. Dirimu tak ada bersamaku, itulah yg membuatnya nampak sangat berbeda. Suki da, itsumademo..."

Tbc....
Kaze no Uta (Fin-2)
Cast: Inoo Kei, Sayaka Yamamoto, Miyuki Watanabe
Genre: Romance, Friendly
Rating: T

*****
suatu hari, saat di mana musim semi mulai berakhir, angin dingin berhembus pelan menerpa sesosok pria di sebuah bangku taman berhiaskan Topiary.

**Inoo POV**
hari ini, aku duduk di tempat yg sama, bangku yg sama, hari yg sama, suasana yg sama, tapi ada satu hal yg berbeda, angin yg terasa kali ini, berbeda dari sebelumnya.
Aku duduk di bangku itu, seperti biasa. Lalu sesaat kemudian, sebuah sosok mungil datang dan menyadarkanku dari lamunanku.
"otou-san, jangan melamun telus! Kata ibu, ayah bisa gila kalau di sini telus, ayo, pulang belsamaku!"
ucap sosok malaikat itu. Namanya Miyuki Yamamoto, malaikat manis yg telah menemani keluarga kecilku bersama Sayaka selama 5 tahun. Aku melirik jemariku, cincin itu masih melingkar di jemariku sekarang, dan kau masih bersama kami selama 7 tahun semenjak kepergianmu. Bagaimana kabarmu di sana? Kuharap kau baik2 saja, Yuki-chan.
Kami sampai di rumah kami. Kuputuskan utk membuat rumah sendiri, meski tak semewah mansionku, tapi cukup besar utk ditinggali, dan ini uang pribadi. Idol grupdku telah vakum, kami merasa sudah terlalu tua utk menjajaki panggung hiburan itu dgn segala macam gaya yg kami ikuti utk koreografer di panggung. Selain itu, kami punya kehidupan yg cukup normal sbg BEST. Takaki menikah bersama model cantik Tomomi Ittano, Daiki mengikat kontrak kerja dgn produser ternama Ayukawa Taiyou, Hikaru sedang berlibur ke pantai Osaka dgn keluarganya, dan Yabu, kurasa dia sedang mengurus hal yg sama.
Pada akhirnya, angin takdir menyanyi untuk kita dalan kehidupan ini, dan aku bahagia pernah hidup.
Aku menatap Sayaka di depan rumah, ia tersenyum padaky, masih senyum yg sama. Miyuki berlari kecil ke arahnya, baju dinginnya nampak longgar. Aku melangkah, memasuki kehidupanku dan melanjutkannya, kau selalu bersama kami, Yuki-chan, hiduplah bersama kami.

**End Inoo POV**

‪#‎OWARI‬#
Kaze no Uta (Fin)
Cast: Inoo Kei, Sayaka Yamamoto, Miyuki Watanabe
Genre: Romance, Friendly
Rating: T

*****

"obaa-san, ojii-san, bisa tolong tinggalkan kami bertiga?" pinta Miyuki pada ke-2 org paruh baya yg kini dianggapnya sbg org tua itu. Yoshiwaki dan Nakayama tak berpikir panjang lagi dan segera keluar.
Saat kedya org itu keluar kamar, keadaan menjadi sunyi senyap, tidak ada yg memulai pembicaraan.
"hey...," sahut Miyuki, mengalihkan perhatian Inoo dan Sayaka padanya. "kenapa hanya diam saja? Aku merindukan kalian." ucap Miyuki lirih.
"kamipun sama Yuki-chan..." jawab Sayaka, tersirat nada sedih dalam kalimatnya.
Miyuki tersenyum getir "aku ini..., sangat menyedihkan ya"
"jangan katakan itu..." ucap Sayaka, dan saat Miyuki menoleh padanya, air matanya mulai menetes satu demi satu.
Sekaki lagi, Miyuki tersenyum getir "Inoo-chan, bisa tolong ambilkan sesuatu di bawah bantalku? Aku tidak bisa meraihnya, tanganku..."
sesegera mungkin Inoo bergerak dan merogoh bawah bantal Miyuki, dan didapatinya sebuah kotak mungil yg indah, terbungkus kain lembut berwarna merah.
"ini..., apa?" tanya Inoo.
"bukalah" pinta Miyuki, dan Inoo membukanya. Betapa terkejut dirinya melihat isi kotak tersebut adalah sepasang cincin, nampak sederhana tapi begitu menawan. Bahkan Sayaka tak mampu menebak apa yg dipikirkan sahabatnya ini.
"aku membelinya saat aku pergi jalan2 ke St.Monica 3 tahun lalu, bagus kan?" ucap Miyuki menjelaskan perihal cincin tersebut. Bibir pucatnya sedikit bergetar.
"tapi, kenapa?" tanya Inoo lagi.
"saat mengetahui hasil tesku, aku begitu takut. Saat bersama kalian, aku selalu merasa aman dan nyaman, seperti sebuah keluarga. Aku membayangkan akhir yg indah, dimana kita bertiga selalu bersama, dan kalian mengantarku ke peristirahatan terakhirku. Lalu aku berpikir akan mati di sana dan tidak sempat bertemu kalian, aku sedih membayangkannya." ucap Miyuki, bibir pucatnya semakin gemetar. Sayaka dan Inoo mendengarnya dgn seksama.
"lalu suatu hari, kuputuskan untuk pergi ke suatu tempat sendiri utk menghilangkan beban pikiran itu, pergi ke St. Monica adl satu pilihanku. Saat berjalan di dekat toko buku, tanpa sengaja aku melirik pada sebuah toko perhiasan di sebelahnya. Mataku terpaku pada cincin itu. Untuk sesaat, aku membayangkan kehidupan yg indah bersamamu, Inoo, sebagai keluarga." Sayaka mulai terisak kecil, Inoo menatap Miyuki, mereka saling menatap.
"lalu bayangan kematian hinggap lagi di pikiranku, mengusir semua keinginan bahagia itu. Seandainya aku takut, aku takkan membeli cincin itu"
"lalu kenapa kau membelinya?" tanya Inoo.
"aku takut kehilanganmu, tapi aku sadar, aku takkan pernah kehilanganmu. Selama kau bersama Sayaka"
jawaban itu membuat semua org membatu, Sayaka hanya mampu menatap mata sayu Sahabatnya itu dgn tatapan tidak percaya bersama air mata yg berlinangan.
"aku percayakan Inoo padamu, Saya-chan." ucap Miyuki sambil tersenyum, membuat Sayaka kembali terisak, langsung memeluk Miyuki dlm isaknya.
"Yuki-chan, maaf. Tapi ada sesuatu yg perlu kau tau" sahut Inoo, Miyuki menatapnya. "kami, aku dan Sayaka telah berpacaran selama kau pergi, dan tidak sempat memberimu kabar. Maaf, aku memang brengsek"
Miyuki memandang Inoo heran, sementara sang empu hanya tertunduk.
"yokatta..." hanya ucapan itu yg terlontar dari mulut Miyuki, memecah keheningan yg tercipta seketika, Inoo memandangnya tak percaya.
"dengan begitu, aku tidak perlu takut lagi kalian terpaksa menikah gara2 aku." ucap Miyuki lagi sambil tersenyum, senyum hangat yg penuh kebahagiaan, seperti senyumnya yg dulu.
"kemarilah..." Inoo duduk di dekat Miyuki, lalu entah kenapa, sebuah kekuatan merasuku Miyuki, membuatnya perlahan bisa menggerakkan kedua tangannya, lalu mengalungkannya pada leher Sayaka dan Inoo, membawa mereka lebih dekat padanya.
"suatu saat nanti, meski aku sudah tidak ada, ketika kalian mengikat janji, aku akan ada di sana. Jangan berpisah, aku akan menjadi pengikat hati kalian, dengan begitu, kita akan tetap bersama, selamanya. Mengenal kalian adalah hal terpenting dalan hidupku." kalimat Miyuku mulai tersendat, ia tau ia sekarat, tapi ia sadar ia harus mengatakannya sekarang atau tidak sama sekali. "kelahiranku adalah takdir, dan tuhan telah membuatku bertemu kalian..." Sayaka kembali terisak, Inoo mulai memajang wajah sedihnya, terlihat di sudut matanya mulai berair. "dan bertemu kalian adalah hal terbaik. Berjanjilah untuk tidak pernah berpisah. Kita bertiga adalah sahabat..." Miyuki mulai kehilangan kesadaran "selamanya..., benar..." dan kesadarannyapun terenggut dengan sempurna. Sayaka menjadi panik, Inoo apalagi, meteka memanggil paman dan bibi Miyuki kemudian segera membawa Miyuki ke RS, namun tuhan telah menurunkan takdirnya, dan Miyukipun menutup matanya untuk selamanya hari itu.

*****

(LANJUTANNYA NGIKUT YA)
Kaze no Uta (16)

Cast: Inoo Kei, Sayaka Yamamoto, Miyuki Watanabe
Genre: Romance, Friendly
Rating: T

*****

Sayaka menjemput Miyuki ke bandara, berharap masih bisa melihat wajah bahagia sahabatnya, namun tragis sekali apa yg disaksikannya saat ini. Wajah yg dulu begitu cantik nan memancarkan aura kehidupan, kini kering nan tirus bak tanah kering, tubuh yg sehat itu kurus tertinggal belulang dan kulit yg melapisi. Sayaka begitu kaget sampai2 ia menjerit sekencang2nya, lalu menangis memeluk sosok Miyuki yg begitu menyedihkan dihadapannya, ia tak memperdulikan tatapan heran dari orang lain tentang hal tersebut. Sayaka terus menangis dan memeluk Miyuki, sementara yg dipeluk hanya mampu memasang senyum miris, berusaha menahan air matanya.
"apa yg mereka lakukan padamu!!???? Jika tau hasilnya akan seperti ini aku takkan membiarkanmu pergi!!!" ratap Sayaka.
"daijobu Saya-chan, ini juga akan selesai kok" Miyuki menjawab dgn suara paraunya.
Sayaka mulai memelankan suaranya, melepas pelukannya pada Miyuki dan menatap pasangan suami istri yg berdiri dibelakang Miyuki dgn tajam.
"apa yg telah kalian perbuat padanya?" tanya Sayaka bernada dingin.
"kami sungguh minta maaf, akan kami jelaskan saat pulang. Miyuki tidak boleh terlalu lama di luar" jawab Nakayama.
Akhirnya merekapun pulang ke rumah, lebih tepatnya apartemen Sayaka. Miyuki dibaringkan di sebuah kasur, masih tetap dgn jaket tebalnya.
"jadi, ceritakanlah" ucap Sayaka.
"baiklah. Begini, 3 tahun lalu, saat kami meminta Miyuki mengikuti kami ke Amerika unruk berobat, dia sempat menolak. Beralasan bahwa dia akan menghabiskan sisa hidupnya bersama kalian di sini. Tapi hatapan hidup baginya menurut kami masih ada, dan membuat kami memaksanya utk tetap pergi. Akhirnya dia setuju. Kami berangkat ke Amerika dan langsung pergi ke rumah sakit terbesar di sana untuk mendapatkan pengobatan. Miyuki mengalami banyak sekali prosea pemeriksaan, namun akhirnya hasil mengecewakan yg harus kami terima. Jumlah sel kanker yg menyerang sum sun tulang belakang Miyuki telah berkembang diluar batas, akan menyebabkan kelumpuhan total padanya." jelas Nakayama.
"lalu mengapa kalian tak segera membawanya kemari?"
"masih terlalu cepat. Kami masih mengusahakan kemoterapi. Kemo terapi ini sudah berlangsung 2 tahun, tapi masih dgn hasil yg nihil. Dan sekarang, Miyuki sekarat. Dokter mengatakan dia mungkin takkan sanggup bertemu kalian lagi, tapi semangatnya terlalu besar, dan dia memutuskan utk tetap datang. Dan beginilah keadaannya."
Sayaka menatap Miyuki yg terbaring lemaa diatas tempat tidur.
"baka, seharusnya kau mengabariku soal kondisimu, dan kau sangat bodoh tidak melakukannya. Seandainya kau mengabariku sejak awal, aku akan pergi ke Amerika, meski harua kupaksa si bodoh itu untuk ikut juga ke sana" ucap Sayaka kesal, terlihat buliran bening mulai menetes lagi dari matanya.
"Saya-chan, kau terlihat lebih lembut dari biasanya." sindir Miyuki.
"baka, lagi. Aku hanya seperti ini padamu, orang yg sudah kuanggap saudaraku. Jadi jangan protes soal itu!" sungut Sayaka. Miyuki hanya tersenyum menanggapinya.
"oh ya, Inoo-san, apa dia sehat?" tanya Miyuki.
"jangan tanyakan si bodoh itu. Tentu saja dia sehat, kurasa dia akan kemari sebentar lagi" Sayaka mengusap air matanya.
Beberapa detik kemudian, terdengar suara pintu terbuka, dan langkah kaki yg terdengar angkuh menelusuri jalan masuk apartemen Sayaka.
Beberapa saat kemudian langkah kaki itu berhenti di depan pintu, memperlihatkan sosok seorang pria tampan yg lebih teihat cantik dari pada tampan, seseorang yg juga dirindukan oleh Miyuki.
Saat melihat org itu, mata Miyuki langsung terlihat berbinar, entah kenapa rasanya ada sedikit harapan di sana, meski sayup2 nan kecil.
"Saya-chan, di mana Miyu..." kali ini giliran Inoo yg terkejut melihat sosok Miyuki. Dengan langkah sedikit memburu, Inoo menuju kasur tempat Miyuki terbaringkan, ditatapnya miris sosok yg pernah menjadi kekasihnya (sebenarnya sih masih), lalu iapun memeluk sosok yg tirus itu.
"apa yg terjadi padamu?" tanya Inoo dgn nada sedihnya.
"pelukanmu selalu sehangat ini. Aku merindukanmu." ucap Miyuki.
"aku juga" Inoo melepas pelukannya.
"obaa-san, ojii-san, bisa tolong tinggalkan kami?" pinta Miyuki, dan kedua paruh baya tersebutpun meninggalkan ruangan tersebut, membiarkan ketiga insan itu membicarakan apa yg perlu mereka bicarakan.
"hmm..., menurutmu apa yg mereka bicarakan di dalam?" tanya Nakayama pd istrinya.
"entahlah" dan hanya jawaban singkat yg dia dapat.
Lama kedua paruh baya itu menunggu diluar, hingga sebuah tangisan jerit Sayaka membuat mereka terkejut dan segera masuk ke dalam kamar itu, tapi mereka tau, mereka tidak bisa menemukan sosok Miyuki yg masih bernapas lagi di sana.
Semua org panik, dgn segala usaha, mereka berusaha membawa Miyuki ke rumah sakit. Namun seperti angin berlalu, nyawa Miyuki tak tertolongkan.

Tbc....
Kaze no Uta (15)
Cast: Inoo Kei, Sayaka Yamamoto, Miyuki Watanabe
Genre: Romance, friendly
Rating: T

*****

**Inoo POV**
Ini sudah tahun ke-3 setelah kepergian Yuki ke Amerika, dan sampai detik ini kami tidak pernah saling mengabari satu sama lain. Terakhir kali kudengar suaranya saat dia menelfon lewat saluran umum pada Agustus 2 tahun lalu, dan semenjak itu tidak terdengar kabar lagi darinya. Aku dan Sayaka telah berhenti juga menvari koneksi padanya, entah apa yg telah terjadi, tapi semua telah berlalu. Kami telah lulus SMA, aku dan sayaka memutuskan memasuki Universitas Meiji, aku mengambil jurusan arsitek yg kuimpikan, dan Sayaka di modeling.
Aku duduk di bangku itu lagi, di taman yg sama, hari yang sama, pemandangan yg sama, meski ada satu hal yg berbeda, yaitu kehadiranmu. Tapi taukah kau? Aku sudah menemukan angin yg baru sekarang, menyerukanku tentang indahnya dunia dengannya, menggambarkan dunia melalui desirnya. Aku tidak tau, mungkin aku ini brengsek, tapi perasaan tidak dapat dibohongi kan? Kau yg mengatakanny padaku.
"kau jangan melamun, orang bilang kau bisa gila jika terlalu lama duduk dibawah Sakura"
sebuah suara Sopran yg sangat kukenali menghinggapi gendang telingaku, menyibak ketermanguanku dengan suara halus itu. Aku tau betul pemilik suara itu.
Aku berbalij menatapnya, ia berdiri di belakangku, dengan jaket merah muda layaknya Sakura yg bermekaran, celana panjang dan sepatu boot berwarna soft nampak cocok dengannya saat ini. Wajah manis nan tembem pipinya terlihat semakin mempercantik penampilannya.
"kau sudah sampai rupanya" ucapku melempar senyum.
"ayo" ajaknya.
Aku berdiri dan beranjak dari tempat dudukku, meninggalkan bunga sakura yg jatuh berguguran.
Kami berjalan beriringan, pandangan kami lurus ke depan, kami saling menggenggam tangan, semakin erat karna suhu mulai tak bersahabat. Ini masih musim semi, namun angin dingin terasa menghembus ringan menembus pelapis tubuh kami.
"ingin minum kopi?" tanyaku pada Sayaka.
"mm. Tentu"
aku menuju kedai kopi terdekat yg bisa kujangkau, ini bukan kebiasaanku, karna aku biasanya menikmati aroma dan rasa kopi kelas atas di restoran bintang lima nan mahal. Tapi semenjak bersama Sayaka, semua seakan tak kuperdulikan.
Baiklah, aku mungkin brengsek, tapi aku benar2 tidak bisa menyembunyikan perasaanku pada Sayaka. Semenjak kepergian Yuki ke Amerika, aku semakin dekat dengan Sayaka, bahkan aku menyatakan perasaanku padanya. Aku mencintai Sayaka lebih dari apapun, dan menerima Yuki adalah satu kesalahan bagiku, dan kini kesalahan itu semakin besar, bagaimana jika Yuki mengetahui hubungan kami? Aku yakin dia akan sangat sedih.
Kami putuskan untuk menjalani hubungan ini, dan siap memberitaukannya pada Yuki nanti.
**End Inoo POV**

kedua insan itu nampak mesra dibawah naungan sakura yg dengan indahnya jatuh berguguran, dua cup kopi panas menemani kemesraan itu.
"Inoo-chan..." lenguh sang gadis di dalam pelukan sang pria.
"hmm?"
"ada sesuatu yg harus kau tau."
"nani?" Inoo bersama tampang polos bingungnya menanggapi pernyataan Sayaka.
"Yuki-chan, akan kembali ke Jepang pada akhir musim semi..."
DEG....
Kalimat barusan bak sebuah batu pejal yg menghantam dada Inoo, membuatnya seolah ingin memuntahkan semua kopi yg telah diteguknya sedikit demi sedikit.
"dari mana kau tau?"
"kemarin, Yuki menelfon dan mengabarkan hal ini. Tapi..., aku merasa aneh..."
"maksudmu?"
"nada suara itu, bukanlah Miyuki yg kukenal, dia seharusnya lebih ceria mengatakannya, tapi kali ini berbeda. Ia seperti, menyembunyikan kesedihan, sesuatu yg penting, tapi dia tidak mengatakannya. Aku khawatir..." ucap Sayaka miris.
Inoo mengeratkan pelukannya, ia benar2 tidak tega melihat kekasihnya seperti ini.
"daijobu da yo, dia akan baik2 saja" ucap Inoo mencoba menenangkan Inoo 'dan akan kukatakan padanya soal hubungan kita'
sambungnya dalam hati.

Waktu berlalu, musimpun berganti, seperti kabar sebelumnya, Sayaka telah menunggu kepulangan Miyuki di bandara, sore itu nampak mendung, tapi hal itu tak menghentikannya utk menemui sahabatnya, Inoo tak menemaninya karna dia punya mata kuliah tambahan.
Sekitar 30 menit Sayaka menunggu, akhirnya pesawat yg mengangkut sahabatnya mendarat. Dengan penuh antusias Sayaka menunggu di depan pintu penurunan penumpang.
Ia ditel melihat setiap penumpang, dan pandangannya tertuju pada 2 sosok paruh baya yg dikenalnya, yg merupakan paman dan bibi sahabat karibnya, juga sebuah siluet di atas kursi roda yg mengenakan jaket dan kupluknya sehingga wajahnya tidak kentara. Sayaka melambaikan tangannya, kedua org itu mendorong kurai roda tersebut menghampiri Sayaka.
"Sayaka-san, sudah lama menunggu?" tanya Nakayama.
"tidak begitu lama paman"
"paman, apa itu Saya-chan?" tanya sosok berjeket tersebut.
"Yuki-chan? Aku sangat merindu..."
kata2 Sayaka langsung terputus saat org yg diyakini sebagai Miyuki sahabatnya itu menengadah dan memperlihatkan wajah dan kondisinya, satu kata, mengerikan.

Tbc.....
Kaze no Uta (14)
Cast: Inoo Kei, Syaka Yamamoto, Miyuki Watanabe, dll
Genre: friendly, romance
Rating: T

*****
Miyuki mengatakan rencananya terhadap Sayaka karibnya, air matanya tak tertahankan saat mengatakan semua hal tersebut, tapi sayaka menenangkannya dan meyakinkannya akan pilihannya.
keesokan harinya, di kelas Inoo, seperti biasa, saat jam istirahat tiba dan bel sekolah berdering kencang, ia akan keluar dari kelasnya menuju kelas kekasihnya, Miyuki dan mengajaknya makan siang bersama. Dengan wajah datarnya yang khas, Inoo melangkah menuju kelas Miyuki dengan penuh khidmat tanpa memperdulikan tatapan liar dan aneh dari kebanyakan siswi dijalan tempatnya berlalu. Ketika sampai di ambang pintu ruangan tujuannya, ia berhenti sejenak, lalu kembali melangkah dan membuka pintu tersebut. Mata onyxnya yg indah bak malam sunyi iyu menggerliya menyapu seluruh sudut ruangan, mencoba menemukan sosok siluet yang telah menemani hatinya selama beberapa bulan ini. Namun selama 5 menit terakhir ia berdiri di sana, tak terlihat segetirpun potongan tubuhnya, atau uraian blondienya yg cantik, apalagi suara emasnya yg mempesona itu. yang ia dapati hanya sosok gadis yang selama ini telah menjadi sahabat karib kekasihnya, duduk dibangkunya bersama pandangannya mengambang ke arah jendela.
Posisi dan ekspresi itu memancing rasa penasaran Inoo, iapun beranjak lebih jauh menghampiri gadis yg sedang termenung itu.1
"apa yang kau pikirkan?" sapa Inoo dgn nada datar beserta wajah datarnya juga yg satu paket.
Sayaka sedikit terheyak, tapi segera menyadari sosok itu sesaat setelah mendengar suaranya. ia menoleh, menatap sendu kearah Inoo. onyx bertemu onyx.
"ada apa?" tanya Inoo keheranan dengan tatapan sayaka.
sayaka menggeleng.
"apa kau melihat Yuki? dari tadi aku tidak bisa menangkap sosoknya di manapun, apa dia sakit dan tidak masuk sekolah?"
DEG...
Sayaka merasa tertohok oleh pertanyaan tersebut, ia seperti ditusuk ribuan jarum. apa yg harus dikatakannya pada Inoo utk menjelaskan situasi ini? tidak, ia harus berani.
Sayaka berdiri dari duduknya "ikut aku" ucapnya lirih sambil berjalan meninggalkan Inoo.
"oi, kau belum mengatakan padaku alasannya"
"ikut saja, akan kukatakan semuanya" jawab Sayaka ketus.
Inoo hanya memandangnya datar.

*****

"apa yg kau katakan? kenapa kau baru memberitahuku?" ucap Inoo sedikit marah.
angin bertiup lembut, menampar halus pipi porcelain kedua org tersebut, sembari membisikkan nada kesedihan diambang daun telinga.
"dia yang menginginkannya, dia tidak ingin cintamu padanya dibatasi oleh rasa kasihanmu." jawab Sayaka semakin lirih.
"tapi tetap saja kan... lalu dia menganggapku apa?"
"taukah kau, siapa yg paling dipikirkannya sat ia hendak tidur? kaulah orangnya..." Sayaka mulai terisak kecil, ia berdiri menghadap Inoo yg menatapnya datar "hikss..., taukah kau siapa yg namanya selalu terukir di buku hariannya setiap hari di tiap lembarnya? kaulah orangnya..., hiks..., dan apa kau tau siapa orang yang selalu diceritakannya padaku ketika dia bangun tidur dan memimpikan seseorang dalam tidurnya? kaulah orangnya. jadi jangan berpikir bahwa kau itu tidak berharga baginya..., hiks..., dia mencintaimu lebih dari dirinya sendiri, karna itu dia tak mau melihatmu mengasihaninya dan berusaha terus kuat, ia ingin berada disampingmu dengan ketegarannya..., hiks... dan lagi..." Sayaka tak bisa menahan buliran air matanya, semua tumpah dari kedua buah manik Onyxnya yg indah itu, berusaha menutupinya dgn kedua telapak tangannya. saat ia merasa bahwa ia telah selesai, Sayaka kembali terkejut. sepasang lengan kekar merebah memeluknya, memberikan dirinya kehangatan atas kesedihannya. ia tau tangan siapa itu, ia tahu pemiliknya, ingin rasanya ia mengelak dan menepis lengan itu, tapi ia tidak kuasa melakukannya. kehangatannya terlalu masuk ke dalam, dan tidak dapat dipungkiri bahwa Sayakapun menginginkan kehangatan itu.
"jangan menangis, ini akan terlihat lebih baik. tetaplah bersamaku, aku akan menjagamu sampai si pirang itu datang kembali. aku berjanji"
dan kalimat itu sukses membuat Sayaka terkejut.

TBC......
Kaze no Uta (13)

Cast: Inoo Kei, Arioka Daiki, Sayaka Yamamoto, Miyuki Watanabe, dan sederet chara lainnya
Genre: Romance, Friendly
Rating: T

*****
Miyuki membuka pintu apartemennya sambil berharap dengan sangat bahwa yg mengetuk pintu kayu tersebut adalah sahabat karibnya. Tapi ketika pintu itu dibuka, ternyata bukanlah apa yg diinginkannya, malah sesuatu yg selama ini dihindarinya.
"a...ah..., ka kalian?" ucap Miyuki terbata2 saat melihat 2 sosok paruh baya yg berdiri tegap di hadapannya.
"lama tidak jumpa ya, Yuki-chan, kau tampak cantik. Tidak kusangka kau sudah sebesar ini." ucap seorang wanita yg bersama suaminya itu.
"Yoshiwaki, kita sudah tidak bertemu dengannya selama 12 tahun, harusnya kau membayangkan hal yg lebih baik lagi kan?" ucap sang suami.
"kau benar Nakayama, dia tampak lebih cantik. Bolehkah kami masuk sayang?"
Miyuki masih menatap mereka heran sebelum akhirnya mempersilahkan kedua org tua itu masuk kedalam apartemen sederhananya.
"jadi, apa yg ojii dan baa-san lakukan di sini?" tanya Miyuki.
Sepasang suami isteri ini adalah Yuma Nakayama dan Yoshiwaki Watanabe, mereka adl sanak saudara terdekat Miyuki.
"kami ingin menawarimu satu hal" ucap Yoshiwaki dgn nada serius.
"umm..?"
"kami ingin kau, Miyuki, ikut bersama kami ke Amerika minggu depan." jelas Nakayama.
Miyuki terkejut, napasnya tercekat, ia tidak percaya dgn hal yg didengarnya barusan.
"ini adl hal yg diinginkan oleh mendiang orang tuamu. Penyakitmu itu harus ditangani, jika tidak maka akan berakibat fatal nantinya. Kami hanya ingin yg terbaik untukmu." ucap Yoshiwaki.
"tapi..., aku tidak ingin pergi..., aku ingin tetap di sini, aku ingin bersama teman2ku" jawab Miyuki dgn nada sedih.
"kami paham akan hal itu sayang, tapi pikirkanlah, bukankah mereka akan lebih sedih lagi jika melihat kau kesakitan? Jika kita ke Amerika, mungkin masih ada peluang untuk menyembuhkannya." bujuk Yoshiwaki.
"kata dokter penyakitku ini sudah mencapai stadium akhir, aku hanya tinggal menunggu waktu menjemputku, karna itu..."
"jangan katakan hal yg bodoh!!" bentak Yoshiwaki "kau harus hidup! Bagaimanapun caranya, kau harus hidup. Orang tuamu menitipkanmu pada kami, dan kami telah berjanji untuk menepatinya"
"tapi untuk apa? Aku ini akan segera mati, paling tidak, aku ingin mati di pelukan orang2 yg kusayangi dan menyayangiku." ucap Miyuki.
"kami menyayangimu nak, karna itu kami tidak ingin kau pergi" ucap Nakayama.
"tapi..."
"percayalah nak, ini akan berhasil, kami akan mengusahakannya." ucap Yoshiwaki berusaha meyakinkan Miyuki.
Diam, tidak ada yg berbicara, Miyuki tengah berpikir apakah dia harus menerima tawaran itu atau tidak. Mati ditempat ini atau berusaha hidup?
Akhirnya setelah berkutat cukup serius dgn pikirannya, Miyukipun akhirnya memutuskannya.

****
Keesokan harinya, di Horikoshi Gakuen, semua nampak sama, tidak ada perbedaan, anak2 masuk pada jam 7.30 dan istirahat pada pukul 10.45, lalu pulang pada pukul 14.15.
Waktu berjalan, tapu Miyuki belum sempat mengatakan kejadian yg dialaminya dgn paman dan Bibinya beberapa hati yang lalu, baik kepada Sayaka maupun pada Inoo.
Hingga hari yg ditentukan itu tinggal menghitung Jam, Miyuki mulai memberanikan diri mengungkapkan semuanya. Sore itu, sepulang sekolah Miyuki pergi ke toko buku tempat Sayaka bekerja, dan ia merasa cukup senang melihat Sayaka masih berada di meja kasir dgn gaua khasnya yg tomboy.
Miyuki menghampiri karibnya itu.
"Bolehkah kita bicara sebentar?" tanya Miyuki. Sayaka cukup terkejut dgn kehadiran Miyuki yg tiba2.
"Yuki-chan, ingin bicara apa? Kau nampak serius sekali?"
Miyuki duduk diatas kursi tepat dihadapan Sayaka dan mulai menceritakan semuanya, sampai pada akhir kisah.
"jadi, apa keputusanmu?" tanya Sayaka.
"aku..., akan pergi"
Deg...
Sayaka cukup shok dgn jawaban Miyuki, ia tidak bisa menghentikannya, tapi berharap Miyuki bisa bersamanya terus.
"aku ingin tinggal di sini, tapi ku sadar, jika aku ingin tetap bersama kalian lebih lama, aku harus bertahan dari semua ini" jelas Miyuki.
"tenanglah..." hanya sepatah kata itu yg terucap dari bibir Sayaka, Miyuki menatapnya intens, mendengar setiap huruf yg ingin diucapkan oleh karibnya itu.
"tenanglah..., aku selalu mendukungmu. Aku selalu berada di sisimu, jadi lakukanlah apa yg menurutmu benar, dan tetaplah bersamaku, janji ya." ucap Sayaka sambil menjulurkan kelingkingnya.
Miyuki merasa terharu, ia selalu tau dukungan penuh selalu didapatkannya dari saudarinya ini. Karna tidak bisa menahan haru, Miyuki langsung menghambur memeluk Sayaka sambil menangis dipelukannya.
" tenanglah, aku yg akan memberitahu sicantik itu agar tidak khawatir."
"arigatou, jika aku tidak kembali. Jagalah dia untukku. Saudariku" ucap Miyuki sambil tersedu2.
Sayaka terkejut dgn pernyataan Miyuki, tapi ia sadar bukan saatnya baginya untuk mulai protes.

Tbc....
Kaze no Uta (12)
Cast: Inoo Kei, Arioka Daiki, Miyuki Watanabe, Sayaka Yamamoto
Genre: Romance, Friendly
Rating: T

*****
Hari itu, seperti biasa, Inoo pagi2 sudah berada di kediaman Yuki utk menjemputnya, mobil mewahnya sudah terparkir manis didepan apartemen Yuki. Tak berapa lama kemudian, mereka berduapun keluar dari apartemen tersebut, hendak ke sekolah.
"kita berangkat bersama Saya-chan, ya!" ucap Yuki dgn nada memohon, Inoo menatapnya datar lalu mengangguk mengiyakan.
Mobil itu maju beberapa meter setelah Yuki dan Inoo berada di dalamnya lalu berhenti didepan sebuah apartemen yg tak jauh dari apartemen milik Yuki, tepat saat itu, seorang gadis ug diketahui bernama Sayaka Yamamoto keluar dari balik pintu apartemen tsb. Klakson mobil langsung berbunyi, menghentikan derap langkah gadis tersebut, kemudian dgn jengkelnya ia berbalik dan menatap mobil tersebut.
'siapa itu?' tanyanya kesal.
Mobil tadi menjajarkan posisi kursi belakang dgn Sayaka, lalu kaca mobil itupun terbuka dan menunjukan cengiran khas saudarinya, Yuki.
"Saya-chan, ikutlah bersama kamin" ajak Miyuki.
"eeh..? Yuki-chan? Aah.., ti..tidak perlu kok, terimakasih, aku bisa jalan sendiri" tolak Sayaka seraya melihat Inoo duduk disamping Miyuki.
Sejujurnya, akhir2 ini ia punya masalah dgn perasaannya, entahlah. Setiap kali melihat Inoo ia selalu merasa gugup, dan ia tidak mau perasaannya ini membuat hubungan persahabatannya dgn Miyuki menjadi rusak, jadi dia memutuskan untuk menjauh dari mereka terutama Inoo Kei utk sementara waktu hingga perasaannya menghilang.
"ayolaaah..., berangkatlah bersama kami..." rengek Miyuki.
"maaf, tapi aku benar2 tdk bisa, maaf ya aku sudah terlambat, aku duluan..!" ucap Sayaka sambil melirik jam tangan dan segera berlari menghindari mereka, Miyuki hanya menatapnya bingung.
"Saya-chan..., doushita...?" ucap Miyuki lirih.
Inoopun melakukan hal yg sama, menatapnya datar seolah tanpa ekspresi, namun menyembunyikan segudang tanya dibenaknya.
Sayaka masih berlari lebih jauh, ia tak berani melihat ke belakang lagi.
"Yuki-chan, gome, aku tidak ingin merusak semuanya." ucapnya sambil mengingat apa yg telah dilakukannya utk Miyuki, menuliskan surat itu, membantunya memantapkan perasaannya, dan banyak hal yg diberikannya, tapi utk menghancurkan semua itu, ia tidak sanggup.
Setelah berlari cukup lama, akhirnya Sayaka sampai didepan pintu gerbang sekolahnya bersama peluh yg menetes di pelipisnya yg putih.

****

Bel istirahat berbunyi nyaring, semua siswa berhambur keluar dari ruangan mereka. Para siswa akan memenuhi kantin saat ini, obrolan2 dan candaan takkan lepas sebagai bumbu kemeriahan, semuanya nampak ramai. Setiap sudut sekolah terlihat brisik oleh siswa maupun siswi yg sedang menikmati jam istirahat mereka.
Di suatu tempat didalam sekolah, tepatnya taman belakang sekolah yg notabane merupakan tempat sepi, sesosok Siluet cantik nampak duduk terdiam menatap langit dari bawah pohon.
"apa...aku ini jahat ya?" tanyanya pada dirinya sendiri mengingat kejadian tadi pagi.
"ya, kau jahat karna membuat Miyuki sedih dan tidak tau apa2." ucap ketus seorang pria.
Sayaka segera bangkit dari lamunannya dan mendapati sosok Kei Inoo tengah berdiri dgn angkuhnya di hadapannya.
"apa? Sejak kapan kau?" ujar Sayaka salah tingkah.
Inoo duduk disebelah Sayaka, menemaninya melihat langit.
"apa kau tau? Miyuki sangat mengkhawatirkanmu, ia tidak tau apa yg terjadi padamu, sehingga membuatnya berpikir bahwa dia telah menghancurkan persahabatannya dgnmu setelah tidak pernah bersamamu lagi" jelas Inoo dgn wajah datarnya sambil memandang langit.
"ti...tidak, aku tidak pernah sepeeti itu?" ucap Sayaka mencoba menepis.
"lalu sikap apa yg kau tunjukkan padanya tadi pagi?" tukas Inoo sambil memandang Sayaka yg sukses membuat Sayaka tertegun. Onyx bertemu Onyx, kelam dan kelam, tiba2 degub jantung Sayaka menjadi lebih cepat, hal yg sering terjadi padanya akhir2 ini saat melihat Inoo.
"kau tidak mengerti apapun!" bentak Sayaka lalu segera pergi meninggalkan Inoo sendirian yg menatapnya sayu.
Inoo memegang dadanya, terasa sesak.
"ya, aku mengerti hal itu" ucap Inoo.
Beberapa saat kemudian, bel masuk berbunyi, Inoo segera beranjak dari tempatnya duduk menuju kelasnya. Saat memasuki kelas, Daiki memyapanya.
"yokatta..., Inoo-chan, ada yg ingin kutanyakan" ucap Daiki.
"doushita no?"
sebelum pelajaran masuk, Daiki menanyakan sedikit hal mengenai hubungan Inoo dgn Miyuki yg tidak dimengerti tujuannya oleh Inoo sendiri.

****
sore itu, seperti biasa, Sayaka sedang berada di toko buku tempatnya bekerja, memilah buku yg ada, atau sekadar memeriksa stok buku di toko tersebut.
Dilain tempat, Miyuki diapartemennya sedang merapikan pakaiannya, tak ada senyum diwajahnya saat membayangkan sosok sahanat yg sudah dianggapnya sebagai kakak sendiri bersikap seperti itu padanya. Tepat saat ia sedang ingin sendiri, seseorang memencet bel apartemennya, segera Miyuki membukakan pintunya, berharap bahwa yg datang adalah Sayaka, tapi sepertinya tidak.

Tbc...
Kaze no Uta (11)
Cast: Inoo Kei, HSB, Sayaka Yamamoto, Miyuki Watanabe
Genre: Romance, Friendly
Rating: T

*****
Inoo duduk terdiam diruangan Studionya yg besar itu, ia menatap kosong ke arah jendela, pikirannya melayang entah kemana. Saat ini, ia hanya sendiri di dalam ruangan besar tersebut dikarenakan semua teman bandnya sedang melahap makan malam yg dipersiapkannya untuk mereka. Inoo pasti masih melamun jika saja tidak ada sebuah tangan yang memegangi pundaknya.
"ah, Yabu-chan?" ucap Inoo terkejut.
"hei, melamun seperti itu membuatku takut. Ceritalah padaku ada apa?" tanya Yabu perhatian.
"iie, nandemonai, Yabu-chan" jawab Inoo berusaha menyembunyikan keresahannya.
"oi, kau pikir aku baru mengenalmu 2 hari? Kita ini sudah seperti saudara, sia2 jika kau berusaha menyembunyikan hal kecil seperti ini dariku. Ayo, ceritakan" titah Yabu sambil berpose memerhatika.
"baiklah" jawab Inoo pasrah.
Akhirnya, Inoo menceritakan apa yg dialaminya seharian ini, dan kaitannya dengan surat tersebut. Yabu hanya mendengarkan sambil sesekali menahan tawanya pada bagian tertentu yg pengucapannya memaksa Inoo harus memonyongkan bibirnya yg manis itu.
"haah, kau ini terlalu polos tau!" ucap Yabu sambil menepuk bahu Inoo.
"tt..ee?? A..apa maksudnya itu??" wajah Inoo berubah merah dibilangi Innocent (inoo emang Inoocent).
"kau ini tdk berubah ya? Harusnya kau tau, jika ada yg sampai seperti itu terhadapmu, itu artinya dia benar2 menyukaimu, cobalah untuk memperdulikan mereka jika kau ini memang masih tertarik pada gadis.''
"ugh, aku ini memang masih menyukai gadis!" tukas Inoo.
"baguslah, karna jika kau sudah tidak tertarik pada gadis, kurasa aku dan Hika sudah siap memperebutkanmu dan menjadikanmu kekasih kami."
Inoo terkejut, diam, suasana menjadi sunyi, tidak ada suara yg terdengar, bahkan jangkrikpun tidak. Beberapa saat kemudian, tawa Yabu menggelegar memenuhi studio tersebut bagai org kesurupan. Inoo masih berkutat dgn wajah merahnya yg sedikit berkerut.
"hahaha...., kau ini sangat polos ya, mana mungkin aku melakukannya? Kau ini sudah seperti adikku tau!" ucap Yabu sambil mencubit pipi Inoo.
"aaaass.... Ittaii yo!!" protes Inoo yg hanya ditanggapi oleh Yabu dgn seringai aneh.
"yosh, lakukan apa yg kukatakan tadi ya, aku yakin, gadia itu akan mengaku!"
"baiklah" jawab Inoo serius.

*****
Keesokan harinya, Inoo kembali mendapat surat balasan, kali ini gadis itu memintanya untuk bertemu di sebuah tempat yg tidak asing baginya. Jembatan kecil diatas sungai yg membuatnya teringat akan sosok yg telah lama hilang darinya.
"Dai-chan, kurasa aku tau siapa gadis itu."
"hounto ka? Ja, daijobu dakara desu ka?"
"dia ingin bertemu denganku, dan aku akan datang" ucap Inoo penuh serius, auranya menguar dengan penuh, membuat Daiki sedikit beringsut mundur.
Sore harinya, Inoo bersama Daiki datang pada tempat yg sudah dijanjikan, dan ia nampak tidak terkejut mendapati sosok tersebut. Ia menatapnya lekat, sosok itu, siluet yg dikenalinya bersama surai panjangnya, ia tau siapa itu.
"sudah kuduga, ternyata memang kau." ucap Inoo sambil menatap datar gadis tersebut. Gadis itu menoleh, memamerkan sepasang manik Onyx yg tak kalah hitam dengan milik Inoo.
"maaf melakukannya dengan terburu-buru, aku tidak bisa menahannya, perasaan ini seperti hendak membunuhku." ucapnya lirih.
"kau terlalu naif, Yuki-chan" jawab Inoo yg sukses membuat gadia yg ternyata adl Miyuki itu terkejut.
"mereka memang benar, hatimu terlalu keras untuk dilunakkan oleh cinta yg hanya secuil dariku. Tapi paling tidak aku sudah mengerahkan keberanian untuk menyatakan perasaanku." angin tiba2 berhembus, seakan memberikan sebuah tamparan halus di wajah Inoo, Daiki hanya menatapi suasana tersebut dalam diam.
"maaf sudah menumpahkan jua itu tanpa sengaja di jasmu, dan membuatmu menjadi letih datang kemari. Aku benar2 minta maaf" ucap Miyuki sambil merunduk dalam, Inoo menatapnya sendu, lalu iapun melangkah mendekati Yuki, mengangkat bahunya agar tegap, lalu memeluknya dalam diam yg sukses membuat Yuki terhenyak.
"I-Inoo san?"
"maad mengecewakan perasaanmu, kali ini aku akan belajat mencintai, maukah kau melakukannya, mengajariku tentang hal itu?" ucap Inoo dari balik pelukannya.
Senyum bahagia mengembang dibibir Yuki, akhirnya perasaannya tersampaikan.
"hai,, dengan senang hati"
akhirnya Inoo belajar untuk mencintai Miyuki, dan mulai saat itu, ia menetapkan Miyuki sebagai kekasihnya.
Sementara itu, dari balik semak-semak, seseorang menatap mereka dengan tatapan yg sulit dijelaskan.
"akhirnya, Yuki-chan. Tapi..., ada apa ini?" ucapnya lirih, merasa lemas melihat pemandangan tersebut, orang itupun memilih meninggalkan tempat tersebut.

*****
Semenjak hari itu, suasana hati Inoo menjadi sedikit berbeda, ia menjadi lebih sering tersenyum dan menghargai perasaan org. Dan sepertinya ia memang berusaha mencintai Yuki sekarang.
Tapi dibalik semua itu, entahlah tersembunyi sebuah perasaan lain yg juga sulit dijelaskan bahkan olehnya, ia tidak tahu.

Tbc...
Kaze no Uta (10)
Cast: Inoo Kei, Arioka Daiki, Miyuki Watanabe, Sayaka Yamamoto
Genre: Friendly, Romance
Rating: T

****
seseorang memasuki kelas idol setelah memastikan seluruh isi sekolah telah sepi dari siswa maupun guru. Dia terkikik mendapati sepucuk surat diatas sebuah meja di kelas tersebut.
''Inoo-san, waktunya melihat keseriusanmu '' ucapnya sambil menyeringai. Beberapa saat kemudian setelah mengambil surat tersebut, diapun menghilang.
Langit Sore nampak begitu indah, panorama kecantikan cakrawala berwarna oranye kecoklatan menyeruak dengan biasnya di sepanjang garis cakrawala langit hari itu. Inoo dan Daiki sedang dalam limosin yang sama, mereka hari ini pulang bersama dikarenakan ada kegiatan utk grup band mereka.
Inoo sedari tadi hanya menatap kosong keluar jendela, pandangannya terruju pada semburat indah dipucuk cakrawala sore yang indah itu.
''oi, Inoo-chan, apa uang sedang kau pikiran?'' tanya Daiki sembari menepuk bahu Inoo, menyadarkannya dari lamunannya. Inoo berbalik menatap sahabat karibnya itu.
''aah, tidak sedang memikirkan apa-apa.'' jawab Inoo bohong.
''ayolah, bersemangatlah sedikir, sebentar Yuya dan yang lain akan datang ke rumahmu utk latihan, apakah studiomu masih bersih seperti dulu?'' ucap Daiki sambil berpose berpikir.
Sepanjang kalimat yang diucapkan Daiki, terlihat Inoo sama sekali tak menanggapinya segetirpun, ia masih menatap kosong keluar jendela, bahkan sampai mereka tiba di Mansion kebesarannya, Inoo masih tak menyadarinya karna terlalu sibuk berpikie tentang identitas si pengirim surat.
''emm...., Inoo-chan, kita sudah sampai'' tegur Daiki.
''ah, iya, baiklah'' jawab Inoo sedikit tergesa, membuat Daiki menatapnya aneh.
Mereka segera keluar menuju mansion megah yang sudah terpampang kokoh di hadapan mereka. Ketika Inoo dan Daiki memasuki mansion tsb, para Miku dan Butler langsung berjejer memberi sambutan.
Daiki dan Inoo segera menuju ruangan studionya.

**Inoo POV**
sebenarnya apa yg terjadi padaku? Bahkan untuk sesaat semenjak pagi ini, aku sama sekali tidak bisa mengalihkan pikiranku dari surat itu, dan fatalnya lagi, sepertinya kepalaku menderita komplikasi dengan terus menerus menanyakan siapa pengirim surat itu.
Aku dan Daiki memasuko ruangan Studioku, yah meskipum terasa sangat anwh jika kau ingin melakukan sesuatu yg lain tetapi memikirkan hal yg lain pula.
Aku masih berkutat dgn gerutuku saat kusadari sosok uang selama ini luput dari pandanganku telah berdiri tegap dihadapanku, 3 sosok pemuda yang sangat ku kenali sebagai sahabat, saudara, sebagai orang yang sangat dekat denganku. Kupastikan mataku tidak sedanh menipuku sekarang, akupun mengucek kedua mataku, lalu saat aku selesai, sebuah senyum yang langka langsung melengkung dibibirku.
''ternyata benar kalian, hehe...., selamat datang kembali.'' ucapku tulus menyambut mereka. Tanpa berkata apa-apa lagi, aku segera memeluk mereka, mengeluarkan rasa rindu yg menumpuk sepertinya. Jangan salahkan aku, aku memang terlihat seperti ini jika bersama mereka.
''Inoo-chan, kau ini masih sama ya'' ucap seorang pemuda jakung berumur 19 tahun bernama Yabu Kota.
''hai, aku juga merindukanmu Inoo-chan'' timpal sosok yg sama tinggi namun berbeda bernama Takaki Yuya.
''Inoo-chan, kau tambah cantik tau'' ucap pria bernama Yaotome Hikaru, aku tidak tau dia sedang mengejek atau memujiku, tapi aku tidak perduli, dengan adanya keberadaan mereka maka aku akan merasa lengkap.
Aku melepas pelukanku atas mereka dan mulai menatap mereka satu per satu. Mereka bertiga adalah teman dalam satu grup Idolku bernama Heu! Say! Best, meski Johnny's Associate yg telah menerbitkan kami dengan labelnya, tapi kami berpikir untuk memiliki kontrak yg tidak terlalu mengikat. Kendati band kami adl aset berharga Johnny, diapun menyetujui permintaan kami, dan inilah kami, populer dengan gaya kami sendiri.
Band kami telah berdiri semenjak 3 tahun lalu dan pernah beberapa kali memenangkan beberapa penghargaan hadiah nobel di acara pameran musik nasional di Jepang. Lalu setahun yg lalu, Yuya, Yabu, dan Hikaru ke amerika untuk melakukan latihan dan sekolah musik, aku dan Daiki tidak ikut karna kami masih harus mengurusi sekolah kami. Kami berpisah pada Agustus tahun lalu. Saat bunga Sakura mulai berguguran, aku sempat bertanya kapan mereka akan kembali tapi jawabannya tidak tahu, dan aku menunggu mereka sambil berharap mereka akan cepat pulang.
Mereka bertiga juga adalah seniorku di Horikoshi Gakuen yang lulus 2 tahun lebih awal dariku, kendati bahwa umur mereka lebih tua dariku, tetapi kami selalu bermain layaknya teman sebaya.
Oke, kurasa cukup soal perkenalan mereka, aku kini bisa beranjak sejenak dari kesibukanku memikirkan surat sialan itu.

*End Inoo POV*

kelima pemuda yang nampak akur itupun duduk bersama sambil memegangi alat musik masing-masing. Mereka memegang bagian penting vokal dalam setiap lagi mereka, tapi keahlian mereka dalam menggunakan alat musik juga tak kalah berperan penting ikut membuat lagu yang mereka bawakan semakin bagus.
TBC.
Kaze no Uta (9)
Cast: Inoo Kei, Daiki Arioka, Sayaka Yamamoto, Miyuki Watanabe
Genre: Romance, Friendly
Rating: T

****

Inoo mendapati Daiki sedang bersantai bersama...er..., gadis2 pemujanya didalam ruang latihan basket. Tanpa mengatakan alasan yg jelas, Inoo langsung menyeret Daiki ikut bersamanya, membuat sang empu tangan terkejut bukan main.
Setelah berhasil menyeret sang dewa cinta menurut Inoo itu, akhirnya merekapun sampai ke tujuannya, sebuah tempat yg sepi di belakang aula yg lama tak terpakai.
"hoi, Inoo-chan, jika ingin melakukan sesuatu denganku, bukankah bisa di tempat umum saja?" tanya Daiki sedikit beringsut.
"pssstt! Diamlah dasar playboy, aku tidak berniat YAOIan denganmu, aku masih punya selera tau!"
"haah? Apa maksud perkataanmu barusan PIG?"
"sudahlah, aku menarikmu kemari karna aku ingin minta bantuan. Tapi aku tidak ingin mengatakannya di tempat umum karna aku juga tidak mau org lain tau bahwa..." Inoo menggantungkan kalimatnya.
"Bahwa apa?" Daiki terlihat penasaran.
"bahwa..."
"ya?"
"bahwa..., aku tidak bisa memilih kalimat yg tepat utk membalas surat" ucap Inoo pundung sepundung pundungnya.
Daiki malah memasang wajah cengonya, "apa?"
"bantulah aku Dai-chan. Utk yg satu ini saja"
"tapi untuk apa? Ku kira kau tak pernah berminat membalas surat penggemar?"
"akan kuberitahu padamu alasannya, tapi bantu aku dulu."
"ya, baiklah"
dan akhirnya, Inoo bisa terlepas dari beban dirinya dan pikirannya soal surat penggemar sialan itu kemudian menyerahkannya pada Daiki. Setelah memberikan surat penggemarnya pada Daiki untuk kemudian dibalas, bel masuk kembali berbunyi, menandakan semua siswa harus kembali ke kandang mereka masing2 utk melanjutkan program belajar mereka. Inoo dan Daiki segera menuju ke kelas mereka, dan tanpa mereka ketahui, sebuah sosok siluet sedang menyeringai menatap mereka dari balik tempat yg tersembunyi.
"mudah sekali..., kekeke..." tawa org tsb kemudian menghilang.

** TIME SKIP **

Waktu berlalu, tak terasa, bel pulang berdering di Horikoshi Gakuen dan melepaskan bunyi2 surga yg terdengar bagai nyanyian malaikat pembawa berkah bagi seluruh siswa siswi yg bersekolah di sana. Koridor sekolah mulai ramai, pintu gerbang Horikoshi Gakuentelah dibuka, dan banyak siswa mulai berbondong2 melaluinya utk segera pulang ke rumah masing2.
Semua siswa harusnya sudah pulang sekarang, tapi sepertinya masih ada 2 orang yg mempunyai urusan yg belum selesai sehingga mereka masih harus tinggal lebih lama lagi di kelas mereka.
"Dai-chan, cepatlah sedikit!" tuntut Inoo terhadap Daiki yg tengah menulis suratnya.
"tunggu sebentar Inoo, kau pikir aku ini mesih apa?" protes Daiki.
"tapi bukankah kau mengakui dirimu sebagai mesin cinta? Jadi kau itu mesin kan?" tukas Inoo dgn wajah datarnya.
"apa?"
"sudahlah, ayo cepat. Orgnya mungkin akan segera dtng."
tak berapa kemudian, Daikipun selesai menulis surat tsb, dan bersamaan dgn itu, terdengar suara langkah kaki sedang menuju ke arah mereka, tidak pelan dan juga tidak cepat. Daiki dan Inoo mulai berkeringat dingin.
"apakah itu orangnya?" pikir mereka.
Langkah tersebut semakin dekat, dan akhirnya, sosok tersebutpun mendekati pintu kelas, lalu....
"DAG DIG DUG...." kira2 begitu bunyi detak jantung mereka a.k.a Inoo dan Daiki. Langkah kaki tsb berhenti di dekat pintu.
"halo, apakah masih ada orang?" seorang gadis melongo di depan pintu dan mendapati sosok Inoo dan Daiki yg entah sejak kapan sudah menjadi...er, menggelikan? Gadis itu terkejut melihat Daiki dan Inoo.
"ah, Miyuki-san, konnichiwa" sapa Inoo.
"I-Inoo-san, to Daiki-san wa...., YAOI??" ucap org yg ternyata adl Miyuki tsb.
"haa, apa?" kini Inoo mulai tersadar, iapun perlahan menatap Daiki yg sedang berada di gendongannya, ia juga tidak tau sejak kapan Daiki sudah berada di sana.
"apa?" tanya Daiki ketus.
"kau ini!"
BAKK
"ittaaaiii!!!" seru Daiki kesakitan karena Inoo melepas rangkulannya dan membuat pantat Daiki sukses mencium lantai yg dingin nan keras.
"kau salah paham" ucap Inoo mencoba menjelaskan.
"a...aa..., begitu ya" ucap Miyuki paham dgn situasinya. "lalu, apa yg Inoo-san dan Daiki-san lakukan di sini?" tanya Miyuki.
"aah, tidak. Kami hanya sedang mengurus jadwal kami utk besok." jawab Inoo.
"ooh, baiklah kalau begitu, aku permisi" setelah mengatakan hal tsb, gadis cantik berponi itupun pergi meninggalkan Inoo dan Daiki yg sedang ber "ah" ria karna merasa lega akan situasinya.
"oi, Inoo-chan, apa kau tdk merasa gadis itu mencurigakan?" tanya Daiki.
"menurutku tidak."
"apa mungkin dia menguntitmu dan mengetahui bahwa kau akan datang lebih pagi dan sengaja menaruh surat itu diatas mejamu?"
"itu tidak mungkin. Lagipula, aku tak pernah membeberkah soal jam keberangkatanku ke sekolah selain pada kedua peliharaanku" jawab Inoo.
"ooh, yasudah. Sekarang kita bisa pulang kan?"
dan merekapun meninggalkan sepucuk surat balasan tsb, lalu ketika ruangan menjadi sangat sepi, seseorang masuk kedalam kelas dan mengambil surat tsb.

Tbc....